Brilio.net - Drama di kantor kadang bisa bikin mental capek sendiri, apalagi kalau udah libatin banyak orang. Tentu lingkungan kerja yang suka ngegosip, ada saja drama yang bikin kamu overwhelmed.
Overwhelm adalah kondisi ketika kamu merasa kewalahan ataupun terlalu terbebani dengan banyaknya tanggung jawab di tempat kerja. Sederhananya, pusing karena beban kerja maupun kondisi lingkungan kerja yang nggak bersahabat.
Tapi nggak perlu khawatir, ada lho cara yang bisa kamu lakukan untuk menjaga mental health dari hal-hal negatif di kantor. Terpenting, kamu menyadari bahwa menghindari drama kantor sebenarnya bukan hal sulit, asalkan paham kapan dan bagaimana harus membatasi diri.
Intinya fokus sama tugas maupun tanggung jawab pribadi supaya nggak dibawa-bawa dalam drama kantor. Dengan begitu, energi kamu nggak bakal gampang kebawa suasana negatif.
Banyak cara simpel yang bisa dicoba buat menjaga suasana kerja tetap nyaman. Misalnya, memilih lingkaran pertemanan yang positif dan nggak ikut-ikutan gosip. Selain itu, kendalikan emosi dengan baik supaya tak terjebak drama yang nggak perlu.
Berikut ini 8 cara menghindari drama kantor yang bikin overwhelm, dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (31/10).
foto: freepik.com/lookstudio
1. Batasi ngerumpi.
Gosip emang susah dihindari di kantor, apalagi pas jam makan siang. Tapi jadi tukang gosip bisa bikin kamu kena masalah, lho. Lebih baik pilih topik obrolan yang netral seperti hobi, film, atau sharing ilmu kerja.
Kalau ada yang mulai ngomongin kejelekan orang, coba alihkan pembicaraan ataupun langsung pamit dengan alasan ada kerjaan. Ingat, apa yang kamu omongin ke orang lain bisa aja balik ke kamu nantinya.
2. Jaga profesionalisme di grup chat kantor.
Grup WhatsApp kantor bukan tempat curhat maupun debat kusir. Hindari ikutan diskusi yang mulai panas ataupun memihak kubu tertentu. Gunakan grup chat murni buat koordinasi kerjaan.
Kalau ada info penting, screenshot lalu simpan buat dokumentasi. Lebih baik chat personal kalau memang perlu diskusi serius dengan rekan kerja tertentu. Ini mencegah kesalahpahaman yang nggak perlu dari interaksi di grup.
3. Stop people pleasing, sering bilang 'iya' yang berlebihan.
Mau dianggap baik sama semua orang di kantor itu normal, tapi jangan sampai berlebihan. Nggak usah merasa harus bantuin semua orang atau selalu bilang 'iya' ke setiap permintaan. Tentukan prioritas lalu kasih batasan yang jelas.
Kalau nggak sanggup handle tambahan kerjaan, bilang saja terus terang dengan sopan. Lebih baik fokus sama tanggung jawab utama ketimbang stres karena kebanyakan ambil beban orang lain.
4. Pilih circle pertemanan yang sehat.
Di kantor pasti ada saja kelompok-kelompok pertemanan. Bergaul saja dengan orang-orang yang supportive dan punya energi positif. Hindari berteman dengan tipe yang suka drama, manipulatif, atau toxic.
Kamu nggak perlu jadi best friend forever sama semua orang di kantor. Yang penting bisa kerja sama dengan baik secara profesional. Membangun hubungan sehat dengan beberapa rekan kerja lebih baik daripada punya banyak teman tapi toxic.
5. Jangan baper sama feedback atau kritik.
Terima feedback atau kritik sebagai bagian dari profesionalisme, bukan serangan personal. Kalau dapat masukan dari atasan maupun rekan kerja, fokus ke substansi lalu tentukan langkah perbaikannya.
Hindari overthinking apalagi mikirin motif di balik kritik tersebut. Belajar bedain antara kritik yang membangun dan toxic criticism. Kalau dapat feedback yang kurang konstruktif, coba diskusikan baik-baik maupun konsultasi ke HR jika diperlukan.
6. Pisahkan urusan personal dan profesional.
Nggak semua hal di kantor harus dibawa ke ranah personal. Kalau ada konflik kerja, selesaikan secara profesional tanpa bawa-bawa perasaan. Hindari curhat masalah pribadi ke sembarang orang di kantor.
Pilih teman curhat yang bisa dipercaya dan tahu batasannya. Begitu juga sebaliknya, jangan terlalu ikut campur urusan pribadi rekan kerja kecuali diminta bantuan.
7. Dokumentasikan komunikasi penting.
Biasakan mendokumentasikan diskusi maupun kesepakatan penting lewat email atau chat. Supaya jadi bukti kalau ada miskomunikasi maupun drama di kemudian hari. Setelah meeting penting, kirim summary points atau ringkasan ke semua peserta biar ada alignment atau tugas dan tanggung jawab yang jelas.
Kalau dapat instruksi verbal yang krusial, konfirmasi ulang lewat email. Dokumentasi yang rapi bisa jadi pelindung kamu dari drama atau tuduhan yang nggak berdasar.
8. Maintain work-life balance atau menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan yang sehat
Drama kantor jadi lebih overwhelm kalau kamu nggak punya kehidupan di luar kerja. Pastikan punya aktivitas atau hobi yang bikin happy di luar jam kantor.
Berteman sama orang-orang di luar circle kerja bisa memberi perspektif lebih segar. Set boundary atau menetapkan batasan-batasan pada diri yang jelas antara waktu kerja dan personal time. Matiin notifikasi grup kantor pas weekend maupun cuti biar bisa fully recharge.
Recommended By Editor
- Agar komunikasi tetap nyambung, pahami 13 bahasa unik Gen Z yang sering digunakan di tempat kerja
- 7 Gaya outfit ngantor yang perlihatkan kepribadianmu, kamu yang mana?
- 10 kebiasaan kecil ini ternyata bisa buat karyawan terlihat menonjol di tempat kerja
- Pahami 8 bahasa tubuh yang sering muncul di rapat dan apa artinya
- Kenali 10 bahasa kode di tempat kerja, pahami pesan tersirat dalam komunikasi sehari-hari
- Biar nggak ketinggalan, ini 5 keterampilan yang harus dimiliki karyawan kantoran di era digital
- Dari tim building sampai tim healing, 5 tipe rekan kerja ini bikin suasana kantor serasa reality show
- 5 Rutinitas di kantor ini diam-diam bikin kamu tambah betah