Brilio.net - Agustus tahun 2024 ini akan menjadi bulan yang spektakuler bagi para penggemar astronomi. Pasalnya langit malam akan dipenuhi dengan beberapa fenomena astronomi menakjubkan yang sayang untuk dilewatkan.
Fenomena astronomi merupakan peristiwa alam di luar angkasa yang bisa diamati dari Bumi. Setiap bulan, fenomena ini berubah karena pergerakan benda-benda langit yang memiliki orbit sekaligus kecepatan berbeda.
Melansir dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), fenomena astronomi akan muncul berbeda-beda setiap bulannya. Nah, di bulan Agustus tahun ini ada 4 fenomena astronomi yang akan terjadi. Mulai dari hujan meteor hingga fenomena blue moon.
Jangan sampai kelewatan, yuk simak ulasan berikut ini untuk mengetahui jadwal fenomena astronomi di bulan Agustus 2024! brilio.net lansir dari berbagai sumber, Jumat (26/7).
Fenomena astronomi di bulan Agustus 2024.
foto: freepik.com
1. Bulan baru (New moon).
Menyadur dari laman Space, bulan baru atau new moon bakalan terjadi pada 4 Agustus 2024. New moon atau bulan baru adalah fase bulan ketika sisi bulan yang menghadap Bumi sepenuhnya tidak tersinari oleh Matahari. Ini terjadi ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari dalam orbitnya. Pada saat ini, Bulan dan Matahari berada pada bujur ekliptika yang sama.
Pada saat new moon, Bulan praktis tidak terlihat dari Bumi. Ini karena sisi Bulan yang menghadap ke Bumi adalah sisi yang tidak tersinari Matahari. Meskipun begitu, Bulan tetap ada di langit, biasanya terbit dan terbenam hampir bersamaan dengan Matahari.
Bulan baru menandai awal siklus lunar baru. Ini adalah titik awal dari siklus fase-fase Bulan yang berlangsung sekitar 29,5 hari. Setelah new moon, kamu akan melihat bulan sabit yang semakin membesar hingga mencapai fase bulan purnama, kemudian mengecil lagi hingga kembali ke new moon berikutnya.
Meskipun tidak terlihat, new moon memiliki pengaruh signifikan pada pasang surut air laut. Saat new moon, gaya gravitasi Bulan dan Matahari bekerja searah, menghasilkan pasang tinggi yang lebih tinggi dan pasang rendah yang lebih rendah dari biasanya. Fenomena ini dikenal sebagai pasang purnama atau spring tide.
2. Hujan meteor perseid.
Hujan meteor Perseid adalah salah satu pertunjukan langit malam yang paling dinanti setiap tahunnya. Fenomena ini terjadi ketika Bumi melintasi jalur orbit komet Swift-Tuttle. Komet ini meninggalkan jejak debu dan puing-puing di sepanjang orbitnya. Ketika Bumi melewati area ini, partikel-partikel kecil tersebut masuk ke atmosfer Bumi dengan kecepatan sangat tinggi, terbakar, serta menciptakan kilatan cahaya yang kita kenal sebagai "bintang jatuh".
Puncak hujan meteor Perseid diperkirakan terjadi pada malam 12-13 Agustus 2024. Pada puncaknya, dalam kondisi langit gelap lalu cerah, di mana pengamat bisa melihat 60-100 meteor per jam. Perseid terkenal karena meteornya yang cerah dan sering meninggalkan jejak yang bertahan beberapa detik setelah meteor itu sendiri menghilang.
Cara terbaik untuk menikmati Perseid adalah dengan mencari tempat yang gelap, jauh dari cahaya kota. Berikan waktu setidaknya 20-30 menit bagi mata untuk beradaptasi dengan kegelapan. Waktu terbaik untuk mengamati yakni setelah tengah malam hingga menjelang fajar, karena pada saat itulah bagian langit tempat hujan meteor berasal (di sekitar rasi Perseus) berada di posisi tertinggi di langit.
foto: freepik.com
3. Bulan biru (Blue moon).
Menyadur dari laman Space, blue moon terjadi saat posisi bulan berada di sisi berlawanan dengan Bumi, karena Matahari akan sepenuhnya menerangi wajah bulan.
Fenomena Bulan biru atau blue moon merupakan istilah yang digunakan ketika terjadi bulan purnama kedua dalam satu bulan kalender. Ini bukan berarti bulan benar-benar akan berwarna biru namun tetap seperti bulan purnama biasa. Istilah ini lebih merujuk pada jarangnya fenomena tersebut, yang hanya terjadi sekali setiap 2-3 tahun.
Menurut NASA, bulan biru terjadi setiap 2-3 tahun sekali. Sebab, jarangnya sekitar 29,5 hari antara bulan purnama. Menariknya, blue moon tidak akan pernah terjadi pada bulan Februari karena hanya memiliki 28 hari pada tahun biasa dan 29 hari pada tahun kabisat.
4. Oposisi Saturnus.
Oposisi Saturnus merupakan momen ketika Saturnus, Bumi, dan Matahari berada dalam satu garis lurus, dengan Bumi berada di tengah. Hal ini menjadikan Saturnus berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi dan sepenuhnya tersinari oleh Matahari, sehingga membuat planet ini terlihat lebih besar maupun lebih terang dari biasanya.
Oposisi Saturnus diperkirakan terjadi pada 27 Agustus 2024. Nah, tanggal tersebut jadi waktu terbaik dalam setahun untuk mengamati "Si Raja Bercincin". Dengan mata telanjang, Saturnus akan terlihat sebagai titik terang kekuningan di langit malam.
Namun, untuk benar-benar menikmati keindahannya, kamu membutuhkan teleskop. Dengan teleskop, kamu bisa melihat cincin-cincin Saturnus yang ikonik dan mungkin bahkan beberapa bulannya yang lebih besar, seperti Titan.
Saturnus akan terlihat sepanjang malam, terbit di timur saat matahari terbenam, lalu terbenam di barat saat matahari terbit. Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah ketika berada di titik tertinggi di langit, biasanya sekitar tengah malam.
Recommended By Editor
- Heboh kabar Bumi akan alami kegelapan selama 3 hari jelang Lebaran, begini penjelasan pakar astronomi
- Penampakan detail matahari ini bikin takjub, butirannya seluas Texas
- Pertama kali di dunia black hole terekam jelas, ini penampakannya
- Momen netizen bagikan fenomena awan berlubang di Jember ini bikin geger, ini tanggapan BMKG
- Mengenal Wotawati, dusun unik di Yogyakarta tempat fenomena matahari terbit jam 8 pagi