Brilio.net - Menyusun skripsi membutuhkan referensi yang kuat dan terpercaya. Saat ini, internet menjadi tempat paling populer untuk mencari referensi, tetapi tidak semua sumber yang ada di internet bisa dijadikan rujukan. Mengutip sembarangan bisa menurunkan kualitas skripsi, bahkan berisiko menimbulkan kesalahan fatal dalam penulisan akademis.
Menentukan kualitas referensi untuk skripsi memang membutuhkan ketelitian, tapi langkah ini penting untuk menghasilkan karya ilmiah yang solid dan dapat dipertanggungjawabkan. Menggunakan referensi yang asal comot dari internet hanya akan merusak kualitas penulisan. Maka, cobalah untuk selalu mencari referensi yang bersumber dari jurnal ilmiah, buku akademik, atau lembaga yang terpercaya agar skripsi bisa berdiri di atas dasar yang kuat.
Brilio.net merangkum dari berbagai sumber, Rabu (2/10), berikut cara mengetahui kualitas sumber referensi untuk skripsi, jangan asal comot dari internet.
1. Periksa kredibilitas penulis dan publikasi
Langkah pertama dalam menilai sumber referensi adalah memeriksa siapa penulisnya dan di mana publikasinya diterbitkan. Penulis yang berasal dari institusi pendidikan atau penelitian terkemuka biasanya lebih dapat dipercaya. Perhatikan juga apakah tulisan tersebut dipublikasikan di jurnal ilmiah, buku akademik, atau website resmi.
Sebuah penelitian dari Elsevier menyebutkan bahwa referensi dari jurnal yang terindeks Scopus atau Web of Science lebih diakui kredibilitasnya dalam dunia akademis. Hal ini karena jurnal-jurnal tersebut telah melalui proses review ketat oleh para ahli di bidangnya.
2. Lihat tanggal publikasi
Referensi yang sudah terlalu lama bisa saja sudah tidak relevan dengan perkembangan terbaru di bidang ilmu yang sedang diteliti. Sebagai contoh, teori ekonomi atau teknologi yang sudah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir mungkin memerlukan referensi yang lebih baru. Cobalah untuk menggunakan sumber yang diterbitkan dalam lima hingga sepuluh tahun terakhir, kecuali memang membutuhkan referensi klasik yang masih relevan.
Menurut studi dari Journal of Informetrics, artikel yang dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir cenderung lebih banyak dirujuk oleh peneliti, menunjukkan bahwa sumber tersebut masih relevan dalam penelitian terbaru.
foto: pixabay.com
3. Gunakan jurnal terindeks dan peer-reviewed
Jurnal terindeks seperti di Scopus, PubMed, atau Google Scholar lebih diakui di dunia akademis. Jurnal-jurnal ini melalui proses peer-review, di mana artikel ditinjau oleh para ahli sebelum diterbitkan. Hal ini memastikan bahwa penelitian yang diterbitkan memiliki validitas ilmiah dan kualitas yang terjamin.
Sumber-sumber seperti blog pribadi atau artikel tanpa dasar penelitian ilmiah sebaiknya dihindari. Artikel-artikel di jurnal peer-reviewed bisa diakses melalui perpustakaan universitas atau platform jurnal online seperti JSTOR atau ProQuest.
4. Cek keakuratan dan referensi yang digunakan
Sebuah referensi yang berkualitas biasanya memiliki referensi yang kuat pula. Periksa apakah artikel atau buku yang dijadikan rujukan memiliki daftar pustaka yang lengkap dan didukung oleh data yang akurat. Sumber yang baik akan selalu mencantumkan asal data atau penelitian yang mendukung argumen yang disajikan.
Berdasarkan laporan dari PLOS ONE, artikel yang memiliki rujukan dari penelitian terdahulu cenderung lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dibandingkan artikel yang hanya bersifat opini.
5. Hindari sumber dari media sosial dan situs tidak terpercaya
Media sosial sering kali penuh dengan informasi yang belum diverifikasi, sehingga tidak cocok dijadikan referensi untuk skripsi. Begitu pula dengan situs-situs yang tidak memiliki kredibilitas, seperti blog pribadi atau forum diskusi. Jika ingin menggunakan informasi dari internet, pastikan situs tersebut berasal dari sumber terpercaya, seperti portal akademik, situs pemerintah, atau publikasi dari lembaga penelitian terkemuka.
Sebagai contoh, situs seperti Wikipedia sebaiknya tidak dijadikan referensi utama karena informasinya bisa diedit oleh siapa saja. Meski bisa digunakan sebagai langkah awal dalam memahami topik, lebih baik mencari sumber referensi yang lebih valid setelah itu.
6. Gunakan buku akademik atau e-Book dari penerbit terkenal
Buku akademik yang diterbitkan oleh penerbit terkemuka seperti Springer, Routledge, atau Cambridge University Press umumnya telah melalui proses editorial yang ketat. Buku-buku ini bisa menjadi sumber referensi yang kuat untuk skripsi. Jika kesulitan mendapatkan versi cetaknya, banyak e-book yang tersedia di perpustakaan digital universitas atau di platform seperti Google Books dan Perpusnas.
Berdasarkan riset yang dipublikasikan oleh Educational Research Review, buku akademik yang diterbitkan oleh penerbit ternama memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil penelitian mahasiswa.
7. Periksa metodologi penelitian
Jika menggunakan artikel penelitian sebagai referensi, sangat penting untuk memeriksa metodologi yang digunakan. Penelitian yang baik akan menjelaskan metodologi secara rinci, termasuk cara pengambilan data, jumlah sampel, serta teknik analisis yang dipakai. Metodologi yang jelas menunjukkan bahwa penelitian tersebut dilakukan secara ilmiah dan bisa diandalkan.
Dalam jurnal Research in Higher Education, disebutkan bahwa penelitian dengan metodologi yang kuat lebih sering dirujuk karena dianggap dapat menghasilkan data yang valid dan objektif.
8. Gunakan sumber dari institusi pendidikan atau pemerintahan
Sumber dari institusi pendidikan atau lembaga pemerintah sering kali lebih terpercaya, karena lembaga-lembaga ini memiliki reputasi yang harus dijaga. Laporan penelitian dari lembaga seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, BPS (Badan Pusat Statistik), atau World Bank bisa menjadi sumber yang akurat dan dapat diandalkan untuk memperkuat skripsi.
Lembaga-lembaga ini biasanya menyediakan data statistik yang valid dan bisa dijadikan landasan kuat dalam analisis penelitian.
Recommended By Editor
- Viral guru lempar kayu berpaku ke murid, begini 10 cara menegur siswa bandel tanpa kekerasan
- Ulasan buku Creativity Inc oleh Ed Catmull dan Amy Wallace, panduan menuju kreativitas tanpa batas
- Ulasan buku Children Are from Heaven oleh John Gray, panduan mendidik anak dengan cinta
- Ulasan buku Embracing Defeat oleh John W Dower, cara Jepang bangkit dari kalah perang
- Ketika pendidikan jadi dagangan, SPP gratis cuma angan-angan
- Ulasan buku Dopamine Detox oleh Thibaut Meurisse, cara mengendalikan kecanduan digital