Brilio.net - Bullying merupakan masalah serius yang berdampak luas pada kesehatan mental dan emosional anak-anak di seluruh dunia. Menurut data dari World Health Organization (WHO), sekitar 1 dari 3 anak sekolah di seluruh dunia pernah mengalami bullying oleh teman sebayanya. Kasus bullying ini tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di lingkungan sosial lainnya, termasuk online. Di Amerika Serikat, misalnya, penelitian dari National Center for Education Statistics menunjukkan bahwa sekitar 20 persen siswa sekolah menengah mengalami bullying secara fisik maupun cyberbullying, yang sering kali menyebabkan dampak negatif jangka panjang, seperti depresi, kecemasan, dan penurunan prestasi akademik.
Di Indonesia, masalah bullying juga menjadi perhatian serius. Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada 2023 menunjukkan bahwa lebih dari 45 persen anak sekolah pernah menjadi korban bullying, baik secara verbal, fisik, maupun online. Kasus ini menggambarkan betapa mendesaknya masalah bullying di Indonesia, yang jika tidak ditangani dengan tepat, dapat berujung pada gangguan kesehatan mental serius hingga kasus bunuh diri.
Tingginya angka bullying ini menekankan pentingnya peran orang tua dalam mencegah dan mengatasi masalah ini sejak dini. Pendekatan emosional yang tepat dapat membantu anak-anak mengembangkan ketahanan terhadap bullying serta meningkatkan kesejahteraan emosional mereka. Maka dari itu, kamu wajib mengetahui apa saja pendekatan emosional yang bisa dilakukan orang tua kepada anak. Maka dari itu, brilio.net telah menyiapkan pembahasan tentang 10 pendekatan emosional pada anak yang bisa dilakukan oleh orang tua. Yuk, simak pembahasannya.
10 Pendekatan emosional pada anak yang bisa dilakukan oleh orang tua
Bullying merupakan masalah yang kerap dihadapi anak-anak di berbagai belahan dunia, dengan dampak yang sangat merusak pada perkembangan emosional dan mental mereka. Sebagai orang tua, peran kamu sangat vital dalam mencegah dan mengatasi bullying sejak dini. Salah satu cara yang efektif adalah melalui pendekatan emosional yang tepat, di mana kamu dapat membangun ikatan yang kuat dengan anak dan membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial serta ketahanan diri. Adapun pendekatan emosional pada anak yang bisa dilakukan orang tua sebagai berikut:
1. Membangun komunikasi yang terbuka
foto: freepik.com
Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak merupakan dasar untuk mencegah bullying. Penelitian dalam Journal of Family Communication oleh Laursen, B., & Collins, W. A. (2009) menekankan pentingnya komunikasi terbuka dalam keluarga, di mana anak merasa aman untuk berbagi pengalaman mereka. Orang tua perlu mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa menghakimi, sehingga anak merasa didukung dan dihargai.
2. Mengajarkan empati
foto: freepik.com
Mengajarkan anak untuk memahami perasaan orang lain dapat mencegah mereka terlibat dalam tindakan bullying. Studi dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry oleh Blair, R. J. R. (2018) menunjukkan bahwa empati adalah kunci dalam mencegah perilaku agresif. Orang tua dapat menggunakan cerita atau situasi sehari-hari untuk mengajarkan empati kepada anak.
3. Mengembangkan keterampilan sosial
foto: freepik.com
Keterampilan sosial yang baik membantu anak-anak berinteraksi secara positif dengan teman sebayanya. Menurut American Journal of Orthopsychiatry, anak-anak yang memiliki keterampilan sosial yang kuat cenderung lebih mampu menghadapi dan mencegah situasi bullying. Orang tua dapat membantu anak mengembangkan keterampilan ini melalui permainan peran atau melibatkan mereka dalam kegiatan kelompok.
4. Menanamkan rasa percaya diri
foto: freepik.com
Anak-anak yang percaya diri cenderung lebih sedikit menjadi korban bullying. Penelitian dalam Journal of Educational Psychology oleh Rigby, K. (2003) menunjukkan bahwa anak-anak dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi lebih mampu menolak intimidasi. Orang tua dapat menanamkan rasa percaya diri melalui pujian yang konstruktif dan dorongan untuk mengeksplorasi bakat dan minat anak.
5. Memberikan contoh perilaku yang baik
foto: freepik.com
Anak-anak belajar dari perilaku orang tua mereka. Menurut Developmental Psychology, orang tua yang menunjukkan perilaku hormat dan positif akan menanamkan nilai-nilai yang sama pada anak mereka. Ini membantu anak-anak menghindari perilaku bullying dan lebih cenderung bersikap baik kepada teman-temannya.
6. Mengajarkan anak untuk mengatasi konflik dengan damai
foto: freepik.com
Keterampilan dalam menyelesaikan konflik secara damai sangat penting dalam mencegah bullying. Studi dalam Peace and Conflict: Journal of Peace Psychology menunjukkan bahwa anak-anak yang diajarkan cara mengatasi konflik secara konstruktif cenderung lebih mampu menangani situasi sulit tanpa kekerasan. Orang tua dapat mengajarkan teknik-teknik ini melalui diskusi dan contoh nyata.
7. Mendukung kegiatan ekstrakurikuler
foto: freepik.com
Kegiatan ekstrakurikuler membantu anak-anak membangun jaringan sosial yang kuat dan mengurangi risiko menjadi korban bullying. Penelitian dalam Child Development oleh Eccles, J. S., & Barber, B. L. (1999) menunjukkan bahwa anak-anak yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler lebih memiliki keterampilan sosial dan dukungan sosial yang baik. Orang tua harus mendorong partisipasi anak dalam kegiatan yang mereka minati.
8. Mengenali dan menanggapi tanda-tanda bullying
foto: freepik.com
Orang tua harus waspada terhadap tanda-tanda bahwa anak mereka mungkin menjadi korban bullying. Menurut Journal of School Violence, perubahan perilaku seperti menarik diri, cemas, atau menurunnya prestasi akademik bisa menjadi indikasi bullying. Respon cepat dari orang tua sangat penting dalam menangani situasi ini.
9. Membangun hubungan positif dengan sekolah
foto: freepik.com
Kolaborasi antara orang tua dan sekolah penting dalam mencegah dan menangani bullying. Penelitian dalam Educational Psychology oleh Smith, P. K., & Shu, S. (2000) menunjukkan bahwa program pencegahan bullying yang melibatkan orang tua dan sekolah lebih efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman. Orang tua sebaiknya aktif terlibat dalam kegiatan sekolah dan berbicara dengan guru tentang perkembangan anak.
10. Mengajarkan anak untuk berbicara
foto: freepik.com
Anak-anak perlu diajarkan pentingnya melaporkan jika mereka atau teman-temannya mengalami bullying. Penelitian dalam School Psychology Review oleh Olweus, D. (2013) menunjukkan bahwa program anti-bullying yang mendorong pelaporan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam mengurangi insiden bullying. Orang tua harus mendukung anak untuk berbicara tanpa takut akan konsekuensi negatif.
Recommended By Editor
- Drama perundungan di Bedah Saraf RSHS temui titik terang, Dekan FK Unpad ambil tindakan tegas
- 8 Cara mencegah bullying, kenali pengertian dan ciri-cirinya
- 100 Bullying quotes penuh makna, cocok untuk hentikan perundungan
- 100 Kata-kata stop bullying di sekolah, mengajarkan siswa pentingnya rasa empati antarsesama
- Vincent Rompies buka suara usai kasus perundungan diduga libatkan anaknya, serahkan semua ke polisi