Brilio.net - Masyarakat Indonesia memiliki berbagai mitos seputar kegiatan makan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Makan menggunakan tutup piring termasuk salah satu hal yang sering dianggap pamali. Kepercayaan ini masih sering disampaikan orang tua kepada anak-anaknya hingga sekarang.

Pasalnya, bagi sebagian orang kebiasaan makan menggunakan tutup piring jadi hal biasa, bahkan ada pula yang beranggapan lebih nikmat makannya sehingga kebiasaan ini terus dilakukan. Padahal, tutup piring sejatinya memang bukan alat makan melainkan berfungsi untuk melindungi makanan dari debu atau serangga.

Penggunaan tutup piring sebagai wadah makan dipercaya dapat mendatangkan kesialan bagi pelakunya. Beberapa orang tua bahkan mengaitkan kebiasaan ini dengan sulitnya mencari jodoh maupun rezeki. Oleh karena itu, bagi orang yang masih percaya hal-hal tradisional tentu sangat menghindari makan menggunakan tutup piring.

Namun, bila ditelusuri makna mitos larangan makan menggunakan tutup piring ternyata tidak hanya itu. Ada beragam makna lainnya yang penting untuk ditelusuri, apa saja? Yuk simak ulasan lengkapnya seperti disadur brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (19/11)

1. Bisa membawa sial.

mitos makan menggunakan tutup piring © 2024 freepik.com

foto: freepik.com/8photo


Mitos ini menjadi salah satu yang paling populer. Makan menggunakan tutup piring sering kali dianggap membawa sial karena dipercaya akan mengundang energi negatif. Orang-orang zaman dulu sering menghubungkan kebiasaan ini dengan tanda ketidakhormatan kepada tamu atau leluhur, sehingga diyakini akan mendatangkan nasib buruk dalam hidup.

2. Menyebabkan rezeki seret.

Banyak orang percaya bahwa makan dengan tutup piring bisa menghambat rezeki. Menurut cerita yang berkembang, tutup piring melambangkan penghalang yang secara simbolis menutup aliran rezeki. Akibatnya, seseorang yang melakukannya dianggap akan mengalami kesulitan finansial atau peluang yang tertutup.

3. Dikaitkan dengan duka atau kematian.

Beberapa masyarakat mengaitkan kebiasaan makan menggunakan tutup piring dengan suasana duka. Tutup piring sering digunakan dalam tradisi tertentu untuk menutupi makanan bagi arwah yang telah tiada. Karena itu, melakukan hal yang sama dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas dan berpotensi membawa kesialan.

4. Tanda mendekati bencana.

mitos makan menggunakan tutup piring © 2024 freepik.com

foto: freepik.com/wirestock

Mitos ini sering dihubungkan dengan ramalan buruk. Konon, makan dengan tutup piring dianggap sebagai tanda bahwa bencana besar, baik dalam keluarga maupun lingkungan, akan segera terjadi. Kebiasaan ini dipercaya sebagai sebuah peringatan untuk lebih waspada terhadap apa yang mungkin datang.

5. Melanggar adat atau tradisi.

Di beberapa daerah, makan menggunakan tutup piring dianggap sebagai tindakan yang tidak menghormati adat. Tutup piring biasanya digunakan untuk menyajikan makanan kepada tamu sebagai bentuk penghormatan. Menggunakannya untuk makan sendiri dianggap melanggar etika dan bisa membawa konsekuensi buruk.

6. Mengundang energi negatif.

Mitos ini berkembang dari kepercayaan bahwa benda-benda tertentu bisa menjadi medium energi negatif. Tutup piring, terutama yang digunakan untuk menutupi makanan, dipercaya menyerap energi buruk yang bisa memengaruhi kesehatan atau keberuntungan seseorang yang memakainya.

7. Pertanda hubungan akan retak.

mitos makan menggunakan tutup piring © 2024 freepik.com

foto: freepik.com/gpointstudio

Beberapa orang percaya bahwa makan dengan tutup piring dapat menjadi simbol hubungan yang akan retak. Tradisi ini konon menyimbolkan ketidakseimbangan dalam hubungan rumah tangga maupun pertemanan. Oleh karena itu, kebiasaan ini dihindari agar hubungan tetap harmonis.

8. Tidak sopan di depan orang lain.

Meskipun tidak semua percaya pada mitos yang mistis, beberapa orang menganggap makan menggunakan tutup piring sebagai tindakan yang tidak sopan. Hal ini dilihat sebagai perilaku yang kurang menghormati tata cara makan yang berlaku dalam masyarakat, sehingga dianggap kurang etis.