Pidato Wakil Presiden Gibran Rakabuming Rakadalam acara Fatayat NU baru-baru ini menjadi sorotan publik. Hal ini disebabkan oleh pemilihan kata yang dinilai kurang tepat dan mengulangi frasa yang tidak perlu. Cuplikan video pidato tersebut viral di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun X (dulu Twitter) @bospurwo.

Dalam video tersebut, Gibran tampak mengulangi beberapa kalimat, seperti saat ia menyapa para kiai dan tokoh agama dengan frasa yang diulang-ulang, seperti "Yang saya hormati tokoh-tokoh, para tokoh-tokoh agama, para-para kiai."

Banyak warganet yang mempertanyakan efektivitas pidato tersebut, dengan beberapa komentar yang menyebutkan bahwa pengulangan kata "para" tidak diperlukan karena sudah menunjukkan bentuk majemuk.

Beberapa warganet juga memberikan komentar lucu, seperti "Wajar karena lulusan luar negeri, kalau kuliah di Indonesia skripsinya dicorat-coret." Ada juga yang berkomentar, "Kirain editan, ternyata benar.. Nyebutnya 'Para para tokoh agama.. Para para Kyai... Para para Ibu Nyai..'" yang menunjukkan kebingungan mereka terhadap cara Gibran berbicara.

Dalam acara tersebut, Gibran juga sempat membahas tentang pemecatannya dari PDI Perjuangan (PDIP). Ia menyatakan bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam sebuah negara demokrasi. Gibran dalam pelantikan Pengurus Pusat Pemuda Katolik Periode 2024-2027 juga menyinggung nasib Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma, yang juga baru saja dikeluarkan dari partai.

Dalam kesempatan lain, Gibran ditugaskan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk menjalankan tugas sehari-hari sebagai presiden selama Prabowo melakukan kunjungan kenegaraan ke Kairo, Mesir. Penugasan ini tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 34 tahun 2024. Gibran diharapkan untuk berkonsultasi dengan Prabowo jika ada kebijakan baru yang perlu ditetapkan selama masa tugasnya.