Brilio.net - Di tengah polemik kondisi politik saat ini, di mana masyarakat tengah menyoroti keputusan DPR yang menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK), terkait ambang batas syarat pencalonan kepala daerah dalam UU Pilkada 2024, kehidupan pribadi menantu Presiden Jokowi Widodo, Erina Gudono juga tak lepas dari sorotan.

Sejak Rabu (21/8), nama istri Kaesang Pangarep ini ramai menghiasi laman media sosial bahkan jadi trending topic di platform X. Bagaimana tidak, ditengah kisruh pemerintahan saat ini, Erina Gudono ramai disorot lantaran memamerkan momennya yang tengah liburan di Amerika Serikat bersama sang suami dan kakaknya.

Dalam unggahannya, Erina tengah berada di Pennsylvania, Amerika Serikat untuk persiapan pendidikan S2-nya. Namun selain membagikan persiapannya memasuki masa orientasi kampus, Erina membagikan postingan yang memamerkan gaya hidup hedonnya saat bertepatan dengan Rapat Panja RUU Pilkada DPR RI yang menuai kontroversi hingga memicu kemarahan publik.

Jebolan Puteri Indonesia ini mengunggah momennya saat bertolak ke Amerika Serikat yang diduga menggunakan private jet. Ia juga tak segan memamerkan momennya bersama Kaesang yang menyantap roti seharga Rp400 ribuan. Tak sampai di situ, Erina juga mengunggah momennya dan sang kakak saat membeli stroller bayi dengan kisaran harga Rp30 juta.

Gaya hidup sang memantu presiden pun banyak dikaitkan netizen dengan sosok Marie Antoinett. Menurut warganet sosok Erina disebut memiliki sifat yang mirip dengan permaisuri Raja Louis XVI Prancis terakhir yang suka pamer kekayaan. Lantas siapakah sosok Marie Antoinette yang kerap dikaitkan dengan Erina Gudono ini? Yuk simak informasi lengkapnya, dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (22/8)

Marie Antoinette, istri Raja Prancis yang jadi dikenal hedon

Erina Gudono dikaitkan dengan Marie Antoinette © 2024 freepik.com

foto: X/@konserfatif

Marie Antoinette menjadi salah satu tokoh sejarah paling terkenal dari masa Revolusi Prancis. Kehidupannya penuh dengan drama, kekayaan, hingga akhirnya tragedi melingkupi.

Lahir sebagai Maria Antonia Josepha Johanna pada 2 November 1755 di Hofburg Palace, Wina, Austria, ia merupakan putri dari Maria Theresa, Ratu Hungaria dan Bohemia, serta Franz I, Kaisar Romawi Suci. Sebagai anggota keluarga Habsburg, nggak heran bila Marie Antoinette dibesarkan dalam kemewahan anggota kerajaan.

Marie Antoinette merupakan anak bungsu dari 16 bersaudara. Sebagai bagian dari kebijakan diplomasi yang disebut "politik pernikahan”, ia dinikahkan dengan Louis-Auguste (calon Raja Louis XVI) pada usia 14 tahun untuk memperkuat aliansi antara Austria dan Prancis. Pernikahan ini bagian dari upaya untuk meredakan ketegangan antara dua kekuatan besar di Eropa.

Pada 16 Mei 1770, Marie Antoinette tiba di Prancis lalu menikah dengan Louis-Auguste yang pada saat itu masih menjadi Dauphin (putra mahkota) Prancis. Setelah menikah, Marie Antoinette menjadi Dauphine of France. Empat tahun setelahnya, ketika sang suami naik takhta sebagai Louis XVI pada 1774, ia menjadi Ratu Prancis.

Marie Antoinette awalnya tidak diterima dengan baik oleh pengadilan Prancis karena latar belakangnya sebagai orang Austria, musuh lama Prancis. Namun, kecantikannya, selera modenya, serta pesona sosialnya segera membuatnya menjadi pusat perhatian di istana Versailles. Menilik kehidupannya, Marie Antoinette dikenal karena gaya hidupnya yang mewah di Istana Versailles.

Ia sering dikritik karena pengeluarannya yang boros, terutama di masa ketika ekonomi Prancis dalam kondisi sulit. Marie Antoinette memiliki ketertarikan besar pada fashion, bahkan ia sering kali menjadi trendsetter di kalangan bangsawan. Gaun-gaunnya yang mewah, gaya rambut yang tinggi dan rumit, serta hobinya yang mahal, seperti membangun Petit Trianon, sebuah istana kecil pribadi di dalam kompleks Versailles, membuatnya semakin menjadi sorotan publik.

Marie Antoinette juga dikelilingi oleh rumor meski banyak di antaranya tidak berdasar, tetapi sangat merusak reputasinya. Salah satu yang paling terkenal ialah Skandal Kalung Berlian pada 1785, di mana namanya disalahgunakan dalam penipuan yang melibatkan kalung berlian yang sangat mahal. Meski Marie Antoinette tidak terlibat langsung, skandal ini semakin menodai citranya di mata rakyat.

Revolusi Prancis dan jatuhnya kekuasaan

Ketika ketegangan sosial dan politik di Prancis meningkat pada akhir 1780-an, Marie Antoinette menjadi simbol dari semua yang dianggap salah dengan monarki Prancis. Ia sering digambarkan sebagai pemimpin yang terisolasi, tidak peka, bahkan tidak peduli terhadap penderitaan rakyat. Beberapa kalangan revolusioner bahkan memberinya julukan Madame Deficit, merujuk pada gaya hidup mewahnya yang dianggap menyebabkan kekurangan anggaran negara.

Saat Revolusi Perancis dimulai pada 1789, keluarga kerajaan Prancis semakin kehilangan kekuasaan mereka. Tepat pada 1791, Marie Antoinette maupun keluarganya berusaha melarikan diri dari Prancis dalam sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Pelarian ke Varennes, namun mereka tertangkap lalu dipulangkan ke Paris. Setelah itu, Louis XVI dan Marie Antoinette menjadi tawanan rakyat Prancis.

Setelah monarki secara resmi dihapuskan pada 1792, keluarga kerajaan ditahan di Temple Prison. Louis XVI diadili dan dihukum mati pada Januari 1793. Nasib Marie Antoinette tidak jauh berbeda. Pada 16 Oktober 1793, ia diadili oleh Pengadilan Revolusioner atas tuduhan pengkhianatan, termasuk bersekongkol dengan musuh-musuh luar negeri, serta tuduhan palsu lainnya, seperti melakukan inses dengan putranya. Pengadilannya lebih bersifat politis daripada legal, sehingga pada akhirnya ia dihukum mati dengan guillotine pada usia 37 tahun.

Legasi dan kontroversi

Erina Gudono dikaitkan dengan Marie Antoinette © 2024 freepik.com

foto: X/@yogayap_

Marie Antoinette telah menjadi salah satu figur paling kontroversial dalam sejarah Eropa. Bagi sebagian orang, ia dilihat sebagai korban dari politik revolusi yang kejam. Namun, bagi yang lain, ia menjadi simbol dari dekadensi dan ketidakpedulian aristokrasi terhadap penderitaan rakyat jelata.

Sejarah Marie Antoinette sering kali dibumbui oleh legenda atau bahkan kisah-kisah fiktif yang memperkuat citra negatifnya, seperti pernyataan yang keliru bahwa ia pernah berkata, “Biarkan mereka makan kue (Let them eat cake)”, yang sebenarnya tidak pernah ia ucapkan.

Setelah kematiannya, citra Marie Antoinette terus berkembang dalam budaya populer. Ia telah digambarkan dalam banyak buku, film, dan opera sebagai sosok yang kompleks. Baik sebagai ratu yang malang maupun sebagai simbol gaya hidup hedonisme.

Salah satu potret modernnya yang terkenal adalah dalam film Marie Antoinette karya Sofia Coppola (2006), yang menampilkan sosoknya sebagai ikon mode sekaligus ratu yang terperangkap dalam situasi yang sulit. Terlepas dari reputasinya yang kontroversial, kehidupan dan kematiannya terus menjadi bahan kajian sejarah serta simbol perubahan besar dalam sejarah Prancis.

Ia adalah representasi dari bagaimana kekuasaan, kekayaan, dan kebijakan dapat berujung pada kejatuhan, namun juga merupakan figur yang dipahami dengan lebih mendalam sebagai produk dari zamannya, bukan sekadar simbol dekadensi monarki.