Brilio.net - Istilah 'Jam Koma' belakangan ini viral dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial, terutama di kalangan Gen Z. Tingginya penggunaan hashtag #jamkoma di TikTok maupun Instagram menunjukkan bagaimana tren ini telah menyebar dengan cepat di dunia maya.

Tak sedikit netizen yang membagikan pengalaman mengalami fenomena jam koma yang muncul. Kondisi ini sebagai bentuk adaptasi gaya hidup generasi muda terhadap pola tidur yang tidak teratur. Atau bahkan mengabaikan waktu istirahat sehingga tubuh kelelahan tetapi tetap beraktivitas.

Meski begitu, penggunaan istilah ini tidak berkaitan dengan kondisi medis namun hanya sebagai istilah yang ramai digunakan gen Z. Secara sederhana, jam koma sebagai kondisi dimana seseorang terlihat lelah, lesu, atau kurang fokus tapi tetap menjalani aktivitas tertentu.

Lantas apa itu jam koma? Supaya lebih paham dengan istilah ini, yuk simak di bawah ini brilio.net sadur dari berbagai sumber, Senin (21/10)

Apa itu jam koma?

Apa itu Jam Koma? © 2024 freepik.com

 

Apa itu Jam Koma?
freepik.com/jcomp

Istilah "jam koma" merupakan fenomena yang belakangan ini populer di kalangan Gen Z dan sering digunakan di media sosial untuk menggambarkan kondisi lelah ekstrem atau penurunan energi pada waktu tertentu dalam sehari.

Jam koma secara harfiah mengacu pada waktu di mana seseorang mengalami kelelahan luar biasa, baik fisik maupun mental, sehingga sulit untuk fokus. Meski tidak memiliki dasar ilmiah resmi, istilah ini menjadi simbol bagaimana anak muda saat ini menggambarkan perasaan mereka ketika kelelahan menyerang di tengah rutinitas yang padat.

Biasanya, jam koma terjadi pada sore atau malam hari, ketika tubuh maupun pikiran mulai lelah setelah menjalani berbagai aktivitas. Bagi sebagian orang, ini bisa terjadi sekitar pukul 2-4 sore, ketika tingkat energi menurun akibat ritme sirkadian tubuh, bahkan bisa juga terjadi pada malam hari setelah pukul 8-10 malam, terutama setelah beraktivitas seharian tanpa istirahat yang cukup. Pada waktu-waktu ini, banyak yang merasa seperti sedang berada dalam keadaan koma (setengah sadar) karena sangat sulit untuk berkonsentrasi.

Penyebab dari fenomena jam koma bisa beragam, mulai dari kurang tidur, pola makan yang tidak teratur, hingga tekanan pekerjaan atau studi yang terus-menerus. Gen Z, yang sering kali harus menyeimbangkan banyak hal dalam kehidupan seperti kuliah, bekerja, hobi, hingga aktivitas sosial—lebih rentan mengalami kelelahan seperti ini.

Selain itu, gaya hidup modern yang dipenuhi dengan stimulasi konstan dari media sosial dan teknologi juga dapat memengaruhi pola tidur sekaligus tingkat energi, sehingga memperparah kondisi jam koma. Fenomena ini juga menunjukkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental serta fisik di kalangan Gen Z.

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang mungkin lebih enggan membicarakan tekanan emosional, generasi muda saat ini lebih terbuka dalam membahas masalah tersebut. Melalui media sosial, banyak yang berbagi pengalaman serta merasa terhubung dengan orang lain yang mengalami hal serupa, menciptakan komunitas yang saling mendukung untuk melewati jam koma sehari-hari.

Untuk mengatasi kondisi ini, beberapa orang berusaha mengambil langkah preventif, seperti memperbaiki pola tidur, mengatur waktu istirahat, hingga menjaga pola makan yang sehat. Beberapa juga menemukan bahwa melakukan aktivitas ringan seperti jalan kaki singkat ataupun melakukan latihan pernapasan dapat membantu memulihkan energi saat jam koma menyerang.

Secara keseluruhan, istilah "jam koma" menjadi refleksi dari bagaimana gen z merespons gaya hidup modern yang penuh tekanan. Istilah ini juga menunjukkan pentingnya mengenali batasan tubuh dan pikiran serta mencari cara yang efektif untuk menjaga keseimbangan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.