Brilio.net - Dalam era globalisasi yang terus berkembang, masyarakat Indonesia mengalami perubahan sosial budaya yang signifikan. Mengungkapkan alasan mengapa masyarakat senantiasa mengalami perubahan sosial budaya menjadi hal menarik yang perlu dibahas. Keragaman budaya yang meliputi berbagai suku, bahasa, dan adat istiadat di Indonesia menjadi faktor utama yang mempengaruhi dinamika perubahan tersebut.
Menyadur dari jurnal berjudul Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan (2015) oleh Baharuddin, masyarakat senantiasa mengalami perubahan sosial budaya yang dipengaruhi faktor internal masyarakat itu sendiri maupun faktor eksternal atau dari luar masyarakat.
Lebih jauh dijelaskan bahwa perubahan sosial budaya tersebut menjadi fenomena yang umumnya terjadi di masyarakat. Apalagi Kehadiran teknologi modern dan interaksi internasional turut memengaruhi masyarakat dalam proses perubahan sosial budaya. Lantas mengapa masyarakat senantiasa mengalami perubahan sosial budaya?
Transformasi ini seringkali dipicu oleh adopsi inovasi baru yang mempercepat pergeseran nilai-nilai tradisional menuju cara hidup yang lebih modern. Di tengah keragaman yang ada, faktor-faktor internal seperti mobilitas sosial hingga perubahan dalam pola pikir masyarakat juga berperan besar. Penyesuaian terhadap tuntutan ekonomi dan sosial mendorong masyarakat untuk terus beradaptasi, sehingga memperkaya keragaman budaya di Indonesia.
Lantas mengapa masyarakat senantiasa mengalami perubahan sosial budaya dan apa saja faktor pendorongnya? Yuk simak ulasan lengkapnya seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Minggu (25/8).
Mengapa masyarakat senantiasa mengalami perubahan sosial budaya?
foto: freepik.com
Masyarakat senantiasa mengalami perubahan sosial budaya karena sifat alamiah kehidupan manusia yang dinamis dan selalu berkembang. Perubahan sosial budaya mencakup transformasi dalam norma, nilai, perilaku, serta struktur sosial yang terjadi dari waktu ke waktu.
Faktor-faktor seperti teknologi, globalisasi, perubahan ekonomi, politik, hingga lingkungan memengaruhi bagaimana masyarakat berinteraksi, berpikir, maupun bertindak. Perubahan ini tidak bisa dihindari karena masyarakat selalu berusaha untuk beradaptasi dengan kondisi baru yang terus berkembang di sekelilingnya.
Penelitian oleh Sztompka (2004) dalam bukunya "The Sociology of Social Change" menjelaskan bahwa perubahan sosial ialah proses yang terus-menerus, dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat akan terus mengalami perubahan karena kebutuhan untuk memenuhi tuntutan hidup yang selalu berubah.
Oleh karena itu, tidak ada masyarakat yang statis, serta perubahan sosial budaya menjadi bagian dari evolusi sosial yang alami.
Apa saja faktor pendorong perubahan sosial budaya masyarakat?
foto: freepik.com
1. Dinamika internal masyarakat.
Masyarakat secara inheren bersifat dinamis. Setiap individu maupun kelompok dalam masyarakat memiliki pemikiran, ide, dan perilaku yang terus berkembang. Interaksi antar anggota masyarakat menciptakan pertukaran gagasan maupun praktik baru yang dapat mengubah norma serta nilai yang ada.
Misalnya, generasi muda sering membawa perspektif baru yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Hal ini dapat menyebabkan pergeseran dalam pandangan sosial budaya secara bertahap. Penelitian oleh sosiolog Margaret Mead menunjukkan bagaimana perbedaan antar generasi dapat mendorong perubahan budaya yang signifikan dalam masyarakat tradisional maupun modern.
Selain itu, munculnya tokoh-tokoh pemikir dan pembaharu dalam masyarakat juga berperan penting. Mereka memperkenalkan ide-ide baru yang dapat mengubah cara pandang serta perilaku masyarakat secara luas. Contohnya bagaimana pemikiran filsuf atau ilmuwan pada masa pencerahan di Eropa mendorong perubahan besar dalam cara masyarakat memandang agama, ilmu pengetahuan, dan kekuasaan.
2. Perkembangan teknologi.
Kemajuan teknologi merupakan salah satu pendorong utama perubahan sosial budaya. Teknologi baru mengubah cara manusia bekerja, berkomunikasi, dan berinteraksi satu sama lain. Hal ini pada gilirannya mempengaruhi struktur sosial, nilai-nilai budaya, hingga gaya hidup masyarakat.
Revolusi Industri pada abad ke-18 dan 19 menjadi contoh klasik bagaimana perubahan teknologi berdampak luas pada masyarakat. Mekanisasi produksi mengubah pola kerja, urbanisasi, hingga struktur kelas sosial. Penelitian sejarawan ekonomi Robert Allen menunjukkan bagaimana inovasi teknologi pada masa itu mendorong perubahan fundamental dalam organisasi ekonomi serta sosial masyarakat Eropa.
Di era modern, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah lanskap sosial budaya secara dramatis. Internet atau media sosial telah merevolusi cara orang berkomunikasi, mengakses informasi, dan membentuk komunitas. Studi oleh Manuel Castells menggambarkan bagaimana "masyarakat jaringan" yang terbentuk akibat teknologi digital telah mengubah dinamika kekuasaan hingga identitas dalam masyarakat global.
3. Perubahan lingkungan dan ekologi.
Perubahan dalam lingkungan alam, baik yang disebabkan oleh faktor alamiah maupun aktivitas manusia, dapat memaksa masyarakat untuk beradaptasi dan mengubah cara hidup mereka. Hal ini sering kali berdampak pada perubahan sosial budaya yang signifikan.
Contoh historis adalah bagaimana perubahan iklim pada akhir zaman es memaksa masyarakat pemburu-pengumpul untuk mengembangkan pertanian, yang pada gilirannya mengubah struktur sosial dan budaya mereka secara fundamental. Penelitian arkeolog dan antropolog seperti Gordon Childe telah menunjukkan hubungan antara perubahan lingkungan dan revolusi neolitik ini.
Di era modern, perubahan iklim global menjadi pendorong perubahan sosial budaya yang penting. Masyarakat di berbagai belahan dunia harus beradaptasi dengan perubahan pola cuaca, kenaikan permukaan air laut, dan pergeseran ekosistem.
Hal ini mempengaruhi praktik pertanian, pola migrasi, bahkan sistem nilai terkait hubungan manusia dengan alam. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) secara konsisten menunjukkan bagaimana perubahan iklim berdampak pada aspek sosial budaya masyarakat di seluruh dunia.
4. Kontak dan difusi budaya.
Interaksi antara masyarakat yang berbeda, baik melalui migrasi, perdagangan, atau penaklukan, seringkali menghasilkan pertukaran ide, praktik, dan artefak budaya. Proses ini yang dikenal sebagai difusi budaya, dapat mengubah kedua masyarakat yang berinteraksi.
Sejarah penuh dengan contoh bagaimana kontak antar budaya mendorong perubahan sosial. Misalnya, Jalur Sutra tidak hanya memfasilitasi perdagangan barang, tetapi juga pertukaran teknologi, agama, serta ide filosofis antara Asia dan Eropa.
Di era globalisasi, kontak antar budaya terjadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Media massa global, internet, dan kemudahan perjalanan internasional telah menciptakan apa yang Marshall McLuhan sebut sebagai "desa global". Akibatnya, elemen-elemen budaya dari berbagai belahan dunia bercampur lalu membentuk identitas hibrid baru.
5. Perubahan demografi.
Perubahan dalam komposisi populasi, baik dalam hal ukuran, struktur usia, atau keragaman etnis, dapat mendorong perubahan sosial budaya yang signifikan. Perubahan demografi mempengaruhi kebutuhan masyarakat, distribusi sumber daya, hingga dinamika sosial.
Contoh klasiknya, bagaimana ledakan populasi pasca Perang Dunia II di banyak negara (dikenal sebagai baby boom) mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sosial dari pendidikan hingga budaya pop. Ketika generasi ini mencapai usia dewasa, mereka membawa perubahan signifikan dalam nilai-nilai sosial dan gaya hidup.
Di sisi lain, penuaan populasi di banyak negara maju saat ini juga mendorong perubahan sosial budaya. Masyarakat harus beradaptasi dengan proporsi lansia yang lebih besar yang mempengaruhi sistem kesehatan, pensiun, dan bahkan norma-norma sosial terkait pekerjaan maupun perawatan keluarga. Penelitian demografer seperti Ronald Lee menunjukkan bagaimana transisi demografi ini berdampak pada struktur sosial dan ekonomi masyarakat.
Dengan penjelasan di atas, dapat melihat bahwa perubahan sosial budaya ialah fenomena yang kompleks dan multifaset. Masyarakat terus berubah karena adanya interaksi dinamis antara berbagai faktor internal dan eksternal. Penting untuk dipahami bahwa perubahan ini tidak selalu linear atau seragam.
Berbagai aspek masyarakat dapat berubah pada kecepatan yang berbeda, bahkan kadang-kadang perubahan dalam satu area dapat menyebabkan resistensi atau reaksi balik di area lain. Namun, kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan ini adalah ciri khas masyarakat manusia yang telah memungkinkan kita untuk bertahan kemudian berkembang dalam berbagai kondisi sepanjang sejarah.
Recommended By Editor
- Gap artinya kesenjangan, pahami makna dan cara mencegahnya agar tidak terjadi perbedaan sosial
- 150 Caption healing di pantai, cocok untuk memamerkan keseruan dan ketenangan saat liburan
- 5 Teks pidato MC pengajian sederhana, pahami pengertian dan cara penyampaiannya yang baik
- Contoh sikap toleransi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, lengkap dengan manfaatnya
- Contoh konflik sosial di lingkungan masyarakat, lengkap dengan penjelasannya
- 11 Manfaat hidup rukun di lingkungan masyarakat, bisa meningkatkan kualitas hidup bersama