Brilio.net - Penggunaan media sosial di kalangan pelajar semakin meningkat, terutama dengan kemudahan akses melalui smartphone. Meski memberikan banyak manfaat, namun media sosial juga memiliki dampak negatif yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Aktivitas ini sering kali menghabiskan waktu belajar, sehingga dapat mempengaruhi konsentrasi serta prestasi akademik.
Scroll media sosial secara terus-menerus juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental bagi pelajar. Pasalnya, terlalu banyak waktu di media sosial bisa memicu kecemasan, stres, hingga perasaan tidak percaya diri akibat perbandingan sosial. Dampak negatif scroll media sosial bagi pelajar ini semakin nyata seiring dengan meningkatnya kasus depresi di kalangan remaja.
Menyadur dari laman ugm.ac.id Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) pada 2022, menganalisis angka kejadian gangguan mental pada remaja 10 17 tahun di Indonesia, menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir.
Angka ini menjadi gambaran bahwa kesehatan masyarakat Indonesia, terutama remaja tidak baik-baik saja. Ada berbagai faktor yang mempengaruhinya, salah satunya screening time secara berlebihan. Lantas apa saja dampak negatif scroll media sosial bagi pelajar? Yuk simak ulasan lengkap di bawah ini yang brilio.net sadur dari berbagai sumber, Selasa (10/9)
Dampak negatif scroll media sosial bagi pelajar
foto: freepik.com
1. Penurunan konsentrasi dan produktivitas akademik
Media sosial memberikan akses tanpa batas pada konten yang menghibur, namun sering kali tidak mendukung aktivitas akademik. Pelajar yang terlalu sering scroll media sosial dapat mengalami penurunan konsentrasi karena terus-menerus terganggu oleh notifikasi dan dorongan untuk membuka aplikasi.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Educational Psychology menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berdampak negatif pada performa akademik. Hal ini disebabkan oleh "kebiasaan multitasking" yang berkembang, di mana pelajar mencoba melakukan banyak hal sekaligus namun tidak dapat fokus secara penuh pada satu tugas tertentu. Akibatnya, waktu belajar siswa tidak efektif dan hasil akademik pun menurun.
2. Gangguan kesehatan mental
Scroll media sosial yang terus-menerus dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, hingga rendahnya rasa percaya diri. Sebuah studi yang diterbitkan oleh American Psychological Association menunjukkan adanya korelasi antara penggunaan media sosial yang intensif dengan meningkatnya tingkat depresi dan kecemasan pada remaja.
Hal ini disebabkan oleh adanya perbandingan sosial, di mana pelajar membandingkan kehidupannya dengan kehidupan yang tampak sempurna dari teman-teman di media sosial. Proses ini dapat membuatnya merasa tidak puas dengan diri sendiri lalu meningkatkan tekanan psikologis. Media sosial juga dapat menciptakan ilusi hubungan yang dangkal, sehingga pelajar merasa kesepian meskipun mereka terlihat memiliki banyak koneksi online.
3. Gangguan pola tidur
Salah satu dampak negatif yang signifikan dari scroll media sosial adalah gangguan pola tidur. Pelajar sering kali menggunakan media sosial sebelum tidur, yang dapat mempengaruhi kualitas tidur mereka. Studi yang dipublikasikan oleh National Sleep Foundation mengungkapkan bahwa cahaya biru dari layar ponsel dan tablet dapat menghambat produksi melatonin, yakni hormon yang mengatur siklus tidur.
Akibatnya, pelajar menjadi sulit tidur atau mengalami kualitas tidur yang buruk. Kurang tidur ini kemudian memengaruhi performa akademik, suasana hati, dan kesehatan secara keseluruhan. Kebiasaan ini juga meningkatkan risiko munculnya gangguan tidur seperti insomnia.
4. Peningkatan risiko cyberbullying
Media sosial sering kali menjadi tempat terjadinya perundungan atau cyberbullying, yang dapat memberikan dampak psikologis serius bagi pelajar. Menurut laporan dari Cyberbullying Research Center, sekitar 34% pelajar pernah mengalami cyberbullying.
Scroll media sosial yang berlebihan meningkatkan paparan terhadap komentar negatif, ejekan, atau bahkan ancaman dari pengguna lain. Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi, yang pada gilirannya memengaruhi kesehatan mental serta performa akademik pelajar.
5. Pengaruh negatif terhadap citra tubuh
Paparan gambar-gambar yang tidak realistis tentang kecantikan atau standar tubuh ideal di media sosial sering kali membuat pelajar merasa tidak puas dengan penampilan mereka. Ini bisa memicu masalah citra tubuh, terutama bagi remaja yang sedang dalam masa perkembangan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh International Journal of Eating Disorders menunjukkan bahwa penggunaan media sosial, khususnya platform yang berfokus pada gambar seperti Instagram, dapat memperburuk masalah citra tubuh dan bahkan memicu gangguan makan. Pelajar menjadi lebih rentan terhadap rasa rendah diri dan tekanan untuk terlihat sempurna.
Cara mengatasi dampak negatif scroll media sosial.
foto: freepik.com
1. Mengatur waktu penggunaan
Batasi waktu untuk scroll media sosial dengan menetapkan jadwal khusus, seperti hanya menggunakan media sosial di luar jam belajar atau sebelum tidur.
2. Menggunakan aplikasi pemantau waktu
Manfaatkan aplikasi yang dapat memantau dan membatasi waktu penggunaan media sosial, seperti fitur "Screen Time" atau aplikasi pihak ketiga.
3. Mengatur notifikasi
Matikan notifikasi dari aplikasi media sosial untuk mengurangi godaan membuka ponsel setiap kali ada pembaruan.
4. Fokus pada interaksi tatap muka
Prioritaskan interaksi langsung dengan teman, keluarga, atau komunitas untuk memperkuat keterampilan sosial dan mengurangi ketergantungan pada interaksi online.
5. Mencari aktivitas pengganti
Temukan hobi baru atau aktivitas fisik yang dapat mengalihkan perhatian dari kebiasaan scroll media sosial, seperti olahraga, membaca, atau mengikuti kursus keterampilan.
6. Memfilter konten yang diikuti
Kurasi akun yang diikuti di media sosial dengan memprioritaskan konten yang positif, edukatif, dan inspiratif, untuk mengurangi dampak negatif dari perbandingan sosial.
7. Beristirahat dari media sosial
Lakukan detoksifikasi media sosial secara berkala dengan tidak menggunakan platform tersebut selama beberapa hari atau minggu untuk menyegarkan pikiran dan kesehatan mental.
8. Mencari dukungan jika diperlukan
Jika dampak negatif media sosial mempengaruhi kesehatan mental secara signifikan, cari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental untuk mendapatkan bantuan yang tepat.
Recommended By Editor
- Dukung perkembangan industri kreatif, BRI gelar kompetisi “Creator Fest 2024”
- Pengertian buzzer dan cara kerjanya di media sosial
- [KUIS] Media sosial yang sering kamu buka ini ungkap seberapa kritis kamu dalam berpikir sehari-hari
- [KUIS] Gaya flexingmu terlihat dari makanan yang kamu share di media sosial, cek di sini valid nggak?
- Tak lagi pakai kata sandi pengguna X kini bisa login dengan passkey, ketahui pengertian dan caranya