Brilio.net - Perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-79 pada 17 Agustus 2024 diselenggarakan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Perayaan Kemerdekaan 2024 kali ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas teknologi canggih, salah satunya Autonomous Rail Transit (ART) yang segera dioperasikan untuk melayani antar-jemput tamu serta masyarakat yang mengikuti perayaan HUT RI ke-79 di IKN.

Kereta Autonomous Rail Transit ini menjadi moda transportasi unggulan di Ibu Kota Nusantara, moda ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi perjalanan sekaligus mengurangi emisi karbon. Selain itu, kereta ini menawarkan kenyamanan tinggi dengan integrasi penuh dalam infrastruktur kota. Bisa dibilang, ART menjadi refleksi visi masa depan transportasi Indonesia.

Proyek kereta api tanpa rel ini merupakan hasil kerja sama antara OIKN dan Norinci serta partisipasi dari China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) produsen sarana perkeretaapian China. Kereta ART ini terdiri dari dua rangkaian kereta dan masing-masing rangkaian memiliki tiga gerbong.

Menyadur dari laman CRRC, trem otonom pertama kali dikembangkan oleh CRRC pada 2017. Modal ini diperkenalkan pada Oktober 2017 di Kota di Kota Zhuzou, Provinsi Hunan, dan mulai beroperasi pada 2018 lalu. Sejak Minggu 11 Agustus 2024 kemarin, kereta otonom ini telah diuji coba.

Uji coba tersebut dilakukan untuk mempersiapkan pengoperasian trem otonom pada HUT RI ke-79 mendatang yang berlangsung pada 17 Agustus 2024. Lantas apa saja spesifikasi trem kereta otonom ini? Yuk simak ulasan di bawah ini! Brilio.net sadur dari berbagai sumber, Jumat (16/8)

Spesifikasi Autonomous Rail Transit (ART).

Spesifikasi kereta otonom tanpa rel di IKN © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

1. Tanpa pengemudi.

Sebagai kereta otonom pertama di Indonesia, Autonomous Rail Transit (ART) dioperasikan menggunakan tenaga baterai dan tanpa menggunakan pengemudi. Selain itu, seperti namanya rail rapid transit maka kereta ART tidak menggunakan rel maupun kabel-kabel di atasnya.

2. Mampu menampung 300 orang.

Satu unit kereta (trainset) ART terdiri dari tiga kereta atau gerbong yang mampu menampung sampai 300 orang penumpang. Sementara, satu rangkaian kereta dengan lima gerbong bisa menampung hingga 500 penumpang.

3. Kecepatan 40 km/jam.

Berbeda dari modal transportasi kereta api lainnya, ART berjalan di jalan raya seperti kendaraan bermotor lainnya melalui lintasan virtual yang telah ditentukan oleh sistem. Kecepatan jelajah ART mencapai 40/jam di Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan jalan Sumbu Kebangsaan Timur.

4. Menggabungkan karakter kereta dan bis.

Model trem otonom ini sebenarnya menggabungkan karakteristik kereta (light rapid transit/LRT) dan bis (bus rapid transit/BRT). Bisa dibilang, moda transportasi ini berbentuk seperti kereta LRT tetapi tidak beroperasi di atas rel. Namun di jalan raya selayaknya bis.

5. Dilengkapi sensor di seluruh sudutnya.

Kereta otonom ini dilengkapi sensor dna radar pada seluruh sudutnya yang memungkinkan pengoperasian tanpa pengemudi. Sensor tersebut juga berfungsi untuk mengidentifikasi lintasan virtual sekaligus memantau kondisi jalan.

6. Dilengkapi sistem sinyal.

Sebagai kereta yang dirancang pada jalan raya maka kereta otonom juga dilengkapi sistem persinyalan. Nantinya, kereta otonom akan memberikan instruksi ke lampu lalu lintas 100 meter sebelum mencapainya. Tujuannya untuk menyesuaikan pergerakan lalu lintas serta memprioritas ART melintas tanpa halangan.

7. Berbasis moda transportasi listing.

Autonomous Rail Transit (ART) pada dasarnya berbasis tenaga listrik yang disalurkan melalui baterai. Nantinya setiap stasiun kereta otonom dilengkapi oleh perangkat pengisian daya cepat (fast charging) dengan daya pengisian maksimum ART bisa mencapai 1000 Ampere dan hanya memakan waktu pengisian selama 10 menit. ART hasil buatan CRRC digadang bisa menempuh jarak mencapai 25 km.