Brilio.net - Mengenal deflasi adalah langkah awal untuk memahami bagaimana dinamika ekonomi bekerja. Istilah ini mungkin terdengar kurang populer dibanding inflasi, namun dampaknya tak kalah penting. Deflasi sering kali membawa kekhawatiran karena dapat mengindikasikan adanya masalah dalam perekonomian suatu negara.

Fenomena deflasi terjadi ketika harga barang dan jasa turun secara umum dalam jangka waktu tertentu. Penurunan harga ini mungkin terdengar menguntungkan bagi konsumen, namun jika dibiarkan berkepanjangan, justru bisa menimbulkan berbagai masalah ekonomi. Banyak sektor bisa terdampak, termasuk produksi, investasi, dan tenaga kerja.

Penting untuk memahami penyebab dan dampak deflasi agar dapat mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Menghadapi deflasi memerlukan langkah yang tepat, baik dari kebijakan pemerintah maupun masyarakat secara luas.

Brilio akan membahas secara lebih mendalam mengenai fenomena deflasi, mulai dari penyebabnya, dampaknya, hingga cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Berikut ulasannya seperti brilio.net himpun dari berbagai sumber, Minggu (6/10).

Apa itu deflasi?

Deflasi adalah kondisi ketika harga barang dan jasa menurun secara umum selama periode tertentu. Fenomena ini sering kali terjadi saat tingkat permintaan terhadap barang dan jasa lebih rendah daripada penawaran yang tersedia. Dalam banyak kasus, deflasi dianggap lebih berbahaya dibanding inflasi karena dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Penurunan harga secara terus-menerus menyebabkan daya beli masyarakat terlihat meningkat, namun justru memicu banyak perusahaan untuk mengurangi produksi atau bahkan menutup usahanya. Akibatnya, tingkat pengangguran bisa meningkat, dan investasi pun terhambat.

Deflasi dapat dialami oleh negara mana pun, terutama jika perekonomian sedang dalam masa resesi atau krisis. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah dan otoritas keuangan untuk segera mengambil tindakan jika tanda-tanda deflasi mulai muncul dalam perekonomian.

Penyebab deflasi.

Mengenal deflasi © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Beberapa faktor dapat memicu terjadinya deflasi, di antaranya adalah:

1. Penurunan permintaan.

Salah satu penyebab utama deflasi adalah penurunan permintaan konsumen. Ketika masyarakat menahan pengeluaran mereka atau memilih untuk menabung, permintaan terhadap barang dan jasa menurun drastis. Penurunan ini menyebabkan harga-harga barang menjadi turun karena produsen kesulitan menjual produk mereka.

2. Kelebihan pasokan.

Kelebihan pasokan juga bisa menjadi pemicu deflasi. Ketika produsen terus menghasilkan barang dalam jumlah besar, namun permintaan tetap rendah, harga-harga cenderung menurun agar produk dapat terjual. Fenomena ini sering kali terlihat di sektor pertanian atau manufaktur.

3. Krisis ekonomi.

Krisis ekonomi, seperti resesi atau depresi, sering kali menjadi penyebab deflasi. Saat ekonomi mengalami kontraksi, banyak bisnis yang bangkrut, lapangan kerja menurun, dan daya beli masyarakat pun ikut anjlok. Pada saat inilah harga-harga barang dan jasa mulai mengalami penurunan yang signifikan.

4. Kebijakan moneter ketat.

Kebijakan moneter yang terlalu ketat, seperti kenaikan suku bunga yang signifikan, bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan deflasi. Ketika suku bunga tinggi, masyarakat cenderung menunda pengeluaran dan investasi, yang pada akhirnya menurunkan tingkat permintaan dan memicu penurunan harga.

Dampak deflasi.

Mengenal deflasi © 2024 brilio.net

foto: freepik.com/brgfx

Deflasi memiliki berbagai dampak negatif bagi perekonomian. Berikut adalah beberapa dampak yang sering terjadi:

1. Penurunan produksi.

Saat harga barang dan jasa terus menurun, produsen akan mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya, mereka mungkin mengurangi produksi atau bahkan menghentikan operasional mereka sepenuhnya. Hal ini akan memicu penurunan ekonomi secara keseluruhan.

2. Peningkatan pengangguran.

Penurunan produksi biasanya diikuti oleh pengurangan tenaga kerja. Banyak perusahaan yang akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk menekan biaya. Hal ini akan menyebabkan peningkatan pengangguran dan penurunan daya beli masyarakat.

3. Beban utang yang meningkat.

Deflasi membuat nilai mata uang naik, yang pada akhirnya meningkatkan nilai riil utang. Bagi mereka yang memiliki utang, terutama utang jangka panjang, hal ini dapat menjadi beban karena utang menjadi lebih sulit untuk dilunasi.

4. Penghambatan investasi.

Saat harga-harga menurun, banyak investor yang menahan diri untuk tidak melakukan investasi. Mereka lebih memilih menunggu situasi ekonomi membaik sebelum menanamkan modal. Hal ini menyebabkan lambatnya pertumbuhan ekonomi dan inovasi.

Cara mengatasi deflasi.

Mengenal deflasi © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Mengatasi deflasi memerlukan langkah-langkah yang strategis, baik dari pemerintah maupun sektor swasta. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi deflasi:

1. Stimulus fiskal.

Pemerintah dapat meningkatkan pengeluaran untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Melalui proyek-proyek infrastruktur, bantuan sosial, dan pengurangan pajak, permintaan akan barang dan jasa bisa meningkat sehingga mendorong perekonomian.

2. Pelonggaran kebijakan moneter.

Bank sentral dapat menurunkan suku bunga untuk memudahkan akses kredit bagi masyarakat dan dunia usaha. Dengan suku bunga yang rendah, diharapkan masyarakat lebih terdorong untuk mengeluarkan uangnya, sementara pelaku usaha bisa lebih mudah mendapatkan modal untuk ekspansi.

3. Peningkatan daya beli masyarakat.

Program-program bantuan untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah juga bisa membantu meningkatkan daya beli. Dengan daya beli yang meningkat, permintaan terhadap barang dan jasa akan naik, sehingga mencegah harga-harga terus turun.

4. Intervensi harga.

Dalam beberapa kasus, pemerintah dapat melakukan intervensi terhadap harga-harga barang tertentu agar tidak turun terlalu tajam. Intervensi ini bisa berupa subsidi atau pengaturan harga minimum, tergantung pada situasi dan sektor yang terkena dampak.