Brilio.net - Ketika Paus Fransiskus mengunjungi Jakarta, ia memilih untuk menginap di Nunsiatura Apostolik. Nunsiatura Apostolik disebut juga Kedutaan Besar Tahta Suci Vatikan. Meskipun tempat ini tidak terlalu dikenal oleh masyarakat umum, Nunsiatura Apostolik memiliki peran yang sangat penting bagi umat Katolik di Indonesia.

Nunsiatura Apostolik tidak seperti kedutaan besar pada umumnya. Dengan status dan fungsi yang unik, tempat ini menjadi saksi bisu dari berbagai momen bersejarah dan diplomasi spiritual antara Vatikan dan negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Nunsiatura Apostolik di Jakarta bukan hanya sekadar kantor diplomatik Vatikan, tetapi juga menjadi simbol hubungan erat antara Takhta Suci dan umat Katolik di Indonesia. Sebagai perwakilan diplomatik tertinggi dari Vatikan, Nunsiatura Apostolik memainkan peran penting dalam menjaga hubungan baik antara Gereja Katolik dan pemerintah Indonesia. Lebih dari itu, tempat ini juga berfungsi sebagai rumah bagi Paus Fransiskus dan para delegasi Vatikan lainnya saat mereka berkunjung ke Indonesia. Keberadaan Nunsiatura Apostolik ini mengukuhkan posisi Gereja Katolik sebagai bagian integral dari keberagaman spiritual di Indonesia.

Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang terkenal dengan rendah hatinya, memilih Nunsiatura Apostolik sebagai tempat beristirahat bukan tanpa alasan. Pilihan ini mencerminkan kedekatannya dengan komunitas Katolik lokal dan komitmennya terhadap misi diplomatik serta spiritual. Paus Fransiskus sering kali menekankan pentingnya dialog antarumat beragama dan perdamaian dunia, yang juga tercermin dalam setiap perjalanannya ke luar negeri, termasuk ke Indonesia. Kunjungan dan penginapan Paus di Nunsiatura Apostolik bukan hanya sebuah tradisi diplomatik, tetapi juga sebuah tanda penghargaan terhadap komunitas Katolik di Indonesia.

Apa itu Nunsiatura Apostolik dan bagaimana sejarahnya, siapa juga Paus Fransiskus itu? Simak lansiran brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (3/9).

Apa itu Nunsiatura Apostolik?

Sejarah Nunsiatura Apostolik dari berbagai sumber

foto: nunciatureindonesia.org

Nunsiatura Apostolik adalah perwakilan diplomatik dari Vatikan yang setara dengan kedutaan besar di negara lain. Berbeda dengan kedutaan besar yang mewakili negara lain, Nunsiatura Apostolik mewakili Vatikan sebagai sebuah entitas spiritual yang menjalankan diplomasi spiritual dan politik.

Di Nunsiatura, Nunsius Apostolik, duta besar Vatikan bertugas untuk menjalin hubungan baik antara Gereja Katolik dan pemerintah di negara setempat. Di Indonesia, Nunsiatura Apostolik terletak di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta.

Nunsiatura Apostolik memiliki peran sangat strategis dan berbeda dari kedutaan besar lainnya. Selain berfungsi sebagai perwakilan diplomatik, Nunsiatura juga menjadi pusat koordinasi untuk kegiatan keagamaan Gereja Katolik di Indonesia, termasuk penunjukan uskup, pemilihan gereja, dan bantuan sosial. Dengan statusnya yang istimewa, Nunsiatura Apostolik juga menjadi tempat istimewa bagi para pemimpin Gereja Katolik saat berkunjung ke Indonesia, termasuk Paus Fransiskus.

Sejarah Nunsiatura Apostolik.

Sejarah Nunsiatura Apostolik dari berbagai sumber

foto: nunciatureindonesia.org

Menurut situs nunciatureindonesia.org, sejarah Nunsiatura Apostolik Indonesia dimulai pada 6 Juli 1947, ketika Paus Pius XII mengangkat Uskup Agung de Jonghe d'Ardoye sebagai "Delegatus Apostolik di Kepulauan Indonesia". Surat Apostolik yang menetapkan Delegasi Apostolik di Indonesia dikeluarkan pada hari berikutnya. Pada 4 Januari 1950, Takhta Suci secara resmi mengakui Republik Indonesia Serikat (RIS) dan mengumumkan pada 10 Januari 1950 bahwa hubungan diplomatik dengan Indonesia telah dijalin, dengan pendirian Internunsiatur Apostolik di Jakarta.

Kemudian pada 7 Desember 1966, Internunsiatur di Indonesia diangkat menjadi Nunsiatur Apostolik. Pada hari yang sama, Uskup Agung Salvatore Pappalardo diangkat sebagai Pro-Nunsius Apostolik di Indonesia. Sejak saat itu, perwakilan Indonesia di Takhta Suci Vatikan berstatus sebagai Kedutaan Besar. Pada 9-14 Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II melakukan kunjungan ke Indonesia dan tinggal di Nunsiatura Apostolik Jakarta. Selama kunjungannya, Paus Yohanes Paulus II bertemu dengan berbagai tokoh, termasuk uskup, pejabat sipil, dan klerus, serta mengunjungi beberapa situs budaya.

Antara 2007 hingga 2010, gedung Nunsiatura Apostolik Indonesia mengalami restorasi dan perluasan. Pada 11 Oktober 2009, Uskup Agung Leopoldo Girreli meresmikan kapel baru bernama "Keduabelas Rasul". Sejak didirikan pada 1947, Nunsiatura Apostolik Indonesia telah memiliki delapan Nunsius Apostolik atau Perwakilan Kepausan.

Siapa itu Paus Fransiskus?

Sejarah Nunsiatura Apostolik dari berbagai sumber

foto: Instagram/@kantorstafpresidenri

Paus Fransiskus lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, adalah Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik. Ia diangkat menjadi Paus pada Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri.

Paus Fransiskus dikenal luas karena kesederhanaannya, kerendahan hatinya, dan fokusnya pada isu-isu sosial, termasuk kemiskinan, perubahan iklim, dan dialog antarumat beragama. Gaya kepemimpinan Paus Fransiskus yang penuh kasih dan inklusif telah membuatnya menjadi tokoh yang sangat dihormati tidak hanya di kalangan Katolik, tetapi juga di dunia internasional.

Sebagai pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus sering menekankan pentingnya Gereja untuk lebih dekat dengan umat, terutama pada mereka yang terpinggirkan. Selama masa kepausannya, ia telah melakukan berbagai reformasi di dalam Vatikan dan mendorong Gereja untuk lebih terlibat dalam isu-isu sosial yang relevan di seluruh dunia. Pilihannya untuk tinggal di Nunsiatura Apostolik Jakarta selama kunjungannya mencerminkan komitmen dan perhatiannya terhadap komunitas Katolik di Indonesia sekaligus pentingnya dialog antarumat beragama di dunia modern.

Dengan sejarah yang kaya dan peran yang unik, Nunsiatura Apostolik di Jakarta menjadi lebih dari sekadar bangunan. Melainkan juga sebagai saksi perjalanan spiritual dan diplomatik yang menghubungkan Vatikan dengan Indonesia. Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dan pilihannya untuk tinggal di Nunsiatura Apostolik mengukuhkan pentingnya tempat ini sebagai jembatan antara dua entitas yang berbeda namun bersatu dalam misi perdamaian dan persatuan.