Brilio.net - KPI meeting sering kali menjadi momen paling menegangkan bagi para karyawan. Hari penilaian kinerja seolah mengundang beragam perasaan, dari rasa ingin tahu soal pencapaian hingga deg-degan memikirkan masukan yang mungkin akan diberikan. Bagi sebagian orang, performance review atau tinjauan kinerja adalah ajang evaluasi yang penuh tekanan, sementara bagi yang lain, ini kesempatan untuk mengetahui di mana posisi mereka di perusahaan.
Meskipun kesannya menakutkan, KPI meeting sebenarnya dapat membantu kamu lebih memahami kekuatan dan kelemahan pribadi. Lewat penilaian ini, kamu bisa tahu apa saja yang sudah berhasil dicapai dan area apa yang masih perlu perbaikan. Ini penting untuk membangun karier yang lebih baik dan mengembangkan potensi secara profesional.
Agar lebih siap menghadapi KPI meeting, kamu perlu tahu bahwa ada berbagai jenis performance review yang biasanya dilakukan perusahaan. Setiap jenis review punya tujuan dan karakteristik yang berbeda. Yuk, kenali 7 tipe performance review yang mungkin bakal kamu hadapi di kantor, supaya bisa lebih siap dan nggak kaget lagi saat meeting tiba! Simak ulasan lengkapnya seperti brilio.net himpun dari berbagai sumber, Senin (4/11).
1. Self-assessment review.
Dalam self-assessment review, kamu diharapkan untuk menilai kinerja sendiri terlebih dahulu sebelum diskusi dengan atasan. Biasanya, kamu diminta mengisi formulir atau menjawab pertanyaan seputar pencapaian dan tantangan yang dihadapi selama periode penilaian. Self-assessment ini bisa membantumu lebih sadar akan kontribusi yang sudah diberikan dan area yang masih perlu diperbaiki.
Self-assessment penting untuk menunjukkan sikap reflektif dan pemahaman diri. Kunci sukses dari self-assessment adalah jujur dan objektif dalam menilai diri sendiri. Bukan hanya sekadar menyebutkan prestasi, kamu juga perlu menyebutkan tantangan atau kekurangan yang masih harus ditingkatkan. Dengan begitu, atasan dapat melihat bahwa kamu terbuka pada masukan dan berkomitmen untuk berkembang.
2. 360-Degree feedback review.
Dalam 360-degree feedback review, penilaian datang dari berbagai pihak, bukan hanya dari atasan langsung. Umpan balik bisa datang dari rekan kerja, bawahan, hingga klien yang berinteraksi denganmu. Jenis review ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang bagaimana kamu bekerja dalam tim dan berinteraksi dengan orang lain.
360-degree feedback sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi area interpersonal dan keterampilan sosial. Namun, karena feedback berasal dari berbagai pihak, kamu perlu bersiap menerima masukan yang mungkin berbeda dari perspektif atasan. Memahami sudut pandang lain kadang menantang, tetapi ini sangat membantu untuk mengembangkan diri secara menyeluruh.
3. Goal-oriented review.
Goal-oriented review fokus pada pencapaian target atau sasaran kerja yang telah disepakati sebelumnya. Dalam review ini, kamu dan atasan akan mengevaluasi apakah target yang ditetapkan pada awal periode telah tercapai. Biasanya, penilaian ini lebih kuantitatif karena berbasis angka atau hasil yang spesifik.
Kamu perlu menyiapkan data dan bukti-bukti yang menunjukkan pencapaian terhadap target tersebut. Jika ada target yang belum tercapai, penting untuk menjelaskan alasan dan hambatan yang dihadapi. Dalam tipe review ini, strategi dan kemampuan menyelesaikan masalah juga turut dinilai. Persiapkan diri dengan laporan yang detail, agar diskusi berjalan lebih lancar.
4. Peer review.
Peer review adalah jenis evaluasi yang dilakukan oleh rekan-rekan kerja setingkat yang bekerja dalam tim atau proyek yang sama. Penilaian ini fokus pada kerja sama, kontribusi dalam tim, dan bagaimana kamu membantu tim mencapai target bersama. Tipe review ini sering digunakan di perusahaan yang sangat mengutamakan kerja sama dan keterampilan interpersonal.
Peer review menuntut kamu untuk memiliki hubungan kerja yang baik dengan rekan-rekan setim. Sebab, umpan balik yang diberikan akan sangat berpengaruh pada hasil evaluasi kinerjamu. Kamu perlu membangun komunikasi yang efektif dan saling mendukung dengan tim, agar review ini bisa memberikan hasil positif. Tunjukkan sikap kooperatif, dan jangan ragu untuk mengapresiasi kontribusi rekan kerja dalam setiap proyek.
5. Project-based review.
Project-based review adalah evaluasi yang dilakukan setelah kamu menyelesaikan sebuah proyek tertentu. Dalam tipe review ini, fokus penilaian ada pada peranmu dalam proyek, hasil yang dicapai, dan bagaimana kamu menyelesaikan tantangan yang muncul selama proyek berlangsung. Ini menjadi ajang refleksi tentang efektivitas kerja dan kemampuan problem solving.
Tipe review ini cocok untuk pekerjaan yang berbasis proyek atau kontrak, di mana kamu terlibat dalam proyek dengan durasi tertentu. Saat menghadapi project-based review, kamu perlu menyiapkan laporan dan data tentang proyek tersebut. Sebutkan tantangan yang berhasil kamu atasi, inovasi yang diterapkan, serta kontribusi yang diberikan untuk mencapai tujuan proyek. Keberhasilan dalam proyek akan menjadi poin plus dalam evaluasi kinerja.
6. Continuous feedback review.
Continuous feedback review dilakukan secara berkala, misalnya setiap bulan atau kuartal, bukan hanya setahun sekali. Feedback diberikan secara rutin agar kamu bisa langsung memperbaiki hal-hal yang perlu ditingkatkan. Biasanya, feedback ini bersifat informal dan berlangsung dalam percakapan singkat antara kamu dan atasan.
Tipe review ini cocok bagi mereka yang ingin selalu beradaptasi dan berkembang. Dengan feedback yang kontinu, kamu bisa terus memperbaiki kinerja dan melakukan penyesuaian dengan cepat. Selain itu, continuous feedback membuat KPI meeting besar terasa lebih ringan, karena kamu sudah terbiasa mendapatkan masukan sepanjang tahun.
7. Annual performance review.
Annual performance review adalah jenis penilaian yang paling umum dilakukan di akhir tahun kerja. Tipe review ini mencakup evaluasi kinerja selama setahun penuh, mulai dari pencapaian, perkembangan, hingga kontribusi terhadap tim atau perusahaan. Annual performance review biasanya dilakukan dengan persiapan yang cukup matang, mengingat ini adalah evaluasi tahunan yang sering kali berdampak pada penentuan bonus, promosi, atau peningkatan posisi.
Menghadapi annual performance review memerlukan persiapan ekstra. Lakukan refleksi mendalam terhadap kinerja setahun penuh dan buat rangkuman pencapaian yang dapat mendukung argumenmu. Diskusi pada annual review ini sering kali berfokus pada rencana pengembangan jangka panjang, jadi manfaatkan kesempatan ini untuk membahas target atau tujuan profesional yang ingin kamu capai di tahun berikutnya.
Recommended By Editor
- Nggak cuma ditanya kapan naik jabatan, 10 pertanyaan klasik yang bikin karyawan milenial ketar-ketir
- 10 Skill sosial yang wajib dipelajari anak magang, biar nggak awkward
- Nggak hanya dihubungi atasan diluar jam kerja, ini 9 dilema karyawan zaman now
- Biar nggak capek kerja, 8 langkah curi waktu istirahat ala karyawan pro
- Dari bingung mau pakai baju apa sampai lupa ruang kerja, 11 fenomena ini cuma dipahami pekerja hybrid
- Biar mental health makin terjaga, ini 8 cara hindari drama kantor yang bikin overwhelm