Brilio.net - Lingkungan kerja yang toxic sering banget dianggap biasa saja, apalagi kalau sudah urusan senioritas. Banyak karyawan yang sebenarnya merasa tertekan dengan suasana kerja yang nggak sehat, tapi nggak sedikit juga yang memilih diam. Padahal, efeknya bisa langsung terasa ke kinerja sehari-hari.
Di tempat kerja yang toxic, sering kali karyawan junior merasa nggak dihargai cuma gara-gara ada yang lebih senior. Hal ini bisa bikin stres, semangat kerja jadi turun, dan akhirnya berpengaruh pada produktivitas. Suasana kerja yang nggak nyaman bikin semua jadi serba salah.
Kalau terus dibiarkan, lingkungan toxic ini bisa punya dampak buruk jangka panjang buat karyawan maupun perusahaan. Budaya senioritas yang nggak dikelola dengan baik bisa bikin tim susah kerja sama dan inovasi juga jadi terhambat. Makanya, penting banget buat perusahaan menciptakan suasana kerja yang lebih sehat serta adil buat semua orang.
Lantas apa saja lingkungan kerja toxic yang pengaruhi kinerja karyawan? Yuk intip ulasannya di bawah ini brilio.net sadur dari berbagai sumber, Jumat (25/10).
Lingkungan kerja toxic yang pengaruhi kinerja karyawan
1. Senioritas yang berlebihan
Lingkungan kerja yang toxic sering banget muncul gara-gara budaya senioritas yang terlalu dominan. Karyawan yang lebih lama bekerja kadang merasa punya kuasa lebih dibandingkan yang baru masuk, dan ini bikin suasana jadi nggak enak.
Karyawan baru sering nggak dianggap atau idenya nggak dihargai, meskipun sebenarnya bisa membawa perubahan bagus. Budaya kayak gini bikin banyak orang jadi nggak semangat kerja karena merasa kontribusinya sia-sia.
2. Komunikasi yang buruk
Komunikasi yang kacau juga bisa jadi tanda kalau lingkungan kerja itu toxic. Misalnya, instruksi yang diberikan nggak jelas, atau satu hal diomongin dengan banyak versi. Akibatnya, karyawan jadi bingung yang ujungnya kerjaan jadi nggak lancar.
Kalau komunikasi buruk terus-menerus, bisa terjadi kesalahpahaman hingga konflik antar karyawan. Suasana kerja jadi nggak nyaman, sekaligus produktivitas otomatis menurun karena orang-orang jadi serba salah dan nggak fokus.
3. Nggak ada keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi
Lingkungan kerja yang toxic biasanya nggak memberikan karyawan kesempatan buat menjaga keseimbangan antara kerjaan dan kehidupan pribadi. Tekanan kerja yang terlalu berat, selalu dituntut standby, lalu jam kerja yang nggak wajar bikin karyawan jadi stres hingga cepat lelah.
Ini bisa berujung pada burnout, produktivitas menurun, bahkan kesehatan mental yang terganggu. Kalau keseimbangan hidup kerja nggak ada, karyawan jadi susah buat perform maksimal, pada akhirnya kualitas hidup mereka juga menurun.
4. Manajemen yang otoriter
Manajemen yang terlalu otoriter bikin lingkungan kerja jadi nggak nyaman. Kalau atasan terlalu ngontrol segala hal tanpa kasih ruang buat kreativitas karyawan, jadinya bakal merasa tertekan bahkan takut buat berpendapat.
Akibatnya, karyawan jadi nggak percaya diri, takut salah, dan kinerjanya malah menurun. Lingkungan kerja yang otoriter juga bikin potensi karyawan nggak bisa berkembang, karena mereka hanya mengikuti perintah tanpa bisa berekspresi atau mengambil inisiatif.
5. Minim apresiasi
Nggak ada yang lebih bikin down daripada kerja keras tapi nggak dihargai. Di lingkungan kerja yang toxic, apresiasi buat karyawan sering kali minim atau bahkan nggak ada. Padahal, penghargaan sederhana bisa bikin karyawan lebih semangat buat memberikan yang terbaik. Tanpa apresiasi, karyawan bakal merasa kerjaan mereka nggak ada artinya, yang ujung-ujungnya bikin malas dan nggak termotivasi lagi buat kerja dengan optimal.
6. Politik kantor yang parah
Politik kantor yang berlebihan bisa bikin suasana kerja jadi nggak sehat. Karyawan saling sikut demi perhatian atasan atau promosi, dan orang-orang yang nggak mau terlibat dalam drama ini sering kali merasa dipinggirkan.
Intrik dan manipulasi lebih dihargai daripada kinerja sebenarnya, serta ini bikin karyawan yang bekerja dengan jujur merasa nggak dihargai. Suasana yang penuh ketegangan kayak gini jelas bikin karyawan nggak nyaman lalu pada akhirnya kinerjanya juga terganggu.
7. Persaingan nggak sehat
Persaingan di kantor memang normal, tapi kalau udah nggak sehat, bisa bikin lingkungan kerja jadi toxic. Karyawan yang terlibat dalam persaingan nggak sehat sering kali memakai cara-cara nggak etis, seperti menjatuhkan teman kerja atau nyebar gosip. Hal ini merusak kerja sama tim lalu bikin semua orang merasa was-was. Ketegangan yang ditimbulkan dari persaingan nggak sehat jelas bikin karyawan sulit bekerja dengan tenang apalagi mau produktif.
8. Nggak ada kesempatan berkembang
Kalau di tempat kerja nggak ada kesempatan buat berkembang, itu juga tanda lingkungan kerja toxic. Karyawan yang merasa karier atau keterampilannya nggak berkembang lama-lama bakal kehilangan semangat kerja. Mereka merasa stagnan, seolah-olah apa pun yang dilakukan nggak membawa perubahan positif buat diri sendiri. Lingkungan yang nggak mendukung pelatihan, mentorship, ataupun promosi bikin karyawan jadi nggak termotivasi buat terus berusaha, yang akhirnya memengaruhi kinerja.
Recommended By Editor
- 8 Kegiatan seru di kantor setelah jam kerja yang bikin kamu nggak mau cepat pulang
- Nggak cuma laptop, ini 7 barang yang selalu ada di meja karyawan produktif
- Kerjaan banyak tapi santai, 7 Praktik mindfulness yang kurangi stres sekaligus bikin fokus bekerja
- Dari burnout jadi enjoy kerja, ini 10 cara menciptakan budaya kerja yang sehat di kantor
- 8 Red flag kultur kantor yang bikin karyawan cabut duluan
- Menghadapi perbedaan, ini 8 cara efektif bagi Gen Z berkontribusi di tempat kerja yang beragam usia