Brilio.net - Sebagai seorang Muslim, kamu pasti sudah familiar dengan konsep rukun iman. Salah satu dari enam rukun iman yang wajib diyakini adalah iman kepada hari akhir atau hari kiamat. Hari kiamat merupakan momen yang sangat penting dalam ajaran Islam, sebab pada saat itulah seluruh amal perbuatan manusia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Dalam ajaran Islam, hari kiamat terbagi menjadi dua kategori: kiamat sugra (kecil) dan kiamat kubra (besar). Kiamat sugra, yang akan kita bahas secara mendalam dalam artikel ini, merujuk pada peristiwa-peristiwa kehancuran atau kematian yang terjadi dalam skala yang lebih kecil sebelum datangnya kiamat besar.
Sebagai seorang Muslim yang taat, penting bagi kamu untuk memahami konsep kiamat sugra ini dengan baik. Pengetahuan tentang kiamat sugra tidak hanya akan memperkuat keimananmu, tetapi juga membantumu mempersiapkan diri menghadapi berbagai peristiwa dalam hidup dengan lebih bijaksana. Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (28/8), yuk telusuri lebih dalam tentang pengertian, dalil, dan tanda-tanda kiamat sugra.
Pengertian kiamat sugra
Kiamat sugra, yang dalam bahasa Arab disebut (al-qiyamah as-sughra), secara harfiah berarti "kiamat kecil". Istilah ini merujuk pada peristiwa-peristiwa kehancuran atau kematian yang terjadi dalam skala yang lebih kecil, baik itu menyangkut individu, kelompok, maupun wilayah tertentu. Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitabnya "Ihya Ulumuddin", kiamat sugra adalah kematian seseorang, yang menandai berakhirnya kehidupan dunia bagi individu tersebut.
Berbeda dengan kiamat kubra yang merupakan kehancuran total alam semesta, kiamat sugra terjadi secara terus-menerus di sekitar kita. Setiap kematian yang terjadi, baik itu kematian manusia, hewan, tumbuhan, atau bahkan kehancuran suatu peradaban, dapat dikategorikan sebagai kiamat sugra. Ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, "Barangsiapa yang meninggal dunia, maka telah terjadi kiamatnya."
Dalam perspektif yang lebih luas, kiamat sugra juga dapat diartikan sebagai berbagai bencana atau musibah yang menimpa suatu kaum atau wilayah tertentu. Misalnya, bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, atau wabah penyakit yang mematikan. Peristiwa-peristiwa semacam ini, meskipun tidak menghancurkan seluruh alam semesta, tetap dianggap sebagai bentuk kiamat dalam skala yang lebih kecil.
Penting untuk dipahami bahwa konsep kiamat sugra ini bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti, melainkan sebagai pengingat akan kefanaan dunia dan pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an surah Ali 'Imran ayat 185, "Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati." Ayat ini menegaskan bahwa kiamat sugra, dalam bentuk kematian, adalah sesuatu yang pasti dialami oleh setiap makhluk hidup.
Dalil-dalil mengenai kiamat sugra
Konsep kiamat sugra dalam Islam didasarkan pada berbagai dalil, baik dari Al-Qur'an maupun Hadits. Salah satu dalil yang paling jelas mengenai kiamat sugra terdapat dalam Al-Qur'an surah Az-Zumar ayat 42, yang artinya: "Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir."
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang meninggal dunia, maka sungguh telah datang kiamatnya." Hadits ini secara eksplisit menunjukkan bahwa kematian individu dianggap sebagai kiamat sugra bagi orang tersebut.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya "Ihya Ulumuddin" juga menyebutkan bahwa kiamat sugra adalah peristiwa yang terjadi setiap saat, yaitu kematian seseorang. Beliau mengutip sebuah hadits qudsi yang berbunyi: "Kematian adalah kiamat, barangsiapa yang mati maka kiamatnya telah tiba."
Lebih lanjut, dalam Al-Qur'an surah Al-Ankabut ayat 57, Allah SWT berfirman yang artinya: "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan." Ayat ini menegaskan bahwa kiamat sugra, dalam bentuk kematian, adalah sesuatu yang pasti dialami oleh setiap makhluk hidup dan merupakan jalan kembali kepada Allah SWT.
Tanda-tanda kiamat sugra
Berbeda dengan kiamat kubra yang memiliki tanda-tanda besar seperti munculnya Dajjal atau terbitnya matahari dari barat, kiamat sugra memiliki tanda-tanda yang lebih subtle dan sering terjadi di sekitar kita. Salah satu tanda kiamat sugra yang paling jelas adalah meningkatnya kematian dan bencana alam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda: "Kiamat tidak akan terjadi hingga ilmu (agama) dicabut, banyak terjadi gempa bumi, waktu terasa berjalan dengan cepat, timbul berbagai fitnah, dan banyak terjadi pembunuhan."
Tanda lain dari kiamat sugra adalah merebaknya berbagai penyakit dan wabah. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, di mana Rasulullah SAW bersabda: "Akan muncul pada umatku penyakit-penyakit yang belum pernah ada pada umat-umat sebelumnya." Kita bisa melihat bagaimana wabah seperti COVID-19 telah menjadi bentuk kiamat sugra bagi banyak orang di seluruh dunia.
Selain itu, tanda kiamat sugra juga mencakup kemerosotan moral dan akhlak dalam masyarakat. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi: "Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu (agama) dan merebaknya kebodohan, diminumnya khamr, dan maraknya perzinaan." Kita bisa melihat bagaimana fenomena-fenomena ini semakin meningkat di zaman sekarang.
Terakhir, salah satu tanda kiamat sugra yang sering kita saksikan adalah konflik dan peperangan. Dalam Al-Qur'an surah Al-Anfal ayat 25, Allah SWT memperingatkan: "Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya." Ayat ini mengingatkan kita bahwa bencana dan kehancuran (kiamat sugra) bisa menimpa suatu kaum akibat perbuatan sebagian orang.
Anjuran Islam sebagai wujud iman kepada hari kiamat
Sebagai seorang Muslim, pemahaman tentang kiamat sugra seharusnya mendorong kamu untuk melakukan persiapan yang lebih baik dalam menghadapi hari akhir. Salah satu anjuran utama adalah untuk selalu meningkatkan kualitas ibadah dan amal saleh. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Kahfi ayat 110, yang artinya: "Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah dia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."
Selain itu, Islam juga menganjurkan untuk senantiasa bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: "Bertaubatlah kepada Allah sebelum kamu mati." Hadits ini mengingatkan kita bahwa kiamat sugra (kematian) bisa datang kapan saja, sehingga kita harus selalu dalam keadaan siap dengan memperbanyak istighfar dan taubat.
Terakhir, pemahaman tentang kiamat sugra juga seharusnya mendorong kamu untuk lebih peduli terhadap sesama dan lingkungan. Dengan menyadari bahwa kehancuran bisa terjadi kapan saja, kita diharapkan untuk selalu berbuat baik dan menjaga keseimbangan alam. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surah Ar-Rum ayat 41, yang artinya: "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Recommended By Editor
- Tata cara tayamum yang benar sesuai aturan Islam, pahami niat, keutamaan, dan hukumnya
- Cara sholat istikharah lengkap dengan keutamaan, niat, dan hukumnya
- Apa itu nafkah mut'ah iddah dan madhiyah? Kenali syarat & ketentuannya sebagai hak istri usai bercerai
- 50 Kata-kata romantis Ali bin Abi Thalib, jadi renungan untuk memaknai sebuah cinta
- 24 Kata-kata romantis Allah dalam Al-Qur'an, obat ampuh atasi overthinking
- 100 Pantun Islami penuh makna dan mengandung nasihat bijak