Brilio.net - Penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah inklusi telah membawa banyak perubahan positif bagi sistem pendidikan di Indonesia. Salah satu keuntungan utama dari penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah inklusi yakni fleksibilitasnya dalam menyesuaikan pembelajaran sesuai kebutuhan siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Dengan pendekatan ini, setiap siswa dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal tanpa terbatas oleh standar kurikulum yang kaku. Kurikulum Merdeka juga memberikan ruang bagi guru untuk lebih kreatif dalam menyusun metode pengajaran yang inklusif dan beragam.
Keuntungan utama dari penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah inklusi terlihat dari kemampuan guru untuk memilih perangkat ajar yang lebih relevan bagi perkembangan siswa. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih sesuai dengan kondisi individu setiap siswa.
Selain itu, sekolah inklusi yang menerapkan Kurikulum Merdeka mampu menciptakan lingkungan yang lebih suportif dan adaptif bagi siswa dengan berbagai latar belakang. Salah satu keuntungan utama dari penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah inklusi yaitu peningkatan rasa percaya diri siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Setiap siswa merasa dihargai dan didukung dalam proses belajar, sehingga mendorong partisipasi aktif maupun hasil belajar yang lebih baik. Berikut ini ulasan lengkapnya dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (9/9).
Keuntungan utama dari penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah inklusi.
1. Pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel
Salah satu keuntungan utama dari penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah inklusi yaitu fleksibilitas dalam pendekatan pembelajaran. Kurikulum ini dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan siswa dengan berbagai kemampuan, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus.
Guru memiliki kebebasan untuk memilih materi ajar maupun metode yang paling efektif bagi setiap individu. Hal ini memungkinkan siswa belajar sesuai dengan ritme hingga potensi mereka, sehingga memperkecil kesenjangan dalam pencapaian pendidikan. Pendekatan ini juga mendorong guru untuk lebih kreatif dalam mendesain kegiatan belajar yang inklusif sekaligus menyenangkan bagi semua siswa.
2. Meningkatkan partisipasi siswa
Penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah inklusi juga membawa keuntungan dalam meningkatkan partisipasi siswa. Siswa dengan kebutuhan khusus sering kali merasa terpinggirkan dalam sistem pendidikan yang terlalu terstruktur. Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat lebih aktif dalam proses belajar.
Proyek maupun pembelajaran berbasis minat yang diterapkan memungkinkan setiap siswa berkontribusi sesuai dengan kemampuannya, sehingga mereka merasa lebih dihargai dan termotivasi. Ini juga membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif serta kolaboratif.
3. Penguatan karakter melalui profil pelajar pancasila
Keuntungan lain dari Kurikulum Merdeka di sekolah inklusi yakni fokusnya pada penguatan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila. Dalam kurikulum ini, siswa tidak hanya belajar untuk mencapai hasil akademis, tetapi juga diajarkan nilai-nilai penting seperti gotong royong, integritas, dan kepedulian terhadap sesama.
Penguatan nilai-nilai ini sangat relevan dalam konteks sekolah inklusi, di mana keberagaman menjadi bagian integral dari proses belajar. Dengan membangun karakter yang kuat, siswa dapat tumbuh menjadi individu yang berdaya dan siap menghadapi tantangan dalam masyarakat yang inklusif.
4. Dukungan pada pengembangan potensi siswa
Sekolah inklusi yang menerapkan Kurikulum Merdeka juga mendapatkan keuntungan dalam hal pengembangan potensi siswa. Kurikulum ini dirancang untuk membantu setiap siswa, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus, dalam mengembangkan minat maupun bakatnya secara maksimal.
Guru didorong untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan masing-masing siswa, serta memberikan dukungan yang sesuai untuk membantu mereka berkembang. Dengan demikian, setiap siswa memiliki peluang yang sama untuk mencapai keberhasilan, baik secara akademik maupun non-akademik.
5. Peningkatan kualitas evaluasi dan asesmen
Kurikulum Merdeka memberikan pendekatan asesmen yang lebih holistik, yang sangat bermanfaat bagi siswa di sekolah inklusi. Alih-alih hanya berfokus pada hasil ujian, kurikulum ini menekankan evaluasi berkelanjutan yang mengukur kemajuan siswa secara keseluruhan.
Metode penilaian ini lebih manusiawi dan tidak membebani siswa dengan kebutuhan khusus. Siswa dinilai berdasarkan perkembangan individu mereka, yang membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih positif serta mendorong rasa percaya diri.
6. Penyesuaian terhadap kebutuhan individual siswa
Keunggulan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah inklusi ialah kemampuannya untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan individual siswa. Kurikulum ini memungkinkan guru untuk merancang pendekatan yang sesuai dengan gaya belajar dan kemampuan unik setiap siswa, termasuk mereka dengan kebutuhan khusus.
Hal ini sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, di mana setiap siswa merasa diperhatikan maupun didukung. Dengan penyesuaian ini, siswa dapat belajar lebih efektif sekaligus merasa lebih nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.
7. Lingkungan belajar yang lebih inklusif dan suportif
Dengan penerapan Kurikulum Merdeka, sekolah inklusi dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan suportif. Kurikulum ini mendorong penerimaan terhadap keragaman serta memberikan ruang bagi setiap siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuan mereka.
Guru, siswa, serta seluruh komunitas sekolah dilatih untuk mengadopsi sikap inklusif, yang memungkinkan setiap siswa merasa diterima tanpa memandang perbedaan fisik, mental, atau akademis. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka membantu menciptakan suasana yang mendukung perkembangan holistik semua siswa.
Recommended By Editor
- Curahan pelajar di tengah kebebasan memilih jurusan, dari yang sempat tersesat hingga temukan semangat
- Apa itu Kurikulum Merdeka? Kenali pengertian dan prinsip, dan komponen utamanya
- Kemendikbud resmi hapus jurusan IPA, IPS, & Bahasa mulai 2024, ini teknis pembelajaran di tingkat SMA
- Tingkat numerasi anak Indonesia capai 67 persen, 7 upaya tingkatkan kemampuan numerasi anak sejak dini
- 35 Contoh saran untuk sekolah, bantu tingkatkan kemajuan fasilitas pendidikan