Brilio.net - Sebagai orang Indonesia, pastinya kamu tidak asing lagi dengan istilah sungkeman. Seperti diketahui sungkeman sudah menjadi bagian dari prosesi adat dan budaya negeri ini yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Sungkeman menjadi perwujudan atas kehormatan dan kerendahan diri menjadi bukti bakti yang lebih muda terhadap golongan orang. Terkhususnya pada Hari Raya Idul Fitri, jamak sekali kita jumpai kegiatan sungkeman di berbagai kalangan. Hal itu merupakan tanda kepatuhan dan penghormatan yang begitu tinggi terhadap mereka yang lebih tua. Selain itu, dengan sungkeman juga dapat membantumu menyadari bahwa dirimu tidak akan ada hingga titik ini, selain tanpa uluran tangan penuh kasih sayang dari orang tua.

Walaupun begitu, tak sedikit orang yang tidak memahami arti di balik sungkeman. Mereka yang tidak mengenal makna dari sungkeman, hanya menganggap kegiatan tersebut sebagai rutinitas biasa yang dilakukan saat Lebaran.

Ada juga orang-orang yang menganggap sungkeman sebagai bukti diri ini lebih rendah dari orang lain. Demi meluruskan beberapa persepsi tersebut, kamu bisa memahami lebih mendalam makna sungkeman saat Hari Raya agar kamu dapat mengerti arti dibalik kegiatan ini.

Tidak perlu berlama-lama lagi, silakan simak artikel ini hingga habis. Berikut artikel tentang mengenal makna sungkeman saat Hari Raya, bikin nuansa Lebaran lebih khidmat. Seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (10/4).


Arti dari kata sungkem

100 Ucapan sungkeman Idul Fitri, santun, lembut, dan penuh ketulusan © 2024 brilio.net

foto: liputan.com

Istilah sungkeman berasal dari bahasa Jawa yang memiliki makna sujud atau tanda bakti. Kegiatan sungkem atau sungkeman merupakan prosesi adat yang dilakukan oleh seorang golongan muda terhadap yang lebih tua. Tujuan dari dilakukannya sungkeman adalah bentuk penghormatan dan perwujudan dari permohonan maaf atas segala kesalahan yang telah dilakukan.

Seringkali kegiatan sungkeman dijumpai saat Hari Raya Idul Fitri. Prosesnya dimulai dari golongan yang lebih tua hingga yang lebih muda bergiliran saling menunduk dan berjabat tangan hingga usai. Tak lupa juga untuk mengungkapkan permohonan maaf, dan meminta restu dan ridho dari orang tua demi masa depan yang lebih baik nantinya.

Sungkeman bisa menjadi bukti bahwa dirimu telah menunjukkan sisi kerendahan hati, kesadaran diri, dan juga wujud terima kasih untuk segala rezeki yang telah diberikan kepadamu sedari kecil hingga tumbuh dewasa. Orang tua sebagai orang yang menerima tanda sungkem akan merasa dihormati dan dengan senantiasa akan mengasihi anak-anak dan golongan muda lainnya. Jadikan momen Lebaran sebagai hari paling spesial untuk saling mengasihi dengan tanda bukti penghormatan dari kalangan muda kepada orang tua.

 

 

Makna sungkeman saat Hari Raya

Ucapan sungkeman Idul Fitri © Freepik

foto: freepik.com

Berikut adalah makna dari kegiatan sungkeman yang menjadi budaya masyarakat Indonesia saat Hari Raya Idul Fitri:

1. Melatih kerendahan hati

Makna sungkem yang pertama ialah demi mewujudkan keinginan dalam melatih kerendahan hati dan jiwa. Sebagai manusia biasa yang tak luput dari dosa dan kesalahan, sudah selayaknya kita menundukkan kepala dan juga merendah diri.

Dengan sungkem, kita seperti halnya seorang manusia yang merunduk dan menghormati orang lain, khususnya orang tua. Pada momentum spesial seperti Lebaran, dengan rutinitas saling mengasihi dan memaafkan dapat menjadi sarana melatih kerendahan hati. Sungkeman pada saat Lebaran adalah bukti bakti kita sebagai kaum muda terhadap mereka para orang tua.

2. Menjadi wujud terima kasih

Makna sungkem lainnya adalah sebagai perwujudan dari rasa terima kasih dari seorang anak atau golongan muda terhadap orang tua. Rasa terima kasih tersebut diwujudkan dalam gestur tubuh yang menunjukkan kepatuhan dan penghormatan kepada yang lebih tua.

Terima kasih yang ditujukan yakni atas seluruh pengorbanan dan juga pemberian mereka sedari kita kecil hingga menuju dewasa. Pada Hari Raya Idul Fitri, sungkeman juga menunjukkan perwujudan terima kasih atas kelapangan hati dalam menerima permohonan maaf yang diajukan.

3. Menjadi wujud penyesalan dan permohonan maaf

Makna sungkeman yang ketiga adalah sebagai perwujudan penyesalan dan permohonan maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan yang telah dilakukan. Sebagai manusia biasa, pastinya selama kehidupan ini berlangsung telah menorehkan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak sengaja.

Permohonan maaf itu ditujukan kepada orang tua untuk seluruh perbuatan buruk yang kamu lakukan. Dengan sungkeman, hubungan antara dirimu dan orang tua akan semakin erat dan harmonis. Pada saat momen Lebaran, sungkeman bisa jadi kegiatan sakral dan khidmat untuk memohon maaf dan ampunan dari seluruh anggota keluarga atas segala kesalahan yang kamu lakukan setahun kebelakang.

4. Menjadi wujud penyadaran diri

Lebaran adalah hari spesial bagi seluruh insan, khususnya golongan muda dan mudi. Dilakukannya sungkeman terhadap orang yang lebih tua dapat menjadi perwujudan penyadari diri terhadap mereka akan kekurangan yang ada dalam dirimu.

Walaupun sungkem dilakukan dengan gestur menunduk, hal itu tidak berarti dirimu lebih rendah dari orang lain. Justru menundukkan kepala dan memohon maaf kepada yang lebih tua adalah langkah baktimu yang penuh dengan kemuliaan. Harapannya, setelah selesai melakukan sungkeman, kamu dapat mendapat hikmah dibalik itu semua.

5. Memohon doa, restu, dan ridho orang tua

Makna terakhir dari sungkeman saat Hari Raya adalah untuk memohon doa, restu, serta ridho dari orang tua. Seluruh permohonan itu sangat berguna untuk melanjutkan kehidupan setelah usai Lebaran. Harapannya, pada hari-hari selanjutnya sang anak dapat memperoleh kebaikan, kemaslahatan, keselamatan, kebahagiaan baik selama hidup di dunia ataupun di akhirat kelak.

Itulah artikel tentang mengenal makna sungkeman saat Hari Raya, bikin nuansa Lebaran lebih khidmat. Harapannya, setelah kamu mengetahui makna dari sungkeman saat Hari Raya, kamu bisa melakukannya dengan penuh khidmat. Lakukan sungkeman sebagai wujud bakti dirimu terhadap orang tua, dan mintalah seluruh kebaikan di masa yang akan datang agar selalu menyertai dirimu.

Penulis: mgg/Zidan Fajri