Brilio.net - Pernah nggak kamu merasa panik saat menyadari rambutmu rontok lebih banyak dari biasanya? Rambut rontok memang jadi masalah umum yang bikin resah banyak orang, apalagi kalau kamu nggak tahu pasti penyebabnya. Seringkali, stres langsung dituduh sebagai biang keroknya, padahal ada banyak hal lain yang juga dipercaya memicu kerontokan rambut. Bahkan, beberapa di antaranya lebih dekat ke mitos daripada fakta, tapi masih sering dipercaya sampai sekarang.

Seiring berkembangnya zaman, banyak informasi tentang kesehatan rambut yang masih dibalut dengan mitos. Ada yang bilang, sering pakai topi bikin rambut cepat botak, atau mencabut uban bisa mempercepat rambut rontok.

Ternyata, nggak semua mitos itu benar secara medis, tapi entah kenapa masih saja ada yang mempercayainya. Saking kuatnya pengaruh mitos ini, banyak orang akhirnya menghindari hal-hal tertentu demi menjaga kesehatan rambut mereka. Yuk, simak dan cek apakah kamu masih percaya salah satu dari mitos berikut ini, seperti brilio.net himpun dari berbagai sumber, Jumat (8/11).

1. Rambut rontok hanya terjadi karena stres.

mitos soal rambut rontok  2024 brilio.net

foto: freepik.com

Stres memang jadi salah satu faktor yang bisa menyebabkan rambut rontok, tapi bukan satu-satunya penyebab. Kondisi kesehatan, pola makan yang kurang seimbang, hingga faktor genetik juga bisa berperan besar dalam kerontokan rambut.

Jadi, kalau rambutmu mulai rontok, jangan langsung menyalahkan stres. Bisa jadi ada faktor lain yang lebih berpengaruh, seperti kurangnya asupan vitamin atau hormon yang nggak seimbang.

2. Sering pakai topi bikin rambut cepat botak.

Banyak yang percaya bahwa sering pakai topi bisa bikin rambut lebih cepat rontok atau bahkan botak. Mitos ini muncul dari anggapan bahwa kulit kepala akan tercekik karena tertutup topi, sehingga rambut nggak bisa bernapas.

Padahal, kulit kepala dan rambut tetap mendapatkan oksigen dari aliran darah, bukan dari udara di luar. Jadi, pakai topi seharian nggak akan bikin rambutmu botak, kecuali kalau topinya sangat ketat dan menyebabkan gesekan yang berlebihan.

3. Mencabut uban bisa mempercepat kerontokan rambut.

Mitos ini sering dipercaya banyak orang, mungkin kamu salah satunya. Ada anggapan bahwa kalau kamu mencabut satu uban, maka uban lain akan tumbuh lebih cepat dan menyebabkan rambut rontok.

Padahal, mencabut satu uban nggak akan memengaruhi rambut lain di sekitarnya. Tapi, perlu diingat bahwa mencabut rambut terlalu sering bisa menyebabkan kerusakan pada folikel rambut, yang justru bisa memicu kerontokan dalam jangka panjang.

4. Keramas setiap hari bikin rambut makin rontok.

mitos soal rambut rontok  2024 brilio.net

foto: pixabay.com/slavoljubovski

Ada yang percaya bahwa keramas setiap hari bisa menyebabkan rambut rontok lebih banyak. Faktanya, keramas yang benar malah bisa menjaga kebersihan kulit kepala dan mengurangi risiko rambut rontok akibat penumpukan kotoran dan minyak.

Hanya saja, penggunaan sampo yang keras atau cara keramas yang salah bisa membuat rambut lebih mudah rapuh. Kalau rambut kamu cenderung rontok, pilih sampo yang lembut dan hindari menggosok rambut terlalu kasar saat keramas.

5. Rambut rontok hanya dialami pria.

Mitos bahwa rambut rontok hanya terjadi pada pria adalah salah besar. Faktanya, wanita juga bisa mengalami kerontokan rambut yang parah, terutama saat memasuki usia tertentu atau karena perubahan hormon.

Menopause, misalnya, sering menyebabkan rambut rontok pada wanita. Jadi, rambut rontok bukan masalah khusus pria saja. Siapa saja bisa mengalaminya, tergantung dari berbagai faktor seperti hormon, kesehatan, dan pola makan.

6. Perawatan rambut mahal bisa menghentikan kerontokan.

Mungkin kamu pernah mendengar bahwa perawatan rambut yang mahal di salon atau klinik kecantikan bisa mengatasi rambut rontok. Mitos ini muncul karena banyak produk dan layanan yang menawarkan janji muluk soal perawatan rambut rontok.

Padahal, perawatan rambut mahal nggak selalu efektif menghentikan kerontokan. Faktor utama yang menentukan kesehatan rambut adalah gaya hidup dan perawatan sehari-hari. Menggunakan produk yang tepat, pola makan sehat, dan menjaga kebersihan kulit kepala lebih berpengaruh daripada perawatan mahal.

7. Rambut rontok tidak bisa tumbuh kembali.

mitos soal rambut rontok  2024 brilio.net

foto: pixabay.com/pimnama

Banyak orang percaya kalau rambut yang sudah rontok nggak bisa tumbuh lagi. Padahal, dalam banyak kasus, rambut rontok bisa tumbuh kembali, terutama jika penyebabnya adalah stres atau ketidakseimbangan hormon sementara.

Dengan perawatan yang tepat dan nutrisi yang cukup, rambut biasanya bisa kembali tumbuh. Namun, jika kerontokan terjadi karena faktor genetik atau kondisi medis tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk mencari solusi yang lebih tepat.

8. Memijat kulit kepala bisa menghentikan rambut rontok.

Memijat kulit kepala memang bisa membantu melancarkan aliran darah ke folikel rambut, tapi ini bukan solusi pasti untuk mengatasi rambut rontok. Beberapa orang merasa rambutnya lebih kuat setelah rutin memijat kulit kepala, tapi hasilnya tetap berbeda-beda pada setiap orang. Memijat kulit kepala bisa bermanfaat sebagai relaksasi dan meningkatkan sirkulasi darah, tapi nggak bisa diandalkan sebagai cara utama menghentikan kerontokan.

9. Potong rambut pendek mengurangi kerontokan.

Ada mitos yang bilang kalau kamu potong rambut pendek, rambut rontok akan berkurang. Padahal, panjang atau pendeknya rambut nggak memengaruhi kerontokan. Rambut rontok disebabkan oleh faktor internal, bukan panjang rambut itu sendiri. Potong rambut pendek mungkin membuat kerontokan terlihat lebih sedikit karena rambut yang jatuh lebih pendek, tapi bukan berarti kerontokan benar-benar berkurang.

10. Hanya bahan alami yang efektif mengatasi rambut rontok.

Banyak orang yang memilih bahan alami untuk mengatasi kerontokan rambut karena dianggap lebih aman dan efektif. Meskipun bahan alami seperti minyak kelapa atau lidah buaya memang bermanfaat, nggak semua bahan alami cocok untuk setiap jenis rambut.

Bahan alami juga nggak selalu lebih ampuh dibandingkan produk khusus rambut rontok yang sudah teruji secara klinis. Kamu bisa menggabungkan perawatan alami dan medis untuk hasil terbaik, tapi jangan hanya bergantung pada bahan alami.