Brilio.net - Baru-baru ini, gelombang protes kembali melanda Indonesia setelah DPR menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait aturan Pilkada 2024. Kebijakan ini memicu reaksi keras dari berbagai lapisan masyarakat yang turun ke jalan untuk menyampaikan ketidakpuasan mereka. Selain Jakarta, aksi protes juga terjadi di Semarang, di mana massa yang terdiri dari warga dan mahasiswa berkumpul untuk menyuarakan aspirasi di depan gedung DPRD Jawa Tengah.

Namun, situasi memanas ketika aparat kepolisian melepaskan tembakan gas air mata ke tengah kerumunan. Momen tersebut pun terekam dalam sebuah video yang dibagikan akun X @GUSDURians pada Kamis (22/8). Penggunaan gas air mata memang sering digunakan pihak berwajib untuk membubarkan massa.

Meski begitu, tembakan gas air mata ini bisa memicu kekhawatiran akan dampak kesehatan yang ditimbulkan. Pasalnya, paparan zat kimia dari gas air mata dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Gas air mata merupakan senyawa kimia yang dirancang untuk mengiritasi selaput lendir di mata, hidung, mulut, dan paru-paru.

Efek samping dari paparan gas air mata bisa bervariasi, tergantung pada durasi paparan dan sensitivitas individu terhadap zat tersebut. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (22/8), berikut ini adalah beberapa efek samping utama setelah terkena gas air mata, berdasarkan temuan medis dan penelitian kesehatan.


Efek samping terkena gas air mata

cara mengatasi gas air mata freepik.com

foto: freepik.com

1. Iritasi mata dan kebutaan sementara.

Efek yang paling cepat dirasakan setelah terkena gas air mata adalah iritasi mata. Gas ini memicu rasa perih dan terbakar yang intens di mata, sehingga menyebabkan keluarnya air mata secara berlebihan. Dalam beberapa kasus, paparan gas air mata juga bisa menyebabkan kebutaan sementara.

Orang yang terkena gas air mata biasanya sangat sensitif terhadap cahaya dan penglihatan bisa menjadi kabur. Menurut World Health Organization (WHO), efek ini biasanya akan mereda setelah beberapa menit hingga beberapa jam, tetapi pada paparan yang berat, bisa memerlukan penanganan medis lebih lanjut.

2. Kesulitan bernapas dan batuk.

Gas air mata juga dapat mengiritasi saluran pernapasan, menyebabkan kamu merasa sesak napas dan sering kali disertai dengan batuk yang parah. Bagi mereka yang memiliki kondisi pernapasan seperti asma atau bronkitis, paparan gas air mata bisa memperburuk gejala dan memicu serangan yang lebih serius. Menurut American Academy of Ophthalmology, gas air mata dapat menyebabkan bronkospasme, yaitu penyempitan tiba-tiba pada otot-otot di dinding bronkus yang membuat pernapasan semakin sulit.

3. Iritasi kulit.

Paparan gas air mata tidak hanya mempengaruhi mata dan sistem pernapasan, tetapi juga bisa menimbulkan iritasi pada kulit. Zat kimia ini dapat menyebabkan ruam, kemerahan, dan sensasi terbakar pada kulit yang terpapar. Jika kamu berkeringat atau memiliki luka terbuka, efeknya bisa menjadi lebih parah. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa gas air mata dapat menyebabkan dermatitis kontak, yaitu peradangan kulit yang terjadi akibat kontak langsung dengan zat iritan.

4. Mual dan muntah.

Selain efek fisik yang langsung terasa pada mata dan saluran pernapasan, gas air mata juga bisa menyebabkan mual dan muntah. Ini terjadi karena zat kimia dalam gas air mata dapat mengiritasi selaput lendir di perut saat terhirup yang memicu reaksi mual. Jika kamu terpapar dalam jumlah yang signifikan, kamu mungkin akan merasa pusing dan kehilangan keseimbangan.

5. Efek psikologis.

Selain efek fisik, paparan gas air mata juga bisa menimbulkan dampak psikologis. Rasa panik, takut, dan cemas sering kali menyertai gejala fisik yang muncul, terutama jika kamu terjebak di tengah kerumunan yang panik. Dalam situasi darurat seperti ini, efek psikologis dapat memperburuk gejala fisik, menyebabkan hiperventilasi atau bahkan kehilangan kesadaran.

Cara mengatasi terkena gas air mata

cara mengatasi gas air mata freepik.com

foto: freepik.com

Jika kamu terkena gas air mata, penting untuk tetap tenang dan segera melakukan langkah-langkah berikut untuk meminimalisir efek samping:

1. Segera jauh dari sumber gas.

Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah segera menjauh dari sumber gas air mata. Bergerak ke tempat yang lebih tinggi dan terkena angin bisa membantu mengurangi paparan lebih lanjut. Hindari menggosok mata atau wajah, karena ini bisa memperburuk iritasi.

2. Cuci mata dengan air bersih.

Segera cuci mata kamu dengan air bersih selama beberapa menit untuk menghilangkan sisa-sisa gas air mata yang menempel. Gunakan air mengalir dan jangan gunakan sabun atau bahan kimia lainnya yang bisa memperparah iritasi. Menurut Mayo Clinic, membilas mata dengan larutan saline atau air mata buatan bisa membantu mengurangi rasa perih dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

3. Ganti pakaian dan mandi.

Setelah berhasil menjauh dari area yang terpapar gas air mata, segera ganti pakaian yang kamu kenakan, karena gas bisa menempel pada serat kain dan terus mengiritasi kulit. Mandi dengan air dingin dan sabun lembut juga bisa membantu menghilangkan zat kimia yang menempel di kulit.

4. Gunakan masker dan kacamata pelindung.

Jika kamu harus tetap berada di area yang berisiko terpapar gas air mata, pastikan untuk menggunakan masker dan kacamata pelindung. Masker akan membantu melindungi saluran pernapasan kamu, sementara kacamata bisa melindungi mata dari iritasi lebih lanjut.

5. Konsultasi dengan tenaga medis.

Jika gejala yang kamu alami tidak kunjung membaik atau justru memburuk, segera konsultasikan dengan tenaga medis. Mereka bisa memberikan perawatan lebih lanjut seperti obat tetes mata, inhaler, atau pengobatan lainnya yang sesuai dengan kondisi kamu.

Paparan gas air mata bisa menjadi pengalaman yang sangat tidak menyenangkan, tetapi dengan pengetahuan yang tepat tentang efek samping dan cara mengatasinya, kamu bisa melindungi diri dan membantu orang-orang di sekitarmu. Tetap waspada dan selalu prioritaskan keselamatan diri dalam setiap situasi darurat.