Brilio.net - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengumumkan setuju menggunakan vaksin penyakit cacar monyet alias mpox yang telah diterima dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Persetujuan ini menandakan salah satu langkah untuk memerangi penyakit mpox, yang merupakan ancaman kesehatan global serupa dengan cacar.
Vaksin ini penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran penyakit yang dapat menular dengan mudah. Nantinya di Indonesia, jenis vaksin yang akan digunakan untuk mpox ini adalah MVA-BN.
Sementara vaksin mpox terbagi dalam tiga jenis yang telah mendapatkan lisensi dan digunakan di berbagai negara. Masing-masing vaksin memiliki karakteristik dan cara penyimpanan yang berbeda, sehingga penting untuk memahami detailnya agar bisa memaksimalkan manfaat dan efektivitas vaksin tersebut.
Berikut adalah uraian mendetail tentang ketiga jenis vaksin yang telah disetujui untuk pencegahan mpox, dilansir brilio.net dari dokumen resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang cacar dan mpox, Kamis (12/9).
1. MVA-BN.
foto: freepik.com/azerbaijan_stockers
MVA-BN adalah vaksin berbasis virus cacar yang dimodifikasi. Vaksin ini diberikan melalui suntikan subkutan dengan dua dosis. Setiap dosis mengandung 0,5 mL vaksin yang berisi 1x108 PFU dan dosis kedua biasanya diberikan setelah 4 minggu dari dosis pertama. Selama wabah global mpox, vaksin ini juga dapat diberikan secara intradermal dalam dosis yang lebih kecil (0,1 mL) untuk menghemat penggunaan vaksin.
MVA-BN pertama kali disetujui di Amerika Serikat pada 2019 untuk pencegahan cacar dan mpox pada orang dewasa. Kanada juga memperluas indikasi MVA-BN untuk mpox pada tahun yang sama. Pada 22 Juli 2022, Uni Eropa menyetujui vaksin ini untuk pencegahan mpox pada orang dewasa. Meskipun MVA-BN belum dilisensikan untuk anak-anak di bawah usia 18 tahun, Amerika Serikat memberikan otorisasi penggunaan darurat pada 2022 untuk kelompok usia tersebut.
2. LC16m8.
LC16m8 adalah vaksin beku-kering yang harus diberikan sebagai dosis tunggal menggunakan metode skarifikasi dengan jarum bercabang. Vaksin ini termasuk dalam kategori vaksin generasi ketiga dan dikemas dalam botol multidosis.
Untuk penyimpanan jangka panjang, LC16m8 harus disimpan pada suhu antara -35C dan -20C. Vaksin ini juga dapat disimpan pada suhu 5C selama 2 tahun dan pada suhu 37C hingga 4 minggu. Penyimpanan jauh dari sinar matahari sangat penting karena sinar matahari dapat melemahkan vaksin. LC16m8 telah dilisensikan di Jepang sejak 1975 untuk pencegahan cacar tanpa batasan usia, dan indikasinya diperluas untuk mpox pada Agustus 2022.
3. ACAM2000.
foto: freepik.com/tirachardz
ACAM2000 juga diberikan sebagai dosis tunggal melalui metode skarifikasi dengan jarum bercabang, serupa dengan LC16m8. Vaksin ini harus disimpan dalam freezer pada suhu rata-rata -5C hingga -25C. Setelah dilarutkan, ACAM2000 dapat disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 2C hingga 8C selama 30 hari.
Vaksin ini telah disetujui oleh BPOM AS (FDA) untuk imunisasi cacar dan saat ini tersedia untuk digunakan melawan mpox di bawah protokol Expanded Access Investigational New Drug (Akses yang Diperluas untuk Investigasi Obat Baru).
Ketiga jenis vaksin ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam usaha global untuk mencegah dan mengendalikan mpox. Dengan adanya berbagai pilihan vaksin, negara-negara dapat menyesuaikan strategi vaksinasi mereka berdasarkan ketersediaan, infrastruktur, dan kebutuhan spesifik lokal. Pentingnya pemahaman dan penerapan vaksin dengan tepat akan mendukung upaya pencegahan yang efektif dan meningkatkan ketahanan kesehatan masyarakat terhadap penyakit menular ini.
Efek samping vaksin mpox.
Diketahui efek samping vaksin cacar monyet atau mpox dapat berbeda-beda tergantung kondisi kesehatan seseorang. Sebelum melakukan vaksinasi, tenaga medis akan memeriksa riwayat medis pasien terlebih dahulu untuk menilai apakah aman melakukan vaksinasi.
Menurut laman CDC, efek samping lokal yang timbul setelah suntik vaksin Mpox adalah eritema, nyeri, edema, pruritus atau gatal-gatal, hiperpigmentasi, dan indurasi. Adapun efek samping sistemik meliputi kelelahan, sakit kepala, myalgia atau nyeri otot, mual, kedinginan, dan demam.
Recommended By Editor
- Beri rasa nyaman & cegah mual, ini 13 makanan bagi ibu hamil saat bepergian jauh pakai kendaraan umum
- Kenali tiga macam permainan bola kecil yang seru untuk kamu coba
- Macam-macam gerak melempar bola: Teknik dasar yang harus kamu kuasai
- 9 Manfaat kesehatan susu ikan dan susu sapi, mana yang lebih unggul?
- Jadi incaran seluruh dunia, 11 manfaat sarang burung walet untuk kesehatan
- 4 Macam gaya lompat jauh yang perlu kamu ketahui
- Mengupas tuntas macam-macam pola langkah dalam pencak silat
- Kanker payudara di kalangan perempuan Asia meningkat, kenali penyebab dan cara mengatasinya