Brilio.net - Turunnya berat badan secara drastis bisa jadi tanda peringatan yang tidak boleh diabaikan. Kondisi ini bisa menjadi gejala dari berbagai penyakit serius yang memerlukan penanganan segera.

Ketika tubuh kehilangan berat badan dengan cepat tanpa adanya perubahan pola makan atau aktivitas fisik, hal ini bisa menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan yang mendalam. Penurunan berat badan drastis seringkali menunjukkan adanya masalah medis yang memerlukan perhatian profesional.

Berbagai penyakit dapat menyebabkan penurunan berat badan drastis, mulai dari infeksi kronis hingga gangguan metabolisme yang serius. Hal ini bisa mencakup kondisi-kondisi yang mengganggu fungsi tubuh secara keseluruhan, sehingga tubuh kehilangan berat badan dengan cara yang tidak normal. Mengabaikan gejala ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang lebih serius dan mempengaruhi kualitas hidup.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa penurunan berat badan yang signifikan bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami penurunan berat badan yang drastis tanpa alasan yang jelas, sebaiknya segera mencari bantuan medis untuk evaluasi lebih lanjut. Mengenali tanda-tanda ini dan mendapatkan perhatian medis yang tepat dapat membantu mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya dan mencegah perkembangan kondisi yang lebih parah.

Maka dari itu, kamu bisa mengenali apa saja penyakit yang bisa menyebabkan berat badan turun drastis. Untuk itu, brilio.net telah menyiapkan 10 penyakit yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (22/8). Yuk, simak pembahasannya.

10 Penyakit yang sebabkan berat badan turun drastis

Penurunan berat badan yang tiba-tiba dan drastis bisa menjadi sinyal peringatan akan adanya masalah kesehatan yang serius. Meskipun banyak orang mengejar penurunan berat badan, kehilangan tanpa upaya khusus patut diwaspadai. Mari telusuri 10 penyakit utama yang bisa menyebabkan berat badan turun secara drastis yang perlu kamu waspadai untuk menjaga kesehatan optimal.

1. Diabetes mellitus

Berat badan turun drastis freepik.com



foto: freepik.com

Diabetes mellitus, terutama tipe 1, dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan. Hal ini terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi dengan efektif. Akibatnya, tubuh mulai memecah lemak dan otot untuk mendapatkan energi, yang mengakibatkan penurunan berat badan.

Gejala lain yang mungkin menyertai:

- Rasa haus yang berlebihan

- Sering buang air kecil

- Kelelahan

- Penglihatan kabur

Jika kamu mengalami gejala-gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan kadar gula darah.

2. Hipertiroidisme

Berat badan turun drastis freepik.com

foto: freepik.com

Hipertiroidisme adalah kondisi di mana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Hormon tiroid berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh. Ketika produksinya meningkat, metabolisme tubuh juga meningkat, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan meskipun nafsu makan meningkat.

Gejala lain yang mungkin muncul:

- Detak jantung cepat atau tidak teratur

- Keringat berlebih

- Tremor atau gemetar

- Kecemasan atau gelisah

Pemeriksaan fungsi tiroid melalui tes darah dapat membantu mendiagnosis kondisi ini.

3. Kanker

Berat badan turun drastis freepik.com

foto: freepik.com

Berbagai jenis kanker dapat menyebabkan penurunan berat badan yang tidak diinginkan. Hal ini bisa terjadi karena sel-sel kanker menggunakan banyak energi tubuh, atau karena kanker mempengaruhi nafsu makan dan kemampuan tubuh untuk mencerna makanan.

Jenis kanker yang sering dikaitkan dengan penurunan berat badan drastis:

- Kanker pankreas

- Kanker lambung

- Kanker paru-paru

- Kanker usus besar

Gejala lain yang perlu diwaspadai tergantung pada jenis dan lokasi kanker. Jika Anda mengalami penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan disertai gejala lain yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter.

4. Penyakit crohn dan kolitis ulseratif

Berat badan turun drastis freepik.com

foto: freepik.com

Penyakit Crohn dan kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus yang dapat menyebabkan penurunan berat badan. Inflamasi pada saluran pencernaan dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menyebabkan diare kronis, yang mengakibatkan penurunan berat badan.

Gejala lain yang mungkin muncul:

- Nyeri perut

- Diare berdarah

- Kelelahan

- Demam

Diagnosis biasanya melibatkan kombinasi pemeriksaan fisik, tes darah, dan prosedur pencitraan seperti kolonoskopi.

5. Tuberkulosis (TBC)

Berat badan turun drastis freepik.com

foto: freepik.com

Tuberkulosis adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang paru-paru. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan berat badan karena meningkatkan metabolisme tubuh dan mengurangi nafsu makan.

Gejala lain yang perlu diperhatikan:

- Batuk kronis (lebih dari 3 minggu)

- Batuk berdarah

- Demam

- Keringat malam

Tes kulit atau tes darah khusus dapat membantu mendiagnosis TBC. Pengobatan dengan antibiotik diperlukan untuk menyembuhkan infeksi ini.

6. HIV/AIDS

Berat badan turun drastis freepik.com

foto: freepik.com

Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan AIDS dapat mengakibatkan penurunan berat badan yang signifikan. Virus ini melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang dapat menyebabkan infeksi oportunistik dan gangguan metabolisme.

Gejala lain yang mungkin muncul:

- Demam berkepanjangan

- Keringat malam

- Kelelahan ekstrem

- Pembengkakan kelenjar getah bening

Tes darah khusus diperlukan untuk mendiagnosis HIV. Pengobatan antiretroviral dapat membantu mengendalikan virus dan mencegah perkembangan menjadi AIDS.

7. Depresi

Berat badan turun drastis freepik.com

foto: freepik.com

Meskipun depresi adalah gangguan mental, kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan fisik, termasuk berat badan. Beberapa orang dengan depresi mengalami penurunan nafsu makan yang signifikan, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Gejala lain yang perlu diperhatikan:

- Perasaan sedih atau hampa yang terus-menerus

- Kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya dinikmati

- Gangguan tidur

- Kesulitan berkonsentrasi

Diagnosis depresi dilakukan melalui evaluasi psikiatri. Pengobatan dapat melibatkan psikoterapi, obat-obatan, atau kombinasi keduanya.

8. Pankreatitis

Berat badan turun drastis freepik.com

foto: freepik.com

Pankreatitis, atau peradangan pada pankreas, dapat menyebabkan penurunan berat badan karena gangguan pada produksi enzim pencernaan. Hal ini dapat mengakibatkan malabsorpsi nutrisi dan penurunan nafsu makan.

Gejala lain yang mungkin muncul:

- Nyeri perut yang parah

- Mual dan muntah

- Demam

- Detak jantung cepat

Diagnosis pankreatitis biasanya melibatkan tes darah dan pencitraan seperti CT scan. Pengobatan tergantung pada penyebab dan keparahan kondisi.

9. Penyakit addison

Berat badan turun drastis freepik.com

foto: freepik.com

Penyakit addison adalah kondisi di mana kelenjar adrenal tidak memproduksi hormon kortisol dan aldosteron yang cukup. Hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan, karena kortisol berperan dalam metabolisme nutrisi.

Gejala lain yang perlu diperhatikan:

- Kelelahan ekstrem

- Pusing, terutama saat berdiri

- Hiperpigmentasi kulit

- Kram otot

Diagnosis penyakit Addison melibatkan tes darah dan urin. Pengobatan biasanya melibatkan terapi penggantian hormon seumur hidup.

10. Penyakit parkinson

Berat badan turun drastis freepik.com

foto: freepik.com

Meskipun lebih dikenal dengan gejala motoriknya, penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan penurunan berat badan. Hal ini bisa terjadi karena kesulitan menelan, perubahan pada indra penciuman dan perasa, atau peningkatan pengeluaran energi akibat tremor.

Gejala lain yang mungkin muncul:

- Tremor

- Kekakuan otot

- Gerakan melambat

- Masalah keseimbangan

Diagnosis penyakit Parkinson terutama berdasarkan gejala klinis. Pengobatan bertujuan untuk mengelola gejala dan memperlambat perkembangan penyakit.