Brilio.net - Pandemi Covid-19 mengubah lansekap ekonomi di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Sektor ekonomi mengalami disrupsi. Para pelaku usaha pun dituntut untuk beradaptasi memperbarui model bisnisnya secara cepat.
Dikarenakan permintaan pasar tetap eksis hingga sekarang, berakibat bisnis bakal kehilangan daya saing dan daya jual di mata masyarakat bila pengusaha lambat melakukan perubahan. Dalam situasi seperti ini, perkembangan teknologi menjadi salah satu dewa penyelamat.
Selain teknologi, salah satu kunci penting agar dunia usaha bisa bertahan adalah dengan berkolaborasi bisnis. Namun kolaborasi ini masih belum banyak dipahami. Karena itu diperlukan penciptaan lanskap terintegrasi untuk menciptakan SDM yang siap berbisnis cerdas, tanggap teknologi, dan menyesuaikan pasar di masa depan.
Hal inilah yang mendasari Universitas Prasetiya Mulya menyiapkan para mahasiswa dengan bekal yang mumpuni agar bisa bersaing. Sebagai institusi pendidikan, kampus ini fokus membawa perubahan dalam membuka pola pikir. Ilmu pengetahuan bisnis dan teknologi adalah kombinasi hebat untuk mendongkrak kesejahteraan bangsa.
Bertahun-tahun institusi pendidikan ini meningkatkan dan memperbarui metode pengajaran agar dapat sesuai dengan kebutuhan industri dan era di masa depan. Cara inilah yang diterapkan dalam program-program School of Business Economics dan School of Applied STEM Prasetiya Mulya.
Terbukti, belum lama ini tiga mahasiswa Prasetiya Mulya berhasil memenangkan Juara II Mile Zero Project Competition yang diselenggarakan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ketiga mahasiswa, masing-masing dari jurusan Finance and Banking, Digital Business Technology (Software Engineering), dan Renewable Energy Engineering meramu ide untuk memberdayakan masyarakat melalui teknologi terkini yang solutif.
Di samping keunggulan teknologi, saya juga belajar banyak hal tentang bisnis, terutama tentang perhitungan biaya. Saya jadi tahu bagaimana scale-up sebuah ide untuk menjadi investasi. Jadi kami bisa lebih yakin saat mengusung ide bisnis teknologi ini, ujar Putu Ayu Narsih, mahasiswa S1 Renewable Energy Engineering Prasetiya Mulya.
Sementara Ni Putu Diah, mahasiswa S1 Finance and Banking semester 4 menjelaskan manfaat berkolaborasi dengan mahasiswa beda jurusan. Lebih seru kolaborasi bersama jurusan lain, muncul banyak ide yang saya pikir tidak mungkin, ternyata bisa. Dari pengetahuan teknologi mereka, banyak hal unik yang bisa dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen atau pasar, katanya.
Kolaborasi mahasiswa antar jurusan juga terlihat dalam Petrolida Business Case Competition 2021 lalu yang diprakarsai ITS. Berskala internasional, mahasiswa mendapat dukungan penuh dari kampus dan berhasil meraih Juara 1 dalam keterampilannya sebagai konsultan yang memberikan solusi bisnis.
Pengetahuan secara teoritis dan praktikal selama perkuliahan di Universitas Prasetiya Mulya menjadi bekal utuh bagi mahasiswa jurusan Renewable Energy Engineering, Branding, dan Finance and Banking yang mengikuti kompetisi ini.
Selama ini di lingkungan Universitas Prasetiya Mulya mahasiswa didorong memahami pengetahuan secara menyeluruh, dari segala aspek, baik dari sisi bisnis maupun teknologi serta aspek-aspek lain. Untuk menyampaikan hal tersebut, kampus ini akan menghadirkan Online Info Session, pada 31Juli 2021 via Zoom Meeting, khususnya bagi para calon mahasiswa jenjang Sarjana ataupun orang tua. Melalui acara ini, para calon mahasiswa beserta orang tua bisa mendapatkan gambaran, bahkan pemahaman lebih tepat bagi kelanjutan studi yang mengedepankan kebutuhan industri masa depan melalui kolaborasi bisnis dan teknologi.
Recommended By Editor
- Kisah anak pedagang nasi jadi dokter, sejak SMP bantu ibu berjualan
- Momen Maudy Ayunda pulang ke Indonesia, keliling kampus sebelum pergi
- 4 Strategi belajar untuk guru, agar keterampilan siswa meningkat
- Dukung transformasi digital, Niagahoster bangun sekolah di NTT
- 8 Kelebihan Samsung Galaxy Tab A7 Lite, belajar online lebih nyaman