Brilio.net - Ria Ricis baru-baru ini berbagi kabar tentang perkembangan anaknya, Moana yang didiagnosis mengalami speech delay atau keterlambatan bicara. Memasuki usia dua tahun, Moana belum menunjukkan kemampuan berbicara seperti anak-anak seusianya. Untuk membantu perkembangan bicara Moana, Ricis mengungkapkan bahwa anaknya kini menjalani terapi.

Ricis juga menuturkan bahwa salah satu penyebab kondisi Moana adalah terlalu banyak bermain dengan mainan, sehingga fokusnya terganggu. Meski begitu, Ricis tetap sabar dan telaten mengajari Moana untuk berbicara. Hal ini tentu saja mengundang perhatian banyak orang tua yang mungkin sedang menghadapi tantangan yang sama dengan anak mereka.

Speech delay memang menjadi salah satu kekhawatiran banyak orang tua. Memahami faktor-faktor penyebab serta cara mengatasinya bisa menjadi langkah awal yang penting untuk mendukung perkembangan anak.

Berikut ini brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Kamis (24/10), ada beberapa faktor penyebab speech delay dan cara yang bisa kamu lakukan untuk membantu anak yang mengalami keterlambatan bicara.

7 Faktor penyebab speech delay pada anak.

Anak Ria Ricis alami speech delay © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

1. Kurangnya stimulasi interaksi sosial.

Salah satu penyebab utama keterlambatan bicara pada anak adalah kurangnya interaksi sosial dengan orang di sekitarnya. Anak-anak yang sering dibiarkan bermain sendiri atau terlalu banyak menonton TV tanpa adanya percakapan langsung dengan orang tua, cenderung mengalami keterlambatan dalam berbicara.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Speech, Language, and Hearing Research, anak-anak yang mendapatkan lebih banyak interaksi verbal dengan orang tua atau pengasuh cenderung memiliki perkembangan bahasa yang lebih baik.

2. Penggunaan gadget yang berlebihan.

Terlalu sering terpapar gadget dan teknologi bisa menghambat kemampuan bicara anak. Anak yang terlalu banyak bermain gadget biasanya kurang aktif secara verbal. Selain itu, bermain gadget cenderung membuat anak lebih pasif karena hanya menyerap informasi tanpa adanya komunikasi dua arah.

American Academy of Pediatrics menyarankan agar anak di bawah usia 18 bulan tidak terpapar layar sama sekali, sementara untuk anak di atas usia tersebut, penggunaannya harus sangat dibatasi.

3. Faktor genetik.

Speech delay bisa terjadi karena faktor genetik. Jika ada riwayat keluarga dengan masalah keterlambatan bicara atau gangguan perkembangan bahasa, kemungkinan besar anak juga akan mengalami hal yang sama. Menurut studi yang dilakukan oleh National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), anak-anak yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan bicara memiliki risiko lebih tinggi mengalami keterlambatan perkembangan bahasa.

4. Gangguan pendengaran.

Keterlambatan bicara juga bisa disebabkan oleh gangguan pendengaran. Anak yang tidak bisa mendengar dengan baik akan kesulitan meniru suara dan kata-kata yang didengarnya, sehingga perkembangan bicaranya terhambat. Tes pendengaran bisa dilakukan untuk memastikan apakah gangguan pendengaran menjadi faktor penyebab keterlambatan bicara pada anak.

5. Gangguan perkembangan neurologis.

Anak yang mengalami gangguan perkembangan neurologis, seperti autisme atau cerebral palsy, mungkin juga mengalami keterlambatan bicara. Gangguan ini mempengaruhi kemampuan otak untuk memproses informasi secara normal, sehingga mempengaruhi kemampuan bicara dan bahasa anak. Deteksi dini dan intervensi melalui terapi wicara bisa membantu anak dengan kondisi ini.

6. Bilingual atau multilingual.

Anak yang dibesarkan dalam lingkungan bilingual atau multilingual kadang-kadang bisa mengalami keterlambatan bicara sementara. Hal ini disebabkan oleh kebingungan dalam membedakan bahasa yang berbeda.

Namun, kondisi ini biasanya bersifat sementara dan anak akan mengejar ketertinggalannya seiring waktu. Penelitian yang diterbitkan di Bilingualism: Language and Cognition menunjukkan bahwa anak-anak bilingual mungkin mengalami keterlambatan bicara awal, tetapi pada akhirnya mereka memiliki keuntungan kognitif dari kemampuan bilingual mereka.

7. Masalah dengan struktur mulut atau lidah.

Anak yang memiliki masalah fisik pada struktur mulut, lidah, atau langit-langit mulut juga bisa mengalami keterlambatan bicara. Kondisi seperti tongue-tie (keterikatan lidah yang berlebihan) bisa mempengaruhi kemampuan anak untuk memproduksi suara dengan benar. Jika ditemukan masalah fisik seperti ini, dokter mungkin akan merekomendasikan intervensi medis untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Cara mengatasi speech delay pada anak.

Anak Ria Ricis alami speech delay © 2024 brilio.net

foto: freepik.com/jcomp

1. Berikan stimulasi verbal yang konsisten.

Untuk membantu anak mengembangkan kemampuan bicaranya, penting untuk memberikan stimulasi verbal secara konsisten. Ajak anak berbicara sesering mungkin, meskipun mereka belum bisa merespons dengan kata-kata. Bacakan buku cerita, nyanyikan lagu, atau ajak anak berbicara tentang kegiatan sehari-hari. Semakin banyak anak mendengar kata-kata, semakin besar kemungkinan mereka akan meniru dan mulai berbicara.

2. Kurangi penggunaan gadget.

Membatasi waktu layar sangat penting untuk anak yang mengalami keterlambatan bicara. Alihkan perhatian anak ke aktivitas lain yang bisa meningkatkan interaksi sosial, seperti bermain bersama teman atau keluarga. Aktivitas yang melibatkan komunikasi langsung lebih efektif dalam merangsang perkembangan bahasa anak.

3. Konsultasi dengan ahli terapi wicara.

Jika kamu merasa anak mengalami keterlambatan bicara yang signifikan, segera konsultasikan dengan ahli terapi wicara. Terapis wicara bisa membantu mengevaluasi kondisi anak dan memberikan latihan yang sesuai untuk memperbaiki kemampuan bicara mereka. Terapi wicara seringkali menjadi solusi efektif bagi anak-anak yang mengalami speech delay.

4. Tes pendengaran.

Jika kamu mencurigai bahwa anak mengalami masalah pendengaran, jangan ragu untuk melakukan tes pendengaran. Anak yang memiliki gangguan pendengaran mungkin perlu alat bantu dengar atau terapi khusus untuk membantu mereka berkomunikasi dengan lebih baik.

5. Beri anak waktu untuk menjawab.

Saat berbicara dengan anak, berikan mereka waktu untuk merespons. Jangan buru-buru memberikan jawaban atau menyelesaikan kalimat untuk mereka. Hal ini akan membantu anak belajar berpikir dan merangkai kata-kata sendiri.

6. Perkenalkan anak pada lingkungan bilingual secara perlahan.

Jika anak dibesarkan di lingkungan bilingual, pastikan mereka tidak terlalu bingung dengan perbedaan bahasa yang digunakan. Kamu bisa mengenalkan satu bahasa terlebih dahulu secara konsisten, lalu secara bertahap memperkenalkan bahasa lainnya. Konsistensi dalam penggunaan bahasa sangat penting untuk membantu anak mengembangkan kemampuan bahasa mereka.

7. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

Jika keterlambatan bicara disebabkan oleh faktor fisik seperti masalah pada struktur mulut atau lidah, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan dini bisa membantu memperbaiki masalah ini dan mempercepat perkembangan bicara anak.