Brilio.net - Dalam beberapa tahun terakhir, sistem zonasi sekolah di Indonesia telah menjadi perdebatan sengit, terutama sejak Nadiem Makarim menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kebijakan zonasi ini bertujuan untuk menciptakan pemerataan akses pendidikan berkualitas di berbagai wilayah. Namun, di tengah pelaksanaannya, muncul polemik dan tantangan dari masyarakat yang merasa bahwa zonasi menghambat peluang anak untuk bersekolah di tempat yang diinginkan. Sistem ini juga memicu ketidakpuasan orang tua yang merasa bahwa kualitas sekolah tidak merata di setiap wilayah.

Namun, sebenarnya sistem zonasi bukanlah hal baru. Banyak negara maju yang telah lama menerapkan model zonasi sebagai strategi pemerataan pendidikan. Setiap negara tentu memiliki pendekatan yang unik, disesuaikan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masing-masing. Penerapan sistem zonasi di negara-negara maju bisa menjadi inspirasi dalam membangun sistem pendidikan Indonesia yang lebih baik dan merata.

Dirangkum brilio.net, Jumat (25/10), kamu bisa menemukan berbagai pendekatan dan kebijakan yang mungkin bisa diaplikasikan atau menjadi referensi bagi sistem pendidikan kita.

sistem zonasi sekolah di 5 negara freepik.com

foto: freepik.com

1. Inggris

Inggris adalah salah satu negara Eropa yang menggunakan sistem zonasi untuk pendidikan dasar dan menengah. Menurut UK Government Education Policy, siswa di Inggris biasanya diarahkan ke sekolah-sekolah yang terletak di sekitar tempat tinggal mereka. Tujuan utama zonasi ini adalah agar setiap siswa memiliki akses yang sama ke pendidikan berkualitas tanpa harus bergantung pada kemampuan ekonomi keluarga. Dalam sistem ini, kriteria penempatan sekolah bukan hanya berdasarkan kedekatan jarak, tetapi juga mempertimbangkan kapasitas sekolah dan pemerataan distribusi siswa.

Namun, sistem ini juga memiliki tantangan tersendiri. Ada perbedaan kualitas antara sekolah di daerah padat penduduk dan daerah kurang berkembang. Meskipun sudah ada kebijakan perbaikan dan pengembangan kualitas sekolah, tetap ada perbedaan dalam fasilitas dan kualitas pengajaran yang didapat siswa. Kebijakan zonasi ini memaksa pemerintah untuk terus memastikan setiap sekolah memiliki kualitas yang setara agar siswa tidak merasa dirugikan hanya karena lokasi tinggal mereka.

2. Prancis

Di Prancis, sistem zonasi yang disebut sebagai "La Carte Scolaire" bertujuan untuk mencegah segregasi sosial di sekolah. Pemerintah Prancis membagi wilayah menjadi zona-zona pendidikan, di mana setiap siswa ditempatkan di sekolah yang berada di zona tempat tinggalnya. Sistem ini dirancang untuk mendorong keberagaman sosial dan membantu mengurangi kesenjangan antara sekolah-sekolah yang berada di kota besar dan pedesaan. Di sisi lain, kebijakan ini juga menuntut upaya besar dalam pemerataan kualitas pendidikan di setiap zona.

Namun, banyak orang tua di Prancis yang mengajukan pengecualian agar anak mereka dapat bersekolah di luar zona yang ditentukan, terutama di sekolah yang dianggap lebih bergengsi. Ini menyebabkan sistem zonasi mengalami perubahan, dengan beberapa sekolah mengadopsi kebijakan penerimaan berdasarkan prestasi akademik di samping zonasi. Meskipun ada tantangan, zonasi tetap menjadi salah satu cara yang diandalkan untuk menciptakan pemerataan pendidikan di Prancis.

sistem zonasi sekolah di 5 negara freepik.com

foto: freepik.com

3. Argentina

Argentina adalah salah satu negara di Amerika Latin yang menerapkan sistem zonasi dalam penempatan siswa di sekolah dasar dan menengah. Di sini, sistem zonasi bertujuan untuk memberikan akses pendidikan yang setara kepada seluruh siswa, khususnya di wilayah perkotaan dan pedesaan. Kementerian Pendidikan Argentina bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengelola zonasi dan mendistribusikan siswa ke sekolah terdekat berdasarkan lokasi tempat tinggal. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesenjangan pendidikan antar wilayah dan memastikan setiap siswa memiliki kesempatan yang sama.

Walau demikian, terdapat perbedaan kualitas pendidikan antara sekolah di kota besar dan di daerah terpencil. Oleh karena itu, pemerintah juga menjalankan program untuk meningkatkan kualitas sekolah di daerah kurang berkembang. Meskipun sistem ini dianggap efektif, beberapa orang tua merasa kurang puas karena terbatasnya pilihan sekolah berkualitas tinggi di daerah mereka.

4. Brazil

Di Brazil, sistem zonasi diterapkan untuk memastikan akses pendidikan dasar dan menengah yang lebih merata di wilayah perkotaan dan pedesaan. Zonasi di Brazil berfokus pada penempatan siswa berdasarkan lokasi tempat tinggal dengan tujuan mengurangi jumlah siswa di kelas-kelas perkotaan yang lebih padat. Selain itu, zonasi ini juga bertujuan untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas di kota-kota besar dengan mengurangi kebutuhan transportasi antar wilayah untuk ke sekolah.

Meskipun sistem ini telah membantu mengurangi tekanan pada beberapa sekolah di kota besar, masih ada ketimpangan dalam kualitas pendidikan antara daerah. Oleh karena itu, pemerintah Brazil juga menerapkan berbagai program pengembangan profesional guru dan peningkatan fasilitas sekolah, khususnya di wilayah yang dianggap kurang berkembang. Dengan cara ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh negeri.

sistem zonasi sekolah di 5 negara freepik.com

foto: freepik.com

5. Jepang

Jepang memiliki sistem zonasi sekolah yang ketat untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas. Di Jepang, siswa ditempatkan di sekolah yang sesuai dengan wilayah tempat tinggal mereka. Zonasi di Jepang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pendidikan antar wilayah dan memastikan seluruh siswa menerima kurikulum yang seragam. Hal ini juga dianggap sebagai cara untuk memperkuat hubungan antar siswa dan komunitas di sekitar sekolah mereka.

Di sisi lain, orang tua di Jepang biasanya sangat mendukung sistem zonasi karena dianggap sebagai cara yang adil dalam distribusi pendidikan. Sistem ini mendorong persaingan sehat dan memungkinkan setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Namun, dalam beberapa kasus, orang tua juga mencari cara agar anak mereka dapat bersekolah di luar zona jika sekolah tersebut dianggap memiliki reputasi yang lebih baik.