Setiap orang pasti berkeringat. Ketika keringat itu berkongsi dengan bakteri, maka muncul bau badan. Nggak banget kan, guys?
Sebenarnya ada banyak solusi akan permasalahan ini. Umumnya, mandi secara teratur dan selalu mengenakan baju bersih bisa mengatasinya. Sayangnya, trik ini tidak efektif bagi sebagian orang. Untuk mereka yang berkeringat lebih, butuh solusi yang lebih seperti deodoran.
Pemilihan deodoran juga harus yang sesuai dengan kebutuhan. Pilih Rexona Roll On terbaru dengan Triple Protection Technology yang mampu memberikan perlindungan tiga kali lebih kuat terhadap keringat dan bau badan.
Kabar baiknya Rexona hadir dengan kesegaran yang melawan panasnya cuaca,melindungi dari bakteri penyebab bau badan, serta 72 jam perlindungan dari keringat untuk kesegaran yang tahan lama. Produk ini juga telah teruji di cuaca baik panas dan lembap loh, sehingga membuat penggunanya bebas beraktivitas sepanjang hari.
foto: Rexona
Sebelum memakai deodoran, pastikan juga kamu sudah mengetahui penyebab bau badanmu. Jika tidak, bau badan akan membandel dan susah untuk pergi. Berikut ini 4 penyebab bau badan yang perlu kamu tahu, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (17/4).
1. Hormon stress.
foto: shutterstock.com
Berangkat kuliah kena tilang polisi karena STNK dan SIM ketinggalan, di kampus kena semprot dosen killer, tugas kelompok cuma kamu yang mengerjakan, pacar tiba-tiba ngambek nggak jelas. Terus pulang ban motor bocor sampai akhirnya kamu menuntunnya sampai rumah. Semua itu jelas menguras emosimu. Rasanya kepala mau pecah.
Belum lagi badan rasanya payah dan penuh keringat. Itulah tanda kamu stres atau tertekan. Kemudian, kamu menyadari ada yang not smell good di badanmu. Yes, itulah bau badan!
Perlu kamu tahu, ada beberapa jenis keringat. Dipandang dari ilmu kimia, semua keringat berasal dari kelenjar apokrin yang terletak di ketiak dan daerah genital. Nah, bedanya dengan keringat ketika setelah olahraga yang terdiri dari air dan elektrolit, keringat dari kelenjar apokrin ini menghasilkan keringat lemak bakteri yang bikin bau badanmu nggak enak banget. Hal ini sebenarnya menunjukkan proses ekskresi bakteri.
Nah, untuk mengatasinya, selain mandi 2 kali sehari dan mengganti baju setelah berkeringat, jangan lupa kelola stres dengan yoga, meditasi, latihan pernapasan, atau kegiatan rileks lainnya.
2. Genetik
foto: shutterstock.com
Setiap manusia mempunyai bau badan yang khas. Hal ini karena genetika atau gaya hidup. Saat kondisinya normal, bau badan tidak akan terlalu ekstrim. Pada umumnya, ada dua sumber bau badan di tubuh.
Yang pertama ada asam propionat atau propanoat yang berbau seperti cuka. Asam ini merupakan hasil penguraian keringat oleh propionibacteria, sejenis bakteri yang hidup di saluran kelenjar manusia. Sumber bau badan kedua adalah asam isovalerik yang dihasilkan oleh bakteri staphylococcus epidermidis. Asam ini bisa membuat keringat berbau seperti keju.
Jika kondisi bau badan terlalu ekstrim dan tidak berubah-rubah, konsultasikan dengan dokter. Dengan pemeriksaan lebih lanjut, dokter bisa memberikan treatment yang sesuai dengan gejala yang ada.
3. Diet dengan mengonsumsi makanan 'berbau'
foto: shutterstock.com
Ketika kamu makan bawang putih, bawang bombai, brokoli, dan kubis Brussel, maka makanan ini akan dipecah menjadi senyawa berbau busuk yang beredar dalam aliran darah dan merembes keluar melalui keringat, air seni, dan napas.
Selain itu, makanan diet rendah karbohidrat, misalnya daging, juga dapat menyebabkan bau badan yang berubah menjadi bau amis. Biasanya, orang yang sedang dalam upaya diet penurunan berat badan akan mengalami perubahan bau badan menjadi lebih aneh.
Untuk menyiasatinya kamu bisa makan sayuran hijau saat mengkonsumsi makanan berbau. Seperti saat kamu makan daging bisa menambahkan bayam agar mengurangi risiko bau badan yang tidak sedap.
4. Kepemilikan gangguan genetika langka yang disebut trimethylaminuria
foto: shutterstock.com
Sebuah mutasi genetik yang menyebabkan bau badan telah ditemukan. Ketika seseorang memiliki trimethylaminuria, tubuh nggak bisa memecah trimetilamina yang ditemukan dalam makanan kaya kolin seperti telur, daging berlemak, almond, brokoli, telur, dan makanan umum lainnya. Akibatnya, tubuh melepaskan bau amis menyengat yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Nah, agar trimethylaminuria nggak semakin parah, sebaiknya kamu kamu perlu menjaga pola makan. Selain itu hindari pula olahraga berat yang membuat kamu mengeluarkan banyak keringat. Serta cobalah rilek dan gunakan sabun yang memiliki sedikit asam.
Recommended By Editor
- Playfest 2022 hadir offline bertemakan “Reactive Your Sense"
- Yuk jadi member Traveloka Priority dan nikmati keuntungan ekslusifnya
- Produk lip tint terbaru & terbaik 2022, bibir sehat merona
- FLAVS FESTIVAL 2022 ajang kenalkan musik Hip-hop, Soul, dan R&B
- ASUS Zenbook 14X OLED Space Edition, laptop bertema luar angkasa