Brilio.net - Indonesia, sebagai negara yang terletak di wilayah cincin api pasifik, dikenal dengan aktivitas seismik yang cukup tinggi. Dengan beragam lempeng tektonik yang bertemu di bawah wilayah ini, ancaman gempa bumi menjadi hal yang tak terhindarkan. Baru-baru ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat mengenai potensi terjadinya gempa megathrust, sebuah jenis gempa yang memiliki daya rusak sangat besar.

Perlu diketahui bahwa sumbu bahaya gempa megathrust diakibatkan oleh gempa yang bersumber dari megathrust Nankai di timur lepas pantai Pulau kyushu, Shikoku, dan Kinki, di Jepang Selatan. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, di Jakarta pada hari Senin, menyatakan bahwa Megathrust Nankai merupakan salah satu zona seismic gap yaitu wilayah sumber gempa yang memiliki potensi besar tetapi belum mengalami gempa besar dalam beberapa puluh hingga ratusan tahun terakhir. Saat ini, zona tersebut diduga sedang mengalami proses penumpukan tegangan atau stres pada kerak bumi.

"Jika gempa dahsyat di Megathrust Nankai tersebut benar-benar terjadi dan menimbulkan tsunami maka hal ini perlu kita waspadai, karena tsunami besar di Jepang dapat menjalar hingga wilayah Indonesia," ucapnya dilansir brilio.net dari antaranews.com.

Dari kejadian diatas, kamu harus mewaspadai dan mengetahui apa sih pengertian dari gempa megathrust dan potensinya terjadi di Indonesia dari berbagai sumber, Senin (12/8).

Pengertian gempa megathrust

BMKG peringatkan ancaman gempa megathrust freepik.com

foto: freepik.com

Gempa megathrust merupakan jenis gempa bumi dengan magnitudo yang sangat besar, biasanya terjadi di zona subduksi, yaitu wilayah di mana dua lempeng tektonik bertemu dan saling bertumpukan. Pada zona ini, salah satu lempeng tektonik terdorong ke bawah lempeng lainnya dan menyebabkan penumpukan tegangan yang signifikan di antara kedua lempeng tersebut. Seiring waktu, tegangan ini terus meningkat hingga akhirnya mencapai titik kritis di mana energi yang terakumulasi dilepaskan dalam bentuk gempa bumi besar.

Proses pelepasan energi yang terjadi saat gempa megathrust sering kali menyebabkan getaran yang sangat kuat dan meluas. Karena lokasinya yang berada di bawah laut atau di dekat wilayah pesisir, gempa ini memiliki potensi besar untuk memicu tsunami. Gelombang laut yang dihasilkan oleh gempa megathrust dapat merambat dengan cepat dan menyebabkan kerusakan yang serius di daerah pantai, bahkan hingga ribuan kilometer dari pusat gempa.

Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa megathrust tidak hanya terbatas pada wilayah yang berada di sekitar pusat gempa, tetapi juga dapat berdampak luas, termasuk pada infrastruktur dan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman tentang gempa megathrust dan risiko yang menyertainya sangat penting untuk mengurangi dampak bencana dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya gempa besar ini.

Potensi terjadinya gempa megathrust di Indonesia

BMKG peringatkan ancaman gempa megathrust freepik.com

foto: freepik.com

Menurut jurnal artikel "The potential for megathrust earthquakes in the Sunda Strait region, Indonesia" yang diterbitkan di Earth and Planetary Science Letters, Widiyantoro (2018) mengungkapkan bahwa Indonesia berada di kawasan yang sangat rawan terhadap gempa megathrust, terutama di zona subduksi yang membentang sepanjang wilayah Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara. Penelitian ini menyoroti pentingnya memahami geodinamika kawasan ini, di mana pertemuan lempeng tektonik menciptakan potensi besar untuk terjadinya gempa bumi berukuran sangat besar.

Potensi terjadinya gempa megathrust di Indonesia sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik yang terus-menerus dan akumulasi tegangan yang terjadi di bawah permukaan bumi. Di zona subduksi, satu lempeng tektonik terdorong ke bawah lempeng lainnya, menciptakan tekanan yang terus meningkat seiring waktu. Ketika tegangan ini akhirnya terlepas, dapat memicu gempa megathrust dengan kekuatan yang sangat besar, menghasilkan dampak signifikan terhadap wilayah yang terkena dampak.

Studi ilmiah yang disajikan dalam jurnal ini menunjukkan bahwa beberapa wilayah di Indonesia memiliki potensi gempa megathrust dengan magnitudo yang dapat mencapai lebih dari 8.0 pada skala Richter.

Namun, jika menelisik dari penjelasan Daryono selaku Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG menjelaskan bahwa Indonesia tidak perlu khawatir karena BMKG telah memonitor, prosesing, dan diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat sebagai langkah antisipasi dan mitigasi.

Perlu diketahui, BMKG memiliki sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) yang berfungsi untuk segera menyebarluaskan informasi mengenai gempa bumi dan peringatan dini tsunami di seluruh Indonesia, serta memantau aktivitas gempa dan tsunami di zona Megathrust Nankai Jepang dan sekitarnya secara real-time.

Kekhawatiran ilmuwan Jepang mengenai Megathrust Nankai saat ini sejalan dengan kekhawatiran ilmuwan Indonesia, terutama mengenai Seismic Gap Megathrust Selat Sunda M8,7 dan Megathrust Mentawai-Suberut M8,9.

BMKG menganggap bahwa kemungkinan terjadinya gempa besar di kedua segmen megathrust ini hanya tinggal menunggu waktu, mengingat kedua wilayah tersebut telah lama tidak mengalami gempa besar selama ratusan tahun.

Untuk mewaspadai hal tersebut, pihak BMKG terus memberikan sebuah edukasi, pelatihan, mitigasi, drill, evakuasi, berbasis pemodelan tsunami. Edukasi ini diberikan kepada pemerintah daerah, instansi terkait, masyarakat, pelaku usaha pariwisata pantai, industri pantai dan infrastruktur kritis pelabuhan dan bandara pantai. Edukasi ini dikemas dalam kegiatan seperti Sekolah lapang Gempa bumi dan Tsunami (SLG), Bmkg Goes To School (BGTS) dan Pembentukan Masyarakat Siaga tsunami (Tsunami Ready Community).

"Kami berharap upaya dalam memitigasi bencana gempa bumi dan tsunami tersebut dapat menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim," tampungnya.