Makna sungkeman saat Hari Raya
foto: freepik.com
Berikut adalah makna dari kegiatan sungkeman yang menjadi budaya masyarakat Indonesia saat Hari Raya Idul Fitri:
1. Melatih kerendahan hati
Makna sungkem yang pertama ialah demi mewujudkan keinginan dalam melatih kerendahan hati dan jiwa. Sebagai manusia biasa yang tak luput dari dosa dan kesalahan, sudah selayaknya kita menundukkan kepala dan juga merendah diri.
Dengan sungkem, kita seperti halnya seorang manusia yang merunduk dan menghormati orang lain, khususnya orang tua. Pada momentum spesial seperti Lebaran, dengan rutinitas saling mengasihi dan memaafkan dapat menjadi sarana melatih kerendahan hati. Sungkeman pada saat Lebaran adalah bukti bakti kita sebagai kaum muda terhadap mereka para orang tua.
2. Menjadi wujud terima kasih
Makna sungkem lainnya adalah sebagai perwujudan dari rasa terima kasih dari seorang anak atau golongan muda terhadap orang tua. Rasa terima kasih tersebut diwujudkan dalam gestur tubuh yang menunjukkan kepatuhan dan penghormatan kepada yang lebih tua.
Terima kasih yang ditujukan yakni atas seluruh pengorbanan dan juga pemberian mereka sedari kita kecil hingga menuju dewasa. Pada Hari Raya Idul Fitri, sungkeman juga menunjukkan perwujudan terima kasih atas kelapangan hati dalam menerima permohonan maaf yang diajukan.
3. Menjadi wujud penyesalan dan permohonan maaf
Makna sungkeman yang ketiga adalah sebagai perwujudan penyesalan dan permohonan maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan yang telah dilakukan. Sebagai manusia biasa, pastinya selama kehidupan ini berlangsung telah menorehkan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak sengaja.
Permohonan maaf itu ditujukan kepada orang tua untuk seluruh perbuatan buruk yang kamu lakukan. Dengan sungkeman, hubungan antara dirimu dan orang tua akan semakin erat dan harmonis. Pada saat momen Lebaran, sungkeman bisa jadi kegiatan sakral dan khidmat untuk memohon maaf dan ampunan dari seluruh anggota keluarga atas segala kesalahan yang kamu lakukan setahun kebelakang.
4. Menjadi wujud penyadaran diri
Lebaran adalah hari spesial bagi seluruh insan, khususnya golongan muda dan mudi. Dilakukannya sungkeman terhadap orang yang lebih tua dapat menjadi perwujudan penyadari diri terhadap mereka akan kekurangan yang ada dalam dirimu.
Walaupun sungkem dilakukan dengan gestur menunduk, hal itu tidak berarti dirimu lebih rendah dari orang lain. Justru menundukkan kepala dan memohon maaf kepada yang lebih tua adalah langkah baktimu yang penuh dengan kemuliaan. Harapannya, setelah selesai melakukan sungkeman, kamu dapat mendapat hikmah dibalik itu semua.
5. Memohon doa, restu, dan ridho orang tua
Makna terakhir dari sungkeman saat Hari Raya adalah untuk memohon doa, restu, serta ridho dari orang tua. Seluruh permohonan itu sangat berguna untuk melanjutkan kehidupan setelah usai Lebaran. Harapannya, pada hari-hari selanjutnya sang anak dapat memperoleh kebaikan, kemaslahatan, keselamatan, kebahagiaan baik selama hidup di dunia ataupun di akhirat kelak.
Itulah artikel tentang mengenal makna sungkeman saat Hari Raya, bikin nuansa Lebaran lebih khidmat. Harapannya, setelah kamu mengetahui makna dari sungkeman saat Hari Raya, kamu bisa melakukannya dengan penuh khidmat. Lakukan sungkeman sebagai wujud bakti dirimu terhadap orang tua, dan mintalah seluruh kebaikan di masa yang akan datang agar selalu menyertai dirimu.
Penulis: mgg/Zidan Fajri
Recommended By Editor
- Minta maaf Lebaran bahasa Jawa sesuai tradisi, begini ucapan dan cara sungkem yang benar
- Wanita ini nangis panik waktu sungkeman ke ibu di pernikahan, alasannya bikin nyengir kuda
- 11 Momen tak terduga saat sungkeman ini bikin gagal terharu
- 100 Kata-kata silaturahmi menyentuh hati, bijak, dan penuh keberkahan Idul Fitri
- 9 Momen sungkeman dan prosesi adat Lesty Kejora, diwarnai tangis haru
- Viral video kocak pengantin wanita 'digaplok' ayahnya saat sungkeman