Contoh kasus problem solving di sekolah.

Contoh kasus problem solving di sekolah © 2023 brilio.net

foto: pexels.com

Adapun beberapa contoh kasus problem solving di sekolah sebagai berikut:

1. Tantangan Pembagian Sumber Daya.

Sebuah sekolah memiliki anggaran terbatas dan perlu membagi sumber daya secara adil di antara berbagai program dan kegiatan. Masalahnya adalah beberapa program membutuhkan lebih banyak dana daripada yang tersedia. Siswa dapat menggunakan kemampuan problem solving untuk mengidentifikasi solusi, seperti mengalokasikan dana berdasarkan prioritas, mencari sumber daya tambahan melalui sponsor atau penggalangan dana, atau mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada.

2. Konflik Antarsiswa.

Terdapat konflik antara dua siswa yang terus-menerus mengganggu iklim belajar di sekolah. Siswa dapat menggunakan kemampuan problem solving untuk mengatasi situasi ini. Kamu dapat memfasilitasi dialog antara kedua siswa, mencari pemahaman yang lebih dalam tentang masalah yang ada, dan bekerja sama untuk menemukan solusi yang memuaskan kedua belah pihak, seperti mediasi atau pembentukan kelompok perdamaian di sekolah.

3. Penurunan Motivasi Belajar.

Seorang siswa mengalami penurunan motivasi dalam belajar dan kinerjanya menurun secara signifikan. Guru dan siswa lain dapat menerapkan problem solving dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswa, mencari solusi seperti memberikan dukungan tambahan, menyesuaikan metode pengajaran, atau mengadakan program mentoring untuk membantu siswa tersebut.

4. Masalah Pergaulan dan Kekerasan.

Sekolah menghadapi masalah pergaulan yang buruk dan kekerasan di antara siswa. Siswa dapat menggunakan problem solving untuk mencari solusi seperti mengadakan program anti-kekerasan, menyediakan ruang aman untuk berdiskusi dan menyelesaikan konflik, atau melibatkan siswa secara aktif dalam kampanye perdamaian dan kesetaraan di sekolah.

5. Masalah Pilihan Karier.

Siswa di tingkat sekolah menengah sering menghadapi tantangan dalam memilih karir yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Siswa dapat menggunakan kemampuan problem solving untuk mengeksplorasi minatnya, mencari informasi tentang berbagai bidang pekerjaan, meminta bimbingan dari konselor karier, dan mengembangkan rencana tindakan yang jelas untuk mencapai tujuan kariernya.