Brilio.net - Idealnya sebuah keluarga dipenuhi oleh kasih sayang dan cinta antara orang tua dan anak. Namun sayang, tak jarang pula banyak konflik yang dihadapi antara orang tua. Ada banyak faktor pemicu mulai dari kesalahpahaman hingga pola asuh yang keliru. Bisa dibilang, konflik keluarga tak bisa dihindari, seperti perselisihan Nikita Mirzani dan anak perempuannya, Laura Meizani Nasseru Asry atau yang akrab disapa Lolly.

Konflik antara Nikita dan Lolly ini jadi perbincangan publik yang tak ada habisnya. Mulai dari masalah Lolly kabur dari rumah atau asrama di London, hingga masalah terkait dugaan kehamilan Lolly yang berujung kasus pidana yang kini masih proses penyelidikan.

Tak ketinggalan pula, polemik keluarga yang melibatkan seorang wanita asal Makassar, Sulawesi Selatan berinisial SA (39) membacok ibu kandungnya SS (64) secara membabi buta. Aksi sadis penganiayaan tersebut viral di media sosial. Kini pelaku tengah diamankan Kepolisian, sementara korban mendapat perawatan intensi akibat luka bacok yang dialaminya.

Usut punya usut, motif penganiayaan tersebut terjadi lantaran si anak (SA) tidak terima ditegur ibunya untuk membersihkan rumah. Merasa tersinggung dan kesal, SA akhirnya melakukan penganiayaan pada ibu kandungnya menggunakan parang. Kasus-kasus tersebut jadi satu dari sekian banyak persoalan yang dihadapi dalam keluarga, terutama antara ibu dan anaknya.

Banyak faktor yang melatarbelakangi adanya konflik keluarga tersebut. Bisa jadi, hanya pihak-pihak internal keluarga yang tahu alasan di baliknya hingga muncul konflik sadis tersebut. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dalam keluarga, sebaiknya perkuat hubungan anak dan ibu sejak dini.

Lantas bagaimana caranya? Yuk, simak ulasan lengkap di bawah ini, seperti disadur brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (26/9)

1. Meluangkan waktu berkualitas bersama.

Cara memperkuat hubungan anak perempuan dan ibu  2024 freepik.com

foto: freepik.com

Salah satu cara paling efektif untuk memperkuat hubungan antara ibu dan anak perempuan yakni dengan meluangkan waktu berkualitas bersama. Penelitian oleh Journal of Marriage and Family menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan bersama, terutama untuk aktivitas yang disukai kedua pihak, dapat memperkuat ikatan emosional. Misalnya, melakukan hobi bersama, seperti memasak, berbelanja, atau sekadar berbincang. Aktivitas ini memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih terbuka dan mendalam.

2. Menjaga komunikasi terbuka dan jujur

Komunikasi menjadi salah satu kunci untuk membangun hubungan yang sehat. Penelitian dari American Psychological Association (APA), menyebutkan bahwa komunikasi yang jujur dan terbuka membantu anak perempuan merasa didengar serta dipahami oleh ibunya.

Ibu harus menciptakan suasana yang aman bagi anak untuk mengungkapkan perasaan lalu pikirannya tanpa takut dihakimi. Selain itu, ibu juga perlu menghindari sikap otoriter dalam berkomunikasi, dan sebaliknya, mengedepankan empati serta mendengarkan.

3. Memberikan dukungan emosional.

Dukungan emosional sangat penting bagi perkembangan psikologis anak perempuan. Studi dari Child Development Journal menemukan bahwa anak-anak yang menerima dukungan emosional dari orang tua, khususnya ibu, memiliki kesejahteraan mental yang lebih baik.

Dalam hal ini, ibu harus hadir untuk memberikan dukungan, terutama saat anak menghadapi masalah atau tantangan. Tindakan seperti mendengarkan keluh kesah, memberikan nasihat dengan bijak, maupun hanya sekadar berada di sisi anak saat dibutuhkan bisa memperkuat ikatan antara ibu dan anak.

4. Membangun rasa saling percaya.

Kepercayaan merupakan fondasi dalam hubungan yang kuat. Penelitian yang dipublikasikan oleh Developmental Psychology menyatakan, bahwa kepercayaan yang terjalin antara ibu dan anak perempuan dapat meningkatkan kualitas hubungan jangka panjang.

Ibu sebaiknya memberikan ruang bagi anak untuk membuat keputusan sendiri, namun tetap memberikan arahan yang jelas. Ini menunjukkan bahwa ibu percaya pada kemampuan anak, sehingga anak pun merasa dihargai serta diberdayakan.

5. Mengatasi konflik dengan bijaksana.

Konflik adalah bagian alami dari setiap hubungan, termasuk antara ibu dan anak. Cara ibu dalam menangani konflik memiliki dampak besar pada hubungan mereka. Sebuah penelitian oleh Family Relations Journal menunjukkan bahwa pendekatan yang bijaksana dalam menyelesaikan konflik, seperti berdiskusi dengan kepala dingin lalu menghindari konfrontasi, dapat memperkuat hubungan. Alih-alih memaksakan pendapat, ibu dan anak harus belajar mendengarkan sudut pandang masing-masing untuk mencapai pemahaman bersama.

6. Mengekspresikan kasih sayang secara konsisten.

Ekspresi kasih sayang, baik secara verbal maupun fisik, dapat memperkuat ikatan emosional antara ibu dan anak. Riset dari Harvard Study of Adult Development menyebutkan bahwa orang yang tumbuh dalam keluarga penuh kasih sayang cenderung memiliki hubungan interpersonal yang lebih baik serta tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, ibu perlu mengekspresikan cinta maupun dukungannya secara konsisten, seperti dengan pelukan, pujian, atau ucapan yang menunjukkan penghargaan terhadap anak.

7. Menghormati privasi dan batasan.

Meskipun ibu dan anak memiliki hubungan yang dekat, penting untuk menghormati privasi maupun batasan masing-masing. Studi oleh Journal of Adolescence menyebutkan bahwa menghormati privasi dapat membantu anak merasa lebih nyaman hingga dipercaya.

Dengan memberikan ruang bagi anak untuk memiliki aktivitas dan waktu pribadinya, ibu menunjukkan sikap pengertian maupun kepercayaan yang dapat memperkuat hubungan.