Brilio.net - Pancasila dikenal sebagai pedoman hidup masyarakat Indonesia. Sebab mengandung nilai-nilai kehidupan yang melekat pada masyarakat. Setiap butir Pancasila memiliki kaitan satu sama lainnya. Salah satu butir Pancasila yang penting untuk diterapkan di rumah yaitu sila ke-4.

Dalam sila ke-4 berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan". Pada konteks ini, butir sila ke-4 menyampaikan bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama, hak, maupun kewajibannya.

Selain itu, tidak adanya paksaan antara satu dengan yang lainnya sehingga setiap orang berhak menyuarakan pendapat atau mengambil keputusan atas kehendaknya sendiri.

Nah sila ke-4 Pancasila ini dapat diterapkan dirumah. Dimana orang tua mengajarkan kepada anak-anaknya untuk menerapkan nilai-nilai di rumah secara merdeka. Lantas bagaimana penerapan sila ke-4 Pancasila ini di rumah?.

Berikut contoh penerapan sila ke-4 di rumah yang bisa menjadi referensi kamu dalam kehidupan sehari-hari, dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (25/5).

 

 

Contoh penerapan sila ke-4 di rumah © 2023 brilio.net

Contoh penerapan sila ke-4 di rumah
© 2023 brilio.net/pexels.com

Sila ke-4 dalam Pancasila adalah "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan". Penerapan sila ke-4 di rumah dapat mengacu pada prinsip kerakyatan dan kebijaksanaan yang diterapkan dalam hubungan dan dinamika keluarga.

Definisi ini bermakna sila ke-4 di rumah mengajarkan pentingnya kerjasama, musyawarah, dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan dan menjalankan tugas-tugas sehari-hari di dalam rumah.

Dalam rumah tangga, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing. Sila ke-4 menggarisbawahi perlunya adanya musyawarah atau konsultasi antaranggota keluarga sebelum mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti perencanaan anggaran, jadwal keluarga, pendidikan anak, dan sebagainya.

Dalam musyawarah tersebut, semua anggota keluarga memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat, memberikan masukan, dan berbagi ide-ide untuk mencapai keputusan yang terbaik bagi kepentingan keluarga secara keseluruhan.

Selain itu, sila ke-4 juga menekankan pentingnya kebijaksanaan dalam menghadapi masalah atau konflik di dalam rumah tangga. Dalam menghadapi perbedaan pendapat, sila ke-4 mengajarkan agar setiap anggota keluarga menggunakan hikmat dan kebijaksanaan dalam mencari solusi yang adil dan harmonis. Hal ini melibatkan mendengarkan dengan baik dan menghormati pendapat orang lain

Nilai-nilai sila ke-4 di rumah

Contoh penerapan sila ke-4 di rumah © 2023 brilio.net

Contoh penerapan sila ke-4 di rumah
© 2023 brilio.net/pexels.com

1. Musyawarah.
Nilai musyawarah mengajarkan pentingnya mendengarkan pendapat dan masukan setiap anggota keluarga. Dalam menghadapi situasi atau masalah di rumah tangga, melibatkan anggota keluarga lain dalam musyawarah membantu mencapai keputusan yang lebih baik dan lebih inklusif. Setiap anggota keluarga memiliki kesempatan untuk menyampaikan pandangan mereka, dan keputusan diambil secara bersama-sama.

2. Keterbukaan.
Nilai keterbukaan melibatkan anggota keluarga untuk saling berbagi informasi, perasaan, dan harapan. Dalam suasana yang terbuka, anggota keluarga dapat dengan mudah berkomunikasi satu sama lain dan membangun pemahaman yang lebih baik. Hal ini memungkinkan setiap anggota keluarga untuk berkontribusi secara aktif dan merasa dihargai.

3. Keadilan.
Nilai keadilan mengajarkan pentingnya mengambil keputusan yang adil dan setara bagi semua anggota keluarga. Dalam musyawarah dan pengambilan keputusan, penting untuk mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan semua pihak. Menghindari perlakuan yang tidak adil atau diskriminatif membantu menjaga keseimbangan dan harmoni dalam rumah tangga.

4. Kompromi.
Nilai kompromi melibatkan kesediaan untuk mencari solusi tengah atau jalan keluar yang memenuhi kepentingan semua anggota keluarga. Dalam musyawarah, anggota keluarga dapat saling memberikan dan menerima, serta mencari solusi yang dapat diterima semua pihak. Kompromi membantu menghindari konflik yang berkepanjangan dan menciptakan hubungan yang seimbang.

5. Keterlibatan aktif.
Nilai keterlibatan aktif mengajarkan pentingnya setiap anggota keluarga berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan tugas-tugas rumah tangga. Dengan terlibat secara aktif, setiap anggota keluarga merasa memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.

6. Penghargaan terhadap perbedaan.
Nilai penghargaan terhadap perbedaan mengajarkan pentingnya menghormati dan menerima perbedaan antar anggota keluarga. Setiap individu memiliki pandangan, kebutuhan, dan keunikan masing-masing. Dalam musyawarah dan pengambilan keputusan, penting untuk menghormati perbedaan tersebut dan memastikan bahwa semua suara didengar dan dihargai.

7. Empati.
Nilai empati melibatkan kemampuan untuk memahami dan menghargai perasaan, kebutuhan, dan pandangan anggota keluarga lainnya. Dengan menunjukkan empati, maka dapat menciptakan ikatan yang lebih kuat dan saling mendukung di antara anggota keluarga. Ini melibatkan mendengarkan dengan penuh perhatian, mencoba memahami perspektif orang lain, dan mengambil tindakan yang memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan semua pihak.

8. Tanggung jawab.
Nilai tanggung jawab melibatkan kesadaran akan peran dan kewajiban masing-masing anggota keluarga dalam menjaga keharmonisan dan kesejahteraan keluarga. Setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab untuk menjalankan tugas-tugas mereka, berkontribusi secara aktif, dan memenuhi komitmen yang telah disepakati. Tanggung jawab ini mencakup aspek-aspek seperti pendidikan anak, pekerjaan rumah tangga, keuangan, dan lainnya.

9. Komunikasi yang efektif.
Nilai komunikasi yang efektif adalah kunci untuk menjaga hubungan yang sehat dalam keluarga. Ini melibatkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, terbuka, dan jujur. Dalam komunikasi yang efektif, setiap anggota keluarga dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan mereka dengan baik, serta mampu mendengarkan dengan empati. Hal ini membantu menghindari kesalahpahaman, memperkuat ikatan keluarga, dan memecahkan masalah dengan lebih baik.

 

Contoh penerapan sila ke-4 di rumah © 2023 brilio.net

Contoh penerapan sila ke-4 di rumah
© 2023 brilio.net/pexels.com

1. Musyawarah dalam pengambilan keputusan.
Ketika ada keputusan penting yang harus dibuat di rumah tangga, seperti rencana liburan keluarga atau pemilihan kegiatan ekstrakurikuler anak, melibatkan seluruh anggota keluarga dalam musyawarah. Ajak anggota keluarga lain untuk memberikan pendapat dan usulan. Dengarkan setiap pendapat dengan seksama, pertimbangkan kebaikan dan kebutuhan semua pihak, dan jadikan musyawarah sebagai dasar untuk mengambil keputusan bersama.

2. Memberikan kesempatan kepada semua anggota keluarga untuk berbicara.
Dalam setiap diskusi atau perencanaan keluarga, pastikan setiap anggota keluarga memiliki kesempatan untuk berbicara. Jangan membiarkan suara atau pendapat seseorang diabaikan. Berikan waktu yang cukup bagi setiap anggota keluarga untuk menyampaikan pikiran secara penuh dan bebas. Ini akan menciptakan suasana yang inklusif dan menjadikan semua anggota keluarga merasa dihargai.

Misalnya saat membahas rencana kegiatan akhir pekan, pastikan setiap anggota keluarga memiliki kesempatan untuk menyampaikan ide dan preferensi mereka. Dengarkan dengan penuh perhatian dan berikan apresiasi terhadap setiap kontribusi yang diberikan.

3. Menjaga rasa hormat dalam berkomunikasi.
Dalam setiap interaksi dan diskusi, penting untuk menjaga rasa hormat satu sama lain. Hindari menginterupsi atau memotong pembicaraan orang lain. Berikan kesempatan bagi setiap anggota keluarga untuk menyelesaikan ungkapannya dengan baik. Jangan memperkecil atau merendahkan pendapat orang lain, tetapi dengarkan dengan empati dan hormati.

Contohnya jika salah satu anggota keluarga sedang berbicara tentang perasaan atau masalah pribadi, dengarkan dengan sabar dan jangan memotong pembicaraannya. Biarkan mereka menyelesaikan ungkapannya dengan baik, dan kemudian berikan tanggapan dengan penuh pengertian dan rasa hormat.

4. Mencari solusi kompromi.
Dalam musyawarah, tidak selalu mungkin mencapai kesepakatan yang sama dengan pendapat setiap anggota keluarga. Oleh karena itu, penting untuk mencari solusi kompromi yang dapat diterima semua pihak. Jika ada perbedaan pendapat atau keinginan yang bertentangan, berusaha mencari jalan tengah yang dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan bersama.

Misalnya, ketika memilih film untuk ditonton bersama di malam keluarga, jika ada anggota keluarga yang ingin menonton film aksi dan yang lainnya ingin menonton film komedi romantis, carilah film yang memiliki unsur aksi dan komedi romantis sebagai solusi kompromi yang dapat dinikmati bersama.

5. Menghargai perbedaan pendapat.
Dalam musyawarah, mungkin terjadi perbedaan pendapat yang signifikan antara anggota keluarga. Penting untuk menghargai perbedaan pendapat ini dan melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh bersama. Jangan memaksakan pandangan atau pendapat pribadi kepada orang lain. Alih-alih, terima dan hargai keragaman pikiran dalam keluarga.

Contohnya, jika ada perbedaan pendapat tentang cara terbaik untuk mengatur jadwal tugas rumah tangga, dengarkan dengan terbuka dan hormati argumen yang diajukan oleh setiap anggota keluarga. Meskipun pendapat mungkin berbeda, tetaplah menghormati pandangan dan kemungkinan adanya solusi yang lebih baik melalui diskusi yang terbuka.

6. Mengambil tanggung jawab dalam implementasi keputusan.
Setelah musyawarah dan kesepakatan dicapai, penting bagi setiap anggota keluarga untuk mengambil tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan tersebut. Ini melibatkan keterlibatan aktif dan kontribusi dalam menjalankan tugas atau rencana yang telah disepakati secara bersama. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing dalam menjaga keberhasilan implementasi keputusan tersebut.

Contoh, jika keluarga sepakat untuk menerapkan jadwal harian yang lebih teratur untuk pekerjaan rumah tangga, setiap anggota keluarga perlu bertanggung jawab untuk menjalankan tugas sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Hal ini memastikan bahwa tanggung jawab dibagikan secara adil dan tujuan bersama tetap tercapai.

Melalui penerapan nilai-nilai ini, sila ke-4 dapat memberikan landasan yang kuat bagi terciptanya hubungan keluarga yang harmonis dan saling menghormati. Dengan menerapkan nilai-nilai tersebut, maka dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan setiap anggota keluarga merasa dihargai, terlibat, dan memiliki tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan memperkuat ikatan keluarga, membangun kepercayaan, dan menciptakan lingkungan yang seimbang dan penuh kasih sayang di dalam rumah tangga.