Brilio.net - Baru-baru ini muncul kekhawatiran terkait penggunaan alat kontrasepsi IUD hormonal yang dikaitkan dengan risiko kanker payudara. Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal JAMA, menunjukkan bahwa pemasangan IUD hormonal berpotensi meningkatkan risiko kanker payudara. Meski begitu, para peneliti menegaskan bahwa risiko tersebut tetap lebih rendah dibandingkan faktor risiko lain, seperti gaya hidup atau genetik.

Penggunaan kontrasepsi IUD sebenarnya sangat populer di kalangan wanita, karena dianggap praktis dan efektif untuk mencegah kehamilan. IUD hormonal bekerja dengan melepaskan hormon progesteron, yang memengaruhi siklus menstruasi dan mencegah pembuahan. Meski kini ada kekhawatiran terkait risiko kanker, banyak ahli tetap mendukung penggunaannya karena manfaatnya yang signifikan.

Namun, sebelum memutuskan untuk menggunakan IUD, penting bagi kamu untuk memahami manfaat, kelebihan, dan risiko dari alat kontrasepsi ini. Setiap pilihan kontrasepsi tentu memiliki pro dan kontra, termasuk IUD. Berikut brilio.net himpun dari berbagai sumber pada Kamis (24/10), ulasan yang bisa membantu kamu lebih memahami penggunaan IUD hormonal secara menyeluruh.

Manfaat IUD sebagai kontrasepsi.

Heboh kontrasepsi IUD © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

IUD hormonal adalah salah satu bentuk kontrasepsi yang paling efektif. Dengan tingkat kegagalan yang sangat rendah, sekitar 0,1%-0,2%, IUD merupakan pilihan tepat bagi kamu yang ingin mencegah kehamilan dalam jangka panjang. Penggunaannya bisa berlangsung hingga 3-5 tahun tergantung jenis IUD yang digunakan, tanpa harus mengingat untuk minum pil setiap hari atau menggunakan kontrasepsi lain setiap kali berhubungan seksual.

Selain itu, IUD hormonal juga memiliki manfaat lain selain mencegah kehamilan. Hormon progesteron yang dilepaskan oleh alat ini dapat membantu mengurangi nyeri menstruasi dan mengurangi volume darahnya. Beberapa wanita yang menggunakan IUD hormonal bahkan melaporkan siklus menstruasi lebih teratur atau bahkan berhenti sama sekali, yang bisa menjadi keuntungan bagi mereka yang mengalami menstruasi berat.

Kepraktisan IUD juga menjadi nilai tambah bagi wanita dengan gaya hidup sibuk. Setelah dipasang, kamu tidak perlu khawatir lagi soal kontrasepsi selama beberapa tahun. Tidak ada perawatan harian atau mingguan yang dibutuhkan, sehingga lebih memudahkan bagi kamu yang tidak ingin ribet dengan kontrasepsi yang membutuhkan pengingat rutin.

Kelebihan IUD hormonal dibanding metode lain.

Heboh kontrasepsi IUD © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Salah satu kelebihan utama IUD hormonal dibandingkan metode kontrasepsi lainnya adalah durasi perlindungannya yang panjang. Jika kontrasepsi lain seperti pil atau suntik perlu diperbaharui secara berkala, IUD memberikan perlindungan jangka panjang tanpa perlu sering-sering kontrol ke dokter. Dengan satu kali pemasangan, kamu sudah terlindungi dari kehamilan selama beberapa tahun.

IUD juga tidak mengganggu proses hubungan seksual, berbeda dengan beberapa metode kontrasepsi lain seperti kondom atau diafragma. Kamu dan pasangan bisa berhubungan seksual dengan nyaman tanpa perlu khawatir soal kehamilan. Metode ini juga bebas dari risiko "human error" seperti lupa minum pil atau salah menggunakan kondom.

Selain itu, IUD hormonal hanya bekerja di dalam rahim dan tidak beredar secara sistemik di seluruh tubuh seperti pil kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen. Hal ini berarti efek samping sistemik, seperti peningkatan risiko pembekuan darah yang bisa terjadi pada pil kombinasi, relatif lebih kecil pada IUD hormonal.

Risiko penggunaan IUD hormonal.

Heboh kontrasepsi IUD © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Meski IUD memiliki banyak manfaat, ada beberapa risiko yang perlu kamu ketahui. Berdasarkan studi yang baru-baru ini diterbitkan di jurnal JAMA, ditemukan bahwa pemasangan IUD hormonal dapat memicu peningkatan risiko kanker payudara. Namun, penting untuk dicatat bahwa risiko tersebut masih lebih kecil jika dibandingkan dengan faktor-faktor risiko lain seperti obesitas, riwayat keluarga, atau kebiasaan merokok.

Risiko lain yang mungkin terjadi adalah ketidaknyamanan saat pemasangan. Beberapa wanita melaporkan rasa sakit atau kram ketika IUD dimasukkan, meskipun umumnya hal ini hanya berlangsung singkat. Ada juga kemungkinan efek samping lain seperti perubahan siklus menstruasi, yang bisa menjadi lebih ringan atau justru tidak menstruasi sama sekali.

Selain itu, meski jarang, ada risiko IUD bergeser dari posisinya, terutama pada beberapa bulan pertama setelah pemasangan. Jika IUD tidak berada di tempat yang seharusnya, efektivitasnya sebagai kontrasepsi bisa berkurang dan mungkin diperlukan tindakan medis untuk memperbaiki posisinya.

Perbandingan risiko antara IUD hormonal dan non-hormonal.

Penting bagi kamu untuk memahami perbedaan risiko antara IUD hormonal dan non-hormonal. IUD hormonal bekerja dengan melepaskan hormon progesteron, yang dalam jangka panjang dapat memberikan dampak tertentu pada tubuh, termasuk potensi risiko kanker payudara.

Namun, IUD non-hormonal, yang menggunakan tembaga sebagai bahan utama, tidak memengaruhi kadar hormon tubuh. Risiko kanker payudara yang dihubungkan dengan IUD hanya berlaku pada jenis IUD hormonal, sehingga kamu bisa mempertimbangkan opsi non-hormonal jika khawatir akan efek samping hormon. Meski begitu, kedua jenis IUD memiliki risiko lain yang sama, seperti infeksi atau pergeseran alat di dalam rahim.