Brilio.net - Harga mata uang kripto sering menjadi indikator utama minat publik terhadap teknologi blockchain. Namun, di balik peluang besar yang ditawarkan ada ancaman serius yang mengintai sistem blockchain salah satunya adalah serangan 51%.
Blockchain dikenal sebagai teknologi yang aman dan transparan, tetapi ada satu ancaman serius yang perlu diketahui: serangan 51%. Serangan ini terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang mendapatkan kendali lebih dari setengah kekuatan komputasi (hashing power) dalam jaringan blockchain, seperti seseorang yang mendapatkan suara mayoritas dalam sebuah pemungutan suara dan bisa mengubah aturan main sesuai keinginannya. Lalu, apa sih pengaruh 51% pada algoritma hashing power? Yuk, simak rangkuman brilio.net dari keterangan press release, Senin (9/12).
1. Peningkatan risiko double spending
Algoritma hashing pada blockchain dirancang untuk mencegah pengeluaran ganda (double spending), yaitu kondisi di mana seseorang menggunakan kripto yang sama untuk dua transaksi berbeda. Namun, dengan serangan 51% bisa saja pelaku dapat mengatur ulang transaksi yang telah dikonfirmasi sebelumnya. Double spending merusak kepercayaan pengguna terhadap sistem blockchain karena nilai transaksi yang seharusnya tidak dapat diubah menjadi rentan dimanipulasi.
2. Gangguan pada validasi transaksi
Algoritma hashing memastikan bahwa transaksi baru ditambahkan ke dalam blok yang valid. Serangan 51% dapat digunakan untuk menghentikan atau memperlambat proses ini. Pelaku dapat memblokir transaksi tertentu dari konfirmasi yang menyebabkan keterlambatan di blockchain.
3. Keamanan blockchain menjadi dipertanyakan
Blockchain terkenal dengan keamanannya yang tinggi karena sistem desentralisasi. Namun, serangan 51% menunjukkan bahwa bahkan sistem yang sangat aman pun memiliki celah. Ketika keamanan algoritma hashing terancam maka nilai dari mata uang kripto dalam jaringan tersebut dapat anjlok yang secara langsung berdampak pada harga mata uang kripto.
4. Pemalsuan blockchain
Penyerang juga dapat menciptakan "fork" atau cabang baru dari blockchain asli yang membuat pengguna bingung dan menciptakan ketidakpastian di pasar. Fork ini jika dikendalikan oleh oknum serangan 51% maka dapat digunakan untuk mengontrol seluruh jaringan.
Siapa yang rentan terhadap serangan 51%?
Tidak semua blockchain memiliki risiko yang sama terhadap serangan ini. Blockchain besar seperti Bitcoin atau Ethereum memiliki kekuatan hashing yang sangat besar, sehingga hampir mustahil bagi satu entitas untuk menguasainya. Namun, blockchain yang lebih kecil dengan jaringan penambang terbatas lebih rentan terhadap serangan 51% karena membutuhkan sumber daya komputasi yang lebih sedikit untuk menguasai jaringan.
Langkah pencegahan terhadap serangan 51%
1. Meningkatkan kekuatan jaringan
Blockchain yang lebih kecil perlu memastikan bahwa jaringan mereka memiliki kekuatan hashing yang cukup untuk mencegah dominasi oleh satu pihak. Salah satu cara adalah dengan menarik lebih banyak penambang untuk berpartisipasi dalam jaringan.
2. Menggunakan algoritma konsensus alternatif
Beberapa blockchain telah beralih dari algoritma Proof of Work (PoW) yang rentan terhadap serangan 51% ke algoritma lain seperti Proof of Stake (PoS) atau Delegated Proof of Stake (DPoS). Algoritma ini tidak mengandalkan kekuatan hashing saja, tetapi juga mempertimbangkan faktor lain seperti kepemilikan aset digital.
3. Mengimplementasikan sistem penalti
Beberapa jaringan blockchain menggunakan sistem penalti untuk mendeteksi dan menghukum pihak yang mencoba memanipulasi jaringan. Sistem ini dapat membantu mencegah serangan dengan meningkatkan risiko kegagalan bagi pelaku.
4. Diversifikasi penambang
Jaringan yang sehat memiliki penambang yang tersebar di berbagai wilayah dan entitas. Konsentrasi kekuatan hashing pada satu lokasi atau perusahaan dapat meningkatkan risiko serangan 51%.
Mengapa perlu memahami risiko ini?
Sebagai pengguna atau investor mata uang kripto memahami risiko seperti serangan 51% sangat penting untuk menjaga keamanan aset. Kepercayaan pada teknologi blockchain adalah salah satu alasan utama mengapa harga mata uang kripto terus meningkat. Diharapkan kau dapat membuat keputusan yang lebih bijak baik dalam berinvestasi maupun memilih platform blockchain yang digunakan.
Serangan 51% adalah ancaman serius yang dapat mengguncang keamanan dan stabilitas blockchain. Dengan menguasai mayoritas kekuatan hashing maka oknum pelaku dapat mengubah aturan jaringan, menciptakan ketidakpastian, dan merusak nilai mata uang kripto. Meskipun blockchain besar seperti Bitcoin relatif aman namun jaringan yang lebih kecil perlu mengambil langkah-langkah tambahan untuk mencegah serangan semacam ini.
Bagi kamu yang tertarik untuk memiliki aset kripto maka Tokocrypto adalah salah satu pilihan terbaik. Fitur keamanan tinggi, transparansi, dan kemudahan dalam bertransaksi menjadikan Tokocrypto siap dalam membantu menjelajahi dunia mata uang kripto dengan aman.
Recommended By Editor
- Hemat besar akhir tahun ini, bisa bayar bill restoran lebih murah pakai aplikasi Chope
- Menghargai kepercayaan, WOOK gelar momen spesial bersama para customer
- Bisa jadi customer service, begini keunggulan AI untuk berbisnis
- Kenalan dengan 4 jenis obat di apotek, jangan salah beli
- Netflix dan JAFF hadirkan REEL LIFE Film Camp untuk mendukung komunitas kreatif Indonesia