Brilio.net - Burnout sering kali datang tiba-tiba, terutama saat kerjaan numpuk dan waktu buat diri sendiri makin tipis. Kalau keseimbangan antara kerja dan waktu pribadi nggak dijaga, capek hingga stress bisa menyerang, bahkan sampai bikin kesehatan mental terganggu. Makanya, penting untuk bisa menerapkan work life balance yang efektif biar tetap produktif tapi nggak mengorbankan kesehatan atau kebahagiaan.

Menjaga keseimbangan antara kerja dan hidup itu jadi tantangan buat banyak orang, apalagi kalau sehari-hari sibuk banget. Kadang, saking fokusnya sama kerjaan, kamu jadi lupa istirahat bahkan sekadar ngambil waktu buat santai. Padahal, kalau diatur dengan cara yang pas, kamu bisa kok punya work life balance yang nggak cuma bikin produktif tapi juga bahagia di luar kerjaan.

Penerapan work life balance ini nggak sekadar ngatur jadwal, tapi juga tentang tahu batas diri. Hal-hal kecil seperti nggak selalu lembur hingga nyempetin waktu buat hobi ternyata bisa bantu banget menjaga mental tetap sehat. Jadi, kamu bisa terus semangat buat kerja, tapi juga punya energi buat menikmati hidup tanpa takut burnout menyerang.

Tanpa menunggu lama lagi, berikut ini cara terapkan work life balance yang efektif sebagaimaba disadur brilio.net dari berbagai sumber, Senin (28/10).

Cara terapkan work life balance yang efektif.

Cara terapkan work life balance yang efektif © 2024 freepik.com

foto: freepik.com/yanalya

1. Tetapkan batas waktu kerja yang jelas.

Salah satu langkah penting untuk work life balance ialah menetapkan batas waktu kerja yang jelas. Pastikan kamu punya jam kerja yang fix, lalu usahakan untuk nggak melanjutkan pekerjaan di luar waktu tersebut, kecuali benar-benar mendesak. Dengan membatasi waktu kerja, kamu bisa punya waktu yang cukup buat istirahat dan menikmati kegiatan pribadi tanpa terusik sama urusan pekerjaan. Intinya usai jam kerja berakhir yaudah nggak perlu mikirin soal pekerjaan lagi.

2. Belajar mengatakan “tidak”.

Kadang, demi membantu orang lain atau takut mengecewakan, kamu jadi terbiasa mengatakan “iya” untuk semua tugas tambahan. Padahal, menerima terlalu banyak tanggung jawab bisa membuat beban kerja jadi nggak terkendali lalu akhirnya bikin stres. Belajar bilang “nggak” untuk tugas yang nggak mendesak ataupun nggak sesuai prioritas bakal bantu kamu fokus pada pekerjaan utama tanpa merasa kewalahan.

3. Maksimalkan waktu kerja dengan produktif.

Supaya bisa benar-benar berhenti di akhir jam kerja, pastikan waktu yang dihabiskan di kantor atau selama jam kerja benar-benar produktif. Hindari kebiasaan menunda-nunda maupun tergoda sama hal-hal yang nggak penting. Dengan memaksimalkan produktivitas, kamu bisa menyelesaikan tugas tepat waktu sehingga punya lebih banyak waktu buat kegiatan di luar pekerjaan.

4. Buat waktu khusus untuk aktivitas yang menyenangkan.

Work life balance nggak akan berhasil kalau kamu nggak punya waktu buat diri sendiri. Pastikan setiap minggunya ada waktu khusus untuk melakukan hal yang bikin senang, entah itu olahraga, hobi, atau sekadar kumpul sama teman. Aktivitas ini bakal bantu kamu rileks dan recharge energi, jadi kamu bisa kembali ke pekerjaan dengan semangat yang lebih segar.

5. Manfaatkan waktu libur dengan maksimal.

Waktu libur atau cuti nggak sekadar buat istirahat, tapi juga momen penting buat benar-benar melepaskan diri dari rutinitas kerja. Manfaatkan waktu ini dengan pergi liburan, staycation, maupun aktivitas yang bikin kamu benar-benar merasa santai. Libur yang berkualitas bakal bantu kamu terhindar dari burnout karena bisa rehat sejenak dari tuntutan pekerjaan yang berat.

6. Jaga kesehatan fisik dan mental.

Kesehatan tubuh dan pikiran punya pengaruh besar pada work life balance. Pastikan kamu cukup tidur, makan makanan bergizi, lalu rutin olahraga biar fisik tetap fit. Selain itu, jangan lupa buat merawat kesehatan mental dengan melakukan hal-hal yang bikin bahagia, seperti meditasi atau sekadar ngobrol santai dengan teman-teman.

7. Pisahkan ruang kerja dan ruang pribadi.

Buat yang bekerja dari rumah, pisahkan ruang kerja maupun ruang pribadi agar tetap nyaman serta fokus saat bekerja. Kalau memungkinkan, pilih ruang tertentu sebagai “kantor” biar kamu bisa membedakan waktu kerja dan waktu istirahat. Dengan cara ini, kamu nggak akan merasa “terjebak” dalam pekerjaan saat berada di rumah serta tetap bisa menikmati waktu santai dengan lebih tenang.