Brilio.net - Multiple sclerosis (MS) adalah gangguan saraf yang memengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk otak, mata, dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang mielin, lapisan pelindung lemak yang membungkus serabut saraf.

Akibatnya, komunikasi antara otak hingga tubuh menjadi terganggu, yang jika tidak segera ditangani, dapat berujung pada kerusakan saraf permanen. Gejala multiple sclerosis sangat beragam, tergantung pada saraf mana yang terkena dan seberapa parah kerusakan tersebut.

Beberapa gejala yang sering muncul antara lain gangguan penglihatan, kesulitan koordinasi tubuh, serta mati rasa pada bagian tubuh tertentu. Pada kasus yang lebih parah, penderita mungkin kehilangan kemampuan berjalan secara mandiri, sedangkan pada kasus lain, gejala dapat berkurang tanpa munculnya gejala baru.

Multiple sclerosis paling sering menyerang individu berusia antara 30 hingga 40 tahun, dengan prevalensi global sekitar 30 kasus per 100.000 populasi. Meski begitu, hanya sebagian kecil kasus (sekitar 2-5%) yang terjadi pada usia di bawah 18 tahun.

Gejala dan tingkat keparahan penyakit ini bisa sangat bervariasi, sehingga diagnosis dini maupun perawatan yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas hidup penderita. Supaya lebih memahami penyakit ini, yuk simak ulasan lengkap di bawah ini! Brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Senin (23/9)

Gejala multiple sclerosis

Apa itu multiple sclerosis © 2024 brilio.net

Apa itu multiple sclerosis
freepik.com

Setiap pengidap multiple sclerosis mengalami tanda maupun gejala yang berbeda-beda. Adapun gejala yang sering memengaruhi gerakan, seperti:

Berikut adalah parafrase dari setiap poin yang Anda berikan:

1. Kehilangan rasa atau kelemahan pada salah satu atau lebih bagian tubuh, yang biasanya terjadi pada satu sisi tubuh dalam waktu yang bersamaan.

2. Sensasi seperti tersengat listrik yang muncul ketika leher digerakkan dengan cara tertentu, terutama saat menundukkan kepala ke depan.

3. Tremor, kurangnya koordinasi tubuh, atau langkah yang tidak stabil.

- Masalah penglihatan yang sering dialami meliputi:

1. Kehilangan penglihatan sebagian atau seluruhnya, biasanya terjadi pada satu mata secara bersamaan, sering kali disertai rasa nyeri saat mata bergerak.

2. Penglihatan ganda yang berlangsung lama.

3. Penglihatan yang buram.

- Gejala multiple sclerosis lainnya meliputi:

1. Bicara yang tidak jelas.

2. Rasa lelah yang berlebihan.

3. Pusing.

4. Sensasi kesemutan atau rasa sakit di beberapa bagian tubuh.

5. Kesemutan atau rasa nyeri di area tertentu pada tubuh.

6. Gangguan pada fungsi seksual, serta masalah pada buang air besar dan kandung kemih.

Diagnose multiple sclerosis

Apa itu multiple sclerosis © 2024 brilio.net

Apa itu multiple sclerosis
Istimewa

Diagnosis multiple sclerosis (MS) melibatkan serangkaian langkah yang dilakukan oleh dokter untuk menentukan apakah seseorang mengalami kondisi ini. MS tidak bisa didiagnosis hanya dengan satu tes, karena gejalanya bervariasi dan bisa mirip dengan kondisi lain. Oleh karena itu, diagnosis dilakukan melalui proses eliminasi dengan serangkaian pemeriksaan. Langkah-langkah utama dalam diagnosis MS:

1. Riwayat medis dan pemeriksaan fisik

Dokter akan memulai dengan meninjau riwayat kesehatan pasien, termasuk gejala yang dialami, serta melakukan pemeriksaan neurologis untuk mengamati tanda-tanda masalah pada sistem saraf. Gejala-gejala yang khas, seperti kelemahan otot, gangguan penglihatan, dan masalah keseimbangan, akan dicatat.

2. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI ialah tes pencitraan yang paling sering digunakan dalam mendiagnosis MS. Tes ini memungkinkan dokter melihat detail otak dan sumsum tulang belakang, mencari lesi atau area kerusakan pada mielin (lapisan pelindung saraf). Lesi ini merupakan salah satu tanda khas dari MS, serta keberadaan lesi baru atau lama bisa membantu mengkonfirmasi diagnosis.

3. Pungsi lumbal (lumbar puncture)

Pungsi lumbal melibatkan pengambilan sampel cairan serebrospinal (cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang). Pada penderita MS, cairan ini sering kali menunjukkan kelainan protein atau sel imun tertentu yang tidak normal, yang merupakan tanda peradangan di sistem saraf pusat.

4. Evoked potentials test (Tes potensi evoced)

Tes ini mengukur kecepatan sinyal listrik yang dikirim oleh saraf sebagai respons terhadap rangsangan. Pada penderita MS, sinyal ini mungkin melambat akibat kerusakan mielin. Tes ini dapat membantu mengidentifikasi kerusakan saraf yang tidak menimbulkan gejala yang terlihat.

5. Tes darah

Tes darah dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi lain yang bisa meniru gejala MS, seperti penyakit infeksi, autoimun lain, atau defisiensi vitamin. Walaupun tidak ada tes darah khusus untuk MS, hasil tes ini bisa membantu dalam proses eliminasi.

6. Kriteria McDonald

Untuk mengonfirmasi diagnosis MS, dokter sering kali menggunakan Kriteria McDonald, yang menggabungkan hasil MRI, pungsi lumbal, dan tanda klinis. Kriteria ini memungkinkan dokter menegakkan diagnosis MS lebih akurat, terutama bila gejalanya masih belum konsisten.

Perawatan multiple sclerosis

Apa itu multiple sclerosis © 2024 brilio.net

Apa itu multiple sclerosis
freepik.com

Perawatan multiple sclerosis melibatkan berbagai metode untuk mengatasi gejala dan memperlambat perkembangan penyakit. Meskipun tidak bisa disembuhkan, pengobatan dapat membantu menjaga kualitas hidup pasien. Adapun perawatan multiple sclerosis, diantaranya:

1. Terapi modifikasi penyakit

Perawatan ini bertujuan mengurangi serangan dan memperlambat kerusakan saraf. Obat-obatan seperti interferon beta maupun ocrelizumab digunakan untuk menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh yang menyerang mielin.

2. Terapi untuk mengatasi gejala

Beberapa obat, seperti kortikosteroid, membantu mengurangi peradangan saat serangan terjadi. Obat-obatan lain digunakan untuk mengatasi gejala spesifik, seperti kelelahan, kejang otot, atau masalah kandung kemih.

3. Rehabilitasi dan fisioterapi

Fisioterapi dan terapi okupasional membantu pasien mempertahankan mobilitas maupun kemandirian pasien. Terapi ini juga bermanfaat untuk masalah bicara serta fungsi kognitif.

4. Pendekatan komplementer

Beberapa pasien mencoba yoga, akupunktur, dan pijat sebagai tambahan untuk meredakan gejala. Namun, konsultasi dengan dokter tetap diperlukan sebelum memulai terapi komplementer.

5. Dukungan psikologis

Penderita multiple sclerosis sering memerlukan dukungan emosional. Konseling dan terapi perilaku kognitif bisa membantu mereka mengelola stres hingga depresi.

6. Gaya hidup sehat

Diet seimbang, olahraga ringan, hingga manajemen stres sangat penting untuk menjaga kondisi fisik sekaligus mental penderita multiple sclerosis. Gaya hidup sehat membantu mengurangi kelelahan serta mendukung kesehatan saraf.