Brilio.net - Polusi cahaya merujuk pada cahaya buatan yang berlebihan. Fenomena ini umumnya disebabkan oleh sistem pencahayaan yang salah arah, terlalu terang, tidak efisien, atau bahkan nggak diperlukan. Kebanyakan polusi cahaya terjadi di daerah perkotaan, di mana terdapat banyak sumber cahaya buatan.

Di area tersebut, cahaya sering kali mengarah ke langit atau cahaya yang seharusnya diarahkan ke bawah malah dipantulkan ke atas. Cahaya yang mengarah ke atas kemudian tersebar oleh lapisan atmosfer, akibatnya menciptakan pendaran atau pancaran cahaya yang mengurangi kegelapan langit malam.

Paparan cahaya malam yang berlebihan dapat mengganggu pola tidur alami dan mengurangi produksi melatonin, hormon yang penting untuk tidur yang berkualitas. Menyadur dari Harvard Health Publishing. (2019). "Light at Night and Health." Journal of Clinical Sleep Medicine, menunjukkan bahwa gangguan ini dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan masalah kesehatan jangka panjang.

Nggak cuma itu, ada banyak dampak lainnya yang penting untuk diketahui. Apa saja? Yuk, simak ulasan lengkap yang brilio.net sadur dari berbagai sumber, Selasa (17/9)

Apa itu polusi cahaya dan jenisnya.

Kenali apa itu polusi cahaya dan dampaknya bagi kehidupan manusia © 2024 brilio.net

foto: bosscha.itb.ac.id/Alfan Nasrulloh

Polusi cahaya merupakan gangguan yang disebabkan oleh pencahayaan buatan yang mengganggu siklus alami gelap-terang di lingkungan. Fenomena ini dapat memengaruhi kesehatan manusia, ekosistem, hingga astronomi. Ada beberapa jenis utama polusi cahaya.

1. Cahaya terang (Glare).

Terjadi ketika sumber cahaya yang sangat terang membuat sulit untuk melihat dengan jelas atau menyebabkan ketidaknyamanan. Glare sering ditemukan di area dengan lampu jalan yang sangat terang atau lampu kendaraan.

2. Cahaya tumpah (Skyglow).

Yakni cahaya yang tersebar di atmosfer lalu menyebabkan langit malam terlihat lebih terang dari seharusnya. Skyglow sering disebabkan oleh pencahayaan dari kota-kota besar dan dapat mengganggu pengamatan bintang.

3. Cahaya merembes (Light Trespass).

Terjadi ketika cahaya dari satu sumber memasuki area yang tidak diinginkan, seperti cahaya dari lampu jalan yang menerangi rumah pribadi atau ruang tidur.

4. Cahaya berlebih (Light Clutter).

Mengacu pada kumpulan lampu yang tidak teratur atau berlebihan di suatu area, seperti iklan neon yang berkumpul di pusat perbelanjaan, yang dapat mengganggu konsentrasi dan kenyamanan.

Dampak polusi cahaya bagi kehidupan manusia.

Kenali apa itu polusi cahaya dan dampaknya bagi kehidupan manusia © 2024 brilio.net

foto: bosscha.itb.ac.id

1. Gangguan kesehatan manusia.

Polusi cahaya dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yaitu siklus tidur dan bangun alami seseorang. Paparan berlebihan terhadap cahaya buatan, terutama pada malam hari, dapat memengaruhi kesehatan.

Bagaimana tidak, cahaya buatan yang terang pada malam hari dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur dan ritme biologis tubuh. Gangguan ini dapat menyebabkan insomnia, kelelahan kronis, bahkan meningkatkan risiko penyakit jantung maupun diabetes.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menunjukkan bahwa paparan cahaya malam hari dapat meningkatkan risiko gangguan tidur dan kesehatan metabolik (Harvard Health Publishing, 2019).

2. Dampak pada ekosistem dan satwa liar.

Polusi cahaya dapat mempengaruhi perilaku dan habitat satwa liar, yang bergantung pada pola gelap maupun terang alami untuk navigasi serta aktivitas mereka.

Hewan nocturnal, seperti burung maupun serangga, mengalami gangguan dalam perilaku migrasi, berburu, hingga pemijahan karena polusi cahaya. Misalnya, lampu jalan dapat mengganggu pola migrasi burung sekaligus mengurangi populasi serangga penyerbuk.

Menyadur penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Ecology menunjukkan bahwa polusi cahaya dapat mengurangi jumlah serangga penyerbuk hingga 90% di beberapa daerah (Van Langevelde et al., 2011).

3. Gangguan pada astronomi.

Selain itu, polusi cahaya mengganggu kemampuan astronom untuk mengamati langit malam bahkan melakukan penelitian ilmiah. Cahaya buatan dari kota-kota besar dapat membuat langit malam terlihat lebih terang, sehingga mengaburkan pandangan bintang maupun objek astronomi lainnya.

Berdasarkan American Astronomical Society menunjukkan bahwa lebih dari 80% populasi dunia tidak dapat melihat Bima Sakti akibat polusi cahaya, yang membatasi kemampuan astronom untuk melakukan pengamatan dan penelitian (Kuehn, 2020).

4. Penurunan kualitas tidur.

Selanjutnya, paparan cahaya buatan pada malam hari dapat mengganggu pola tidur alami dan kualitas tidur. Cahaya yang terlalu terang pada malam hari, baik dari sumber luar seperti lampu jalan maupun dari perangkat elektronik, dapat menyebabkan gangguan tidur. Studi dalam Sleep Medicine Reviews menunjukkan bahwa paparan cahaya biru dari layar gadget dapat menunda onset tidur dan mengurangi durasi tidur.

5. Dampak ekonomi.

Nggak cuma itu, polusi cahaya dapat memiliki dampak ekonomi melalui pemborosan energi dan biaya kesehatan. Penggunaan pencahayaan yang tidak efisien atau berlebihan menyebabkan pemborosan energi, yang berdampak pada tagihan listrik sekaligus emisi karbon.

Selain itu, gangguan kesehatan akibat polusi cahaya dapat meningkatkan biaya perawatan kesehatan. Studi dalam Environmental Health Perspectives mengestimasi bahwa pengurangan polusi cahaya dapat menghemat miliaran dolar dalam biaya energi dan kesehatan (Hölker et al., 2010).

6. Gangguan pada ekosistem perairan.

Terakhir, polusi cahaya juga dapat memengaruhi ekosistem perairan dengan mengubah perilaku organisme akuatik. Cahaya buatan di dekat badan air dapat mengganggu aktivitas pemijahan dan migrasi spesies akuatik.

Misalnya, penyu laut, yang bergantung pada cahaya bulan untuk menavigasi ke laut setelah menetas, dapat terjebak oleh cahaya buatan di pantai, akibatnya bisa menyebabkan kematian. Penelitian dalam Marine Ecology Progress Series menunjukkan bahwa lampu pantai dapat mengganggu proses pemijahan penyu serta mempengaruhi kelangsungan hidup anak penyu.