Brilio.net - Sejak pandemi Covid-19 merebak, dunia pendidikan Indonesia dipaksa untuk beradaptasi. Berdasarkan data Orbit360, platform digital terintegrasi untuk membantu peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dan The Habibie Center, sebanyak 407 ribu sekolah, 56 juta siswa dan 3 juta guru terdampak pandemi Covid-19. Tidak sedikit siswa yang ketinggalan pelajaran, stress, dan proses pembelajaran terganggu selama hampir dua tahun.
Pandemi seakan membuka mata bahwa masih ada jarak lebar antarmasyarakat Indonesia dalam memperoleh pendidikan. Mulai dari kesenjangan fasilitas pendidikan hingga keterampilan sumber daya manusia yang berbeda. Sebut saja para siswa yang berada di wilayah terpencil atau perbatasan negara yang kesulitan mendapatkan akses jaringan telekomunikasi untuk belajar jarak jauh.
Ilustrasi para siswa sekolah dasar di wilayah Sebatik, Kalimantan Utara yang masih kesulitan mendapatkan akses internet (dok. Pertamina Tarakan)
Nah dalam acara webinar bertajuk Digitalisasi dan Demokratisasi Pendidikan yang digelar Orbit360 dan The Habibie Center belum lama ini terungkap fakta bahwa digitalisasi dan demokrasi adalah dua hal yang saling mendukung di era modern.
Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), Dr Budi Djatmiko menyampaikan bahwa demokrasi dalam konteks pendidikan berarti kesempatan yang sama bagi semua orang memperoleh pendidikan.
Karena itu, digitalisasi di dunia pendidikan diyakini bakal mendorong proses transformasi pendidikan. Transformasi tersebut bahkan dapat mengubah sistem pendidikan secara menyeluruh. Guru dan siswa tak lagi perlu bertatap muka, bahkan sumber ilmu tak lagi melulu bersumber pada guru.
Pendidikan akan bergeser. Dulu pendidikan berada di dosen, ilmu ada di dosen, sekarang tidak. Ilmu pengetahuan ada di mana-mana. Dosen bekerja sebagai pendamping, pembimbing, jelas Budi.
Digitalisasi
Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Dr Ilham A Habibie menyebut digitalisasi adalah alat untuk meraih demokrasi dalam dunia pendidikan.
Dalam prosesnya pasti ada gejolak karena sesuatu yang baru, namun gejolak yang muncul dari digitalisasi pendidikan merupakan hal yang normal, ujar Ilham.
Lebih lanjut Ilham menyampaikan bahwa digitalisasi sejatinya merupakan upaya untuk memudahkan kehidupan manusia. Dalam konteks pandemi Covid-19, misalnya, digitalisasi menjadi jembatan untuk menggerakkan roda pendidikan. Hingga saat ini, hampir seluruh sekolah di Indonesia mengandalkan internet dalam proses belajar-mengajar, jelas Ilham.
Harus siap beradaptasi
Seluruh pihak di dunia pendidikan harus mempersiapkan diri, beradaptasi sebaik mungkin dengan proses digitalisasi yang masif terjadi agar proses transformasi yang terjadi dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara merata.
Menjawab tantangan tersebut, Ilham yang juga Co-founder Orbit360, akan menggelar Education Virtual Expo (Eduvex) 2021 sebagai salah satu upaya mendorong adaptasi dunia pendidikan dengan teknologi digital.
Eduvex yang akan digelar secara virtual pada 19-21 November 2021 merupakan pameran pendidikan virtual yang menggandeng 100 exhibitor perguruan tinggi terkemuka se-Indonesia serta mengundang lebih dari 50.000 siswa dan guru.
Selain pameran virtual, Eduvex 2021 juga akan menghadirkan sesi-sesi webinar, talkshow, workshop guru, dan sesi-sesi menarik lainnya, dan seluruhnya dapat diikuti cukup melalui perangkat terkoneksi internet dari mana pun.
Recommended By Editor
- Viral kisah guru SD dilantik jadi kepsek tapi sekolahnya tidak ada
- Minim SDM data scientist, startup edukasi ini siap berikan beasiswa
- 6 Rekam jejak Dian Sastro peduli pendidikan, beri beasiswa anak-anak
- 15 Potret sekolah milik Yuni Shara, biaya SPP tak sampai Rp 5.000
- Kisah haru bocah pemulung belajar sambil kumpulkan barang bekas