Brilio.net - Kasus peredaran uang palsu kembali menjadi sorotan setelah Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar diduga menjadi tempat produksi uang palsu. Peredaran uang palsu ini terungkap menjelang Pilkada 2024, dengan nominal hingga miliaran rupiah. Bahkan, uang palsu tersebut ditemukan beredar di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan sebelum hari pencoblosan.
Hasil penyelidikan mengungkap bahwa uang palsu bernilai Rp2 miliar sudah menyebar di beberapa wilayah, termasuk Mamuju dan sekitar kampus UIN Alauddin. Polisi berhasil menangkap para pelaku yang memiliki peran berbeda dalam jaringan ini. MB (35), seorang staf UIN Alauddin, menjadi salah satu tokoh kunci yang membawa uang palsu tersebut ke Mamuju.
MB diduga bertindak atas perintah Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Dr. Andi Ibrahim, untuk mencari jaringan pengedar baru. Tertangkapnya MB membuka jalan bagi polisi untuk menangkap pelaku lain, termasuk oknum ASN TA (52) dan MMB (40), serta dua wiraswasta, IH (42) dan WY (32). Modus peredaran uang palsu melibatkan transaksi sekaligus distribusi uang dengan nominal tertentu sebagai imbalan.
Dalam salah satu kasus, MB memberikan uang palsu senilai Rp3,5 juta kepada MMB dan Rp2 juta kepada WY. Polisi terus mendalami kasus ini untuk memutus jaringan produksi hingga distribusi uang palsu. Menilik kejadian ini tentu mengingatkan agar masyarakat harus selalu waspada terhadap kemungkinan beredarnya uang palsu.
Oleh sebab itu, memahami ciri-ciri uang palsu lalu cara membedakannya dengan uang asli jadi langkah awal yang penting. Jangan sampai kegocek, pastikan selalu memeriksa keaslian uang dengan teliti. Yuk simak, ulasan lengkap di bawah ini supaya kamu lebih jeli menilai mana uang palsu dan uang asli, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (19/12).
Ciri-ciri uang palsu
foto: pintar.bi.go.id
1. Tidak memiliki watermark.
Salah satu cara termudah untuk membedakan uang asli dan palsu yakni dengan memeriksa watermark (tanda air). Pada uang asli, watermark terlihat jelas saat diterawang lalu biasanya berupa gambar pahlawan nasional maupun simbol tertentu.
Uang palsu sering kali tidak memiliki watermark sama sekali, kalau pun jika ada, tampilannya buram lalu tidak menyatu dengan baik pada permukaan kertas. Hal ini terjadi karena pelaku biasanya menggunakan teknik cetak biasa yang tidak memungkinkan pembuatan watermark.
2. Permukaan kertas terasa berbeda.
Uang asli terbuat dari bahan serat kapas yang memiliki tekstur khas, agak kasar, dan tahan lama. Sebaliknya, uang palsu biasanya menggunakan kertas biasa yang lebih licin atau terlalu lembut.
Saat diraba, permukaannya tidak memiliki kesan timbul pada bagian tertentu seperti yang ada pada uang asli. Tes sederhana ini sering menjadi langkah awal bagi orang awam untuk mendeteksi uang palsu.
3. Warna mudah luntur.
Uang palsu cenderung menggunakan tinta yang kualitasnya jauh lebih rendah dibandingkan uang asli. Ketika digosok, warna pada uang palsu sering kali luntur bahkan meninggalkan bekas pada jari. Sebaliknya, uang asli menggunakan tinta khusus yang tahan luntur meski digosok dengan kuat. Jika menemukan uang dengan warna yang mudah pudar, besar kemungkinan itu ialah uang palsu.
4. Tidak memiliki efek rectoverso.
foto: freepik.com/8photo
Rectoverso merupakan fitur pengaman pada uang asli di mana bagian depan dan belakang uang akan membentuk gambar tertentu jika diterawang. Biasanya, rectoverso ini berupa simbol BI (Bank Indonesia) pada uang kertas. Pada uang palsu, fitur ini sering kali tidak ada. Kalau ada bentuknya tidak presisi karena teknologi yang digunakan pembuat uang palsu tidak mampu menirunya dengan baik.
5. Tidak ada benang pengaman.
Benang pengaman adalah ciri khas uang asli yang sulit ditiru. Benang ini biasanya terlihat seperti garis tipis yang menyatu dalam kertas lalu dapat berubah warna jika dilihat dari sudut tertentu. Uang palsu biasanya tidak memiliki benang pengaman ini bahkan hanya meniru tampilannya dengan mencetak garis palsu yang tidak menyatu dengan kertas.
6. Tidak ada efek kasat mata pada angka nominal.
Pada uang asli, angka nominal biasanya memiliki efek tertentu, seperti berubah warna ataupun terlihat mencolok saat dilihat dari sudut tertentu. Misalnya, angka pada pecahan besar sering kali akan berkilau jika digerakkan di bawah cahaya. Uang palsu umumnya tidak memiliki efek ini karena keterbatasan teknologi cetaknya.
7. Tidak lolos uji sinar ultraviolet.
Uang asli dilengkapi dengan tinta khusus yang memancarkan cahaya tertentu di bawah sinar ultraviolet. Saat uang asli diterangi dengan sinar UV, biasanya akan muncul tanda-tanda khusus seperti logo BI, benang pengaman yang bercahaya, maupun pola tertentu. Pada uang palsu, tanda-tanda ini tidak akan muncul. Jika ada, terlihat tidak rapi sekaligus tidak sesuai dengan standar yang sebenarnya.
Cara membedakan uang palsu dan uang asli
foto: pintar.bi.go.id
1. Periksa dengan metode 3D: dilihat, diraba, diterawang.
Metode 3D ialah cara sederhana yang efektif untuk memeriksa keaslian uang. Pertama, dilihat, perhatikan detail seperti warna maupun pola. Uang asli memiliki desain yang presisi serta warna yang tajam, sedangkan uang palsu sering terlihat buram atau tidak sejajar.
Kedua, diraba, rasakan permukaan uang. Pada uang asli, ada bagian tertentu seperti gambar pahlawan hingga tulisan yang terasa timbul. Ketiga, diterawang, lihat uang di bawah cahaya untuk menemukan watermark yang seharusnya jelas serta tidak buram.
2. Gunakan alat deteksi sinar ultraviolet.
Sinar ultraviolet (UV) jadi cara efektif untuk memeriksa uang asli. Uang asli biasanya memiliki elemen yang memancarkan cahaya tertentu di bawah sinar UV, seperti benang pengaman yang bercahaya hingga pola tertentu.
Pada uang palsu, elemen ini biasanya tidak ada bahkan terlihat buram sekaligus tidak jelas. Jika sering bertransaksi dalam jumlah besar, memiliki alat deteksi UV bisa jadi investasi yang baik untuk memastikan keamanan.
3. Perhatikan benang pengaman.
Benang pengaman yakni salah satu fitur yang sulit ditiru oleh pembuat uang palsu. Pada uang asli, benang ini terlihat menyatu dalam kertas lalu dapat berubah warna jika dilihat dari sudut tertentu. Benang pengaman pada uang palsu sering kali hanya berupa cetakan yang tidak menyatu dengan kertas, sehingga mudah dikenali dengan sedikit perhatian.
4. Cek rectoverso pada uang.
foto: freepik.com/8photo
Rectoverso, fitur yang membuat gambar ataupun simbol tertentu hanya terlihat lengkap jika uang diterawang. Pada uang Indonesia, rectoverso sering berupa logo BI (Bank Indonesia) yang terbentuk dari bagian depan dan belakang uang. Pada uang palsu, fitur ini sering kali tidak ada atau tidak presisi, sehingga mudah dikenali saat diterawang.
5. Tes dengan melipat uang.
Melipat uang asli tidak akan merusak kualitas kertasnya, bahkan jika dilipat berulang kali. Sebaliknya, uang palsu yang terbuat dari kertas biasa cenderung lebih mudah sobek bahkan rusak saat dilipat. Selain itu, tekstur uang asli terasa lebih kuat karena terbuat dari bahan serat kapas yang tahan lama.
6. Amati efek optik pada angka nominal.
Uang asli memiliki efek optik pada angka nominalnya, terutama pada pecahan besar. Angka nominal biasanya dapat berubah warna ataupun terlihat berkilau jika dilihat dari sudut tertentu. Efek ini sulit ditiru oleh uang palsu, sehingga menjadi salah satu ciri yang mudah dikenali.
Recommended By Editor
- 4 Cara cek uang palsu tanpa alat khusus paling mudah, anti kegocek
- Momen apes pedagang kena tipu pembeli pakai uang yang digambar, penampakannya mengecoh mata
- Disangka mujur, 11 momen apes orang nemu duit ini endingnya bikin malu sendiri
- 11 Potret gambar uang palsu ini nyeleneh abis, bikin mata awas
- Aksi heroik wanita saat berusaha merebut motornya dari pencuri, rela terseret hingga beberapa meter
- 7 Arti mitos pindah rumah di hari Selasa dan Jumat, dipercaya bisa bawa sial