Brilio.net - Contoh Tembang Pangkur beserta artinya, penuh makna dan indah bahasanya

Tembang pangkur adalah jenis tembang macapat dalam bahasa Jawa yang berasal dari kata "mungkur" dengan arti mundur, menjauhkan diri, atau pergi. Watak tembang pangkur adalah bernuansa pitutur (nasihat), pertemanan, dan cinta.

Tembang pangkur merupakan salah satu jenis puisi tradisional dari Jawa yang terkenal dengan keindahan bahasa dan kedalaman maknanya. Tembang pangkur sering dipakai dalam konteks seni pertunjukan, seperti wayang kulit, tari, dan lagu-lagu daerah.

Tembang ini memiliki struktur yang indah dan ritmis, dengan pemilihan kata yang kental dengan nilai-nilai filsafat, estetika, dan kebudayaan masyarakat Jawa.

Dalam masyarakat Jawa, tembang pangkur tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga berisi nasihat kehidupan dan ajaran moral yang bisa dijadikan pedoman. Melalui tembang pangkur, kita dapat memahami cara pandang dan sikap masyarakat Jawa terhadap kehidupan, cinta, keindahan, dan spiritualitas.

Banyak yang mengartikan tembang macapat pangkur merupakan tembang Jawa yang berbicara tentang seseorang yang telah menginjak usia senja, di mana orang tersebut mulai mungkur atau mengundurkan diri dari hal-hal keduniawian.

Maka itu banyak tembang-tembang macapat pangkur yang berisikan nasihat-nasihat kepada generasi muda.

Tembang pangkur memiliki Guru Gatra: 7 baris setiap bait (Artinya tembang Pangkur ini memiliki 7 larik atau baris kalimat).

Guru wilangan tembang pangkur yak: 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8 (Artinya baris pertama terdiri dari 8 suku kata, baris kedua berisi 11 suku kata, dan seterusnya), dan Guru Lagu Tembang Pangkur yaitu: a, i, u, a, u, a, i (Artinya baris pertama berakhir dengan vokal a, baris kedua berakhir vokal i, dan seterusnya).

Berikut contoh tembang pangkur, dilansir dari laman Senibudayaku.

Contoh Tembang Pangkur dan Artinya

1. Contoh tembang pangkur pertama

Mingkar-mingkuring angkara,

Akarana karenan mardi siwi,

Sinawung resmining kidung,

Sinuba sinukarta,

Mrih kertarto, pakartining ngelmu luhung,

Kang tumrap neng tanah Jawi,

Agama-ageming aji.

(KGPA. Mangkunagara IV, Wedhatama)



Artinya:

Disingkur oleh angkara,

Oleh karena puas dengan anak didik,

Dihiasi nyanyian yang resmi,

Disambut diselamatkan,

Agar selamat, budi pekerti ilmu luhur,

Bagi orang tanah Jawa,

Agama adalah pedomannya.

2. Contoh Tembang Pangkur Kedua:

Sekar Pangkur kang Winarna,

Lelabuhan kang kangge wong aurip,

Ala lan becik punika,

Prayoga kawruhana,

Adat waton punika dipun kadulu,

Miwah ingkang tatakrama,

Den kaesthi siyang ratri



Artinya:

Tembang Pangkur yang diceritakan,

Pengabdian yang berguna untuk orang hidup,

Jelek dan baik itu,

Sebaiknya kamu ketahui,

Adat istiadat itu hendaknya dilaksanakan,

Juga yang berupa tata krama,

Dilaksanakan siang dan malam.

3. Contoh Tembang Pangkur Ketiga:

Kadiparan karsanira,

Andikane panembahan ing Giri,

Mung yayi kalawan ingsun,

Kang tumaraping nawala,

Kinen milih wadhah lawan isinipun,

Pundhi ta ingkang kinarsan,

Yayi miliha kariyin.



Artinya:

Seperti tempat yang diinginkan,

Perkataan Panembahan Giri,

Hanya adik dengan ingsun,

Yang datang di hutan,

Disuruh memilih wadahnya atau isinya,

Uanglah yang diinginkan,

Adik milihlah dahulu.


4. Contoh Tembang Pangkur Keempat:

Tan samar pamoring suksma,

Sinukmaya winahya ing asepi,

Sinimpen telenging kalbu,

Pambukaning marana,

Tarten saking liyip-layaping ngaluyup,

Pindha pesating supena,

Sumusuping rahsa jati.

(Mangkunegara IV, Wedhatama)



Artinya:

Tidak ragu pamor dari suksma,

Menerima wahyu di tempat yang sepi,

Disimpan di dalam kalbu,

Pembukaannya dengan kedatangan,

Dari mata setengah terpejam,

Seperti kecepatan mimpi,

Masuknya rasa sejati.

5. Contoh tembang pangkur kelima

Wewolu sariranira,

Yekti nora kena sira ngoncati,

Salah siji sking wolu,

Cacad karatonira,

Yen tinggala salah siji saking wolu,

Kang dhihin Bathara Endra,

Bathara Surya ping kalih.

(Rangga Warsita, Serat Rama Jarwa)



Artinya:

Kedelapan salira dia,

Sesungguhnya tidak boleh dilompati,

Salah satu dari delapan,

Cacat keratonnya,

Kalau meninggalkan salah satu dari delapan,

Yang pertama Bathara Endra,

Yang kedua Bathara Surya.

Tembang pangkur merupakan bentuk sastra yang tidak hanya menggugah keindahan estetis, tetapi juga sarat makna. Melalui contoh-contoh yang telah dibahas, kita dapat menangkap pesan moral dan nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya. Mempelajari tembang ini tidak hanya memperkaya pengetahuan budaya, tetapi juga melatih kita untuk lebih peka terhadap nilai-nilai yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Kearifan lokal yang ada dalam tembang pangkur ini tentu pantas untuk kita lestarikan dan sampaikan ke generasi mendatang. Selamat menjelajahi keindahan yang terdapat dalam tembang pangkur!