Belakangan ini, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan bahwa biaya untuk program makan bergizi gratis telah turun dari Rp15 ribu menjadi Rp10 ribu per porsi. Dengan total anggaran mencapai Rp71 triliun untuk tahun 2025, program ini ditargetkan untuk menjangkau sekitar 19,47 juta orang, termasuk anak-anak sekolah dan ibu hamil serta menyusui.

Namun, keputusan ini tidak lepas dari kritik. Salah satunya datang dari aktor Fedi Nuril, yang mempertanyakan apakah anggaran sebesar Rp10 ribu cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang memadai. Dalam cuitannya di akun X, Fedi bertanya, "Kepada para ahli gizi di X, apakah Rp10 ribu memang memungkinkan untuk menyediakan satu porsi makanan bergizi lengkap untuk anak dan Ibu hamil?"

Menanggapi pertanyaan tersebut, seorang ahli gizi bernama Hafizha Anisa memberikan penjelasan yang mendalam. Ia menjelaskan bahwa dari anggaran Rp10 ribu, sekitar 70% atau Rp7 ribu dapat dialokasikan untuk bahan makanan, sementara Rp1,5 ribu masing-masing untuk biaya packing dan jasa antar serta keuntungan mitra.

"Bahan makanan protein: Rp4.200. Karbo Rp1.500. Sayur Rp500. Bumbu dan minyak Rp800," tulis Hafizha. Ia juga menekankan bahwa kebutuhan kalori anak bervariasi tergantung usia, di mana anak usia 7-9 tahun memerlukan 1.650 kalori, dan anak usia 10-12 tahun membutuhkan 1.900 kalori. Dengan kata lain, program makan bergizi gratis harus mampu menyediakan antara 550-630 kalori dan 10 gram protein per sajian.

Hafizha juga memberikan contoh makanan yang dapat memenuhi kebutuhan protein tersebut, seperti:

  • 1 telur ayam + 1 potong tempe
  • 5 telur puyuh + 2 potong oncom
  • 1 potong hati ayam + 1 gelas sari kedelai
  • 2 sdm ikan teri + 1 potong tahu
  • 1/3 potong ikan mas + 2 sdm kacang tanah kupas

Namun, berdasarkan survei yang dilakukan, 84% warganet merasa bahwa tidak mungkin membeli dua jenis protein hanya dengan Rp4.200. Hafizha juga mengingatkan bahwa program serupa pernah dilaksanakan pada masa Presiden SBY, yang dikenal sebagai Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT AS), namun gagal karena tidak mempertimbangkan variasi harga di setiap daerah.

"Gpp lah sebagai rakyat & ahli gizi kritik. Sah-sah aja toh? Mari kawal nanti, 10k bisa jadi makanan bergizi atau tidak. Kalau bisa, alhamdulillah," tutupnya.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa meskipun anggaran hanya Rp10 ribu, menu makanan yang disediakan tetap harus bermutu dan bergizi. "Kalau kita rinci, program (makan) bergizi ini nanti rata-rata minimumnya kita ingin memberi indeks per anak per ibu hamil itu (Rp)10 ribu per hari," ujarnya saat konferensi pers.

Program ini masih dalam tahap simulasi dan uji coba, dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan gizi anak secara optimal. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyatakan bahwa uji coba program ini telah dilakukan di berbagai daerah dan dapat mencukupi 600-700 kalori per sajian dengan anggaran Rp10 ribu.