Brilio.net - Pendakian gunung telah menjadi aktivitas yang semakin populer, terutama di kalangan anak muda. Namun, kejadian yang menimpa seorang siswi SMKN 3 Semarang, Naomi Daviola (17), menjadi pengingat pentingnya keselamatan saat mendaki. Di Gunung Slamet, Jawa Tengah, Naomi tersesat dalam perjalanan pulang setelah berhasil mencapai puncak.
Siswi yang akrab disapa Vio ini bergabung dalam rombongan open trip yang ditemukan melalui akun TikTok. Pendakian dilakukan melalui jalur Bambangan, Purbalingga, pada malam 5 Oktober. Vio berangkat dari Semarang dengan motor, bergabung dengan 40 peserta lainnya.
Pendakian ini termasuk dalam kategori ekstrem, karena dilakukan secara tek-tok tanpa menginap. Dengan membawa perbekalan yang minimal, Vio dan para peserta lainnya segera turun setelah mencapai puncak. Namun, sayangnya pada saat turun ternyata Vio ketinggalan dengan rekan-rekan lainnya.
Alhasil selama dua hari Vio tersesat di Gunung Slamet. Untungnya ia membawa bekal roti seadanya lalu bertahan dengan bekal tersebut, sementaraa untuk minum, Vio mengandalkan air sungai yang ditemuinya. Beruntungnya usai kabar kehilangan Vio, tim SAR berhasil menemukan gadis 17 tahun itu dalam keadaan lemas.
Berkaca dari peristiwa tersebut tentu dijadikan pelajaran bahwa untuk mendaki wajib mengikuti petunjuk ahli sekaligus memiliki persiapan yang matang, terutama bagi pemula. Jadi tidak asal untuk keren dengan mendaki gunung tetapi butuh kesiapan mental maupun fisik.
Lantas bagaimana tips aman mendaki bagi pemula? Yuk simak ulasan lengkap di bawah ini yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (10/10)
Tips agar aman selama pendakian bagi pemula
foto: freepik.com
1. Persiapkan fisik dan mental
Persiapan fisik dan mental merupakan langkah awal yang sangat penting sebelum melakukan pendakian. Pendakian gunung membutuhkan stamina yang baik, serta kesiapan mental untuk menghadapi berbagai tantangan di alam terbuka.
Untuk persiapan fisik, mulailah dengan latihan kardiovaskular secara rutin setidaknya 4-6 minggu sebelum pendakian. Aktivitas seperti jogging, bersepeda, atau berenang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh kamu. Tambahkan juga latihan kekuatan untuk memperkuat otot kaki, punggung, hingga inti tubuh. Ini akan membantu kamu mengatasi medan yang sulit dan mengurangi risiko cedera selama pendakian.
Persiapan mental sama pentingnya dengan persiapan fisik. Pelajari rute pendakian yang akan kamu tempuh, termasuk tingkat kesulitan maupun estimasi waktu yang dibutuhkan. Visualisasikan perjalanan kamu serta bayangkan cara mengatasi rintangan yang mungkin muncul. Teknik ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri sekaligus kesiapan mental kamu.
2. Rencanakan perjalanan dengan matang
Perencanaan yang matang menjadi kunci keselamatan dalam pendakian. Mulailah dengan mempelajari rute yang akan kamu tempuh. Gunakan peta topografi maupun panduan pendakian yang akurat untuk memahami medan yang akan kamu hadapi. Perhatikan jarak tempuh, tingkat kesulitan, hingga estimasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap bagian rute.
Periksa prakiraan cuaca secara teliti sebelum berangkat dan selama pendakian. Cuaca di gunung dapat berubah dengan cepat, jadi penting untuk selalu memantau kondisi terkini. Jika prakiraan cuaca menunjukkan kondisi yang berbahaya, jangan ragu untuk menunda atau membatalkan pendakian.
Beri tahu keluarga atau teman tentang rencana pendakian kamu. Informasikan rute yang akan ditempuh, perkiraan waktu kembali, hingga titik-titik penting dalam perjalanan. Hal ini untuk memudahkan proses pencarian jika terjadi keadaan darurat.
3. Gunakan perlengkapan yang tepat
Perlengkapan yang tepat sangat penting untuk keselamatan sekaligus kenyamanan selama pendakian. Berikut item yang perlu diperhatikan:
- Sepatu hiking: Pilih sepatu yang nyaman, tahan air, dan memiliki grip yang baik. Pastikan untuk memakainya beberapa kali sebelum pendakian untuk menghindari lecet.
- Pakaian: Gunakan pakaian berlapis yang dapat menyesuaikan dengan perubahan suhu. Lapisan dasar sebaiknya terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat, lapisan tengah untuk insulasi, serta lapisan luar yang tahan angin maupun air.
- Ransel: Pilih ransel yang nyaman serta sesuai dengan ukuran tubuh kamu. Pastikan ransel memiliki kompartemen yang cukup untuk menyimpan perlengkapan dengan baik.
- Perlengkapan keselamatan: Bawa peta, kompas, GPS (jika ada), senter atau headlamp dengan baterai cadangan, kotak P3K, peluit untuk keadaan darurat, dan survival blanket.
- Perlengkapan lain: Tergantung pada durasi maupun kondisi pendakian, kamu mungkin perlu membawa tenda, sleeping bag, matras, kompor portable, hingga perlengkapan masak.
4. Jaga hidrasi dan nutrisi tubuh
Menjaga hidrasi dan asupan nutrisi yang cukup sangat penting selama pendakian. Dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, bahkan dapat meningkatkan risiko penyakit ketinggian.
Bawa air yang cukup lalu minum secara teratur, bahkan sebelum kamu merasa haus. Sebagai panduan umum, usahakan untuk minum sekitar 250-500 ml air setiap jam, tergantung pada intensitas pendakian serta kondisi cuaca. Jika pendakian berlangsung lama, pertimbangkan untuk membawa alat penyaring air maupun tablet purifikasi untuk mengisi ulang persediaan air dari sumber alami.
Untuk nutrisi, bawa makanan ringan yang kaya energi seperti kacang-kacangan, buah kering, maupun batangan energi. Makanan ini dapat memberikan energi cepat yang dibutuhkan selama pendakian. Untuk pendakian yang lebih lama, bawa makanan yang lebih substansial seperti roti gandum, keju, atau makanan kering yang mudah disiapkan.
5. Jaga kecepatan yang stabil dan istirahat secara teratur
Saat mendaki, penting untuk menjaga kecepatan yang stabil maupun nyaman. Jangan terburu-buru ataupun mencoba mengikuti kecepatan pendaki lain yang mungkin lebih berpengalaman. Berjalan dengan kecepatan yang konsisten dapat membantu menghemat energi sekaligus mengurangi risiko kelelahan.
Terapkan teknik napas yang benar saat mendaki. Cobalah untuk menyinkronkan napas dengan langkah kamu. Misalnya, tarik napas selama dua langkah lalu keluarkan napas selama dua langkah berikutnya. Ini dapat membantu mengoptimalkan penggunaan oksigen maupun menjaga stamina kamu.
Istirahat secara teratur juga sangat penting. Ambil waktu istirahat setiap 45-60 menit untuk minum air, makan makanan ringan, serta memulihkan energi. Gunakan waktu istirahat ini juga untuk memeriksa kondisi fisik kamu maupun rekan-rekan pendaki lainnya.
6. Kenali gejala penyakit ketinggian lalu tahu cara mengatasinya
Penyakit ketinggian (altitude sickness) menjadi risiko serius dalam pendakian gunung, terutama di ketinggian di atas 2.500 meter. Gejala umumnya meliputi sakit kepala, mual, pusing, kesulitan tidur, hingga nafsu makan berkurang.
Jika kamu mengalami gejala penyakit ketinggian, langkah pertama yakni berhenti naik lalu beristirahat. Berikan waktu bagi tubuh kamu untuk beradaptasi dengan ketinggian. Jika gejala ringan, istirahat selama 24-48 jam di ketinggian yang sama seringkali dapat membantu. Pastikan untuk minum banyak air dan hindari alkohol maupun obat tidur.
Jika gejala tidak membaik atau memburuk, turun ke ketinggian yang lebih rendah jadi tindakan terbaik. Penurunan sekitar 300-600 meter biasanya cukup untuk meringankan gejala. Dalam kasus yang lebih serius, evakuasi medis mungkin diperlukan.
7. Perhatikan cuaca dan kondisi alam
Cuaca di gunung dapat berubah dengan cepat dan drastis. Selalu perhatikan kondisi cuaca maupun siap untuk mengubah rencana jika diperlukan. Beberapa tanda-tanda cuaca buruk yang perlu diwaspadai antara lain:
- Awan gelap yang menumpuk dengan cepat
- Peningkatan kecepatan angin yang tiba-tiba
- Penurunan suhu yang drastis
- Kilat atau suara guntur di kejauhan
Jika kamu melihat tanda-tanda cuaca memburuk, pertimbangkan untuk turun ke area yang lebih aman atau mencari tempat berlindung. Jangan ragu untuk membatalkan pendakian jika kondisi cuaca terlalu berbahaya.
Selain cuaca, perhatikan juga kondisi alam sekitar. Waspadalai terhadap batu-batu yang longgar, tebing yang curam, hingga area yang rawan longsor. Jika ragu, selalu pilih jalur yang lebih aman meskipun mungkin lebih lama.
8. Hormati alam serta ikuti prinsip "Leave No Trace"
Sebagai pendaki, kamu memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam. Ikuti prinsip "Leave No Trace" yang meliputi:
- Rencanakan dan persiapkan dengan baik
- Berjalan dan berkemah di permukaan yang tahan lama
- Buang sampah dengan benar (bawa kembali semua sampah kamu)
- Tinggalkan apa yang kamu temukan (jangan mengambil tanaman/benda alam lainnya)
- Meminimalkan dampak api unggun (jika diizinkan, gunakan teknik api unggun yang aman)
- Hormati satwa liar (jangan memberi makan/ mengganggu hewan)
- Pertimbangkan pengunjung lain (jaga ketenangan dan bersikap sopan)
Recommended By Editor
- Perjuangan ayah 65 tahun temani putrinya naik gunung ini bikin terenyuh
- [KUIS] Kamu lagi suka mendaki? Tes sejago apa kamu menaklukkan ego saat mendaki melalui pertanyaan ini
- Pria ini bertemu nenek 75 tahun masih kuat mendaki Gunung Sangar, ternyata rahasianya sederhana banget
- Aksi cowok langsung healing naik gunung sendirian usai patah hati ini endingnya di luar ekspektasi
- Definisi umur boleh tua tapi stamina tetap muda, potret nenek masih aktif naik gunung ini tuai sorotan