Brilio.net - Di tempat kerja yang terdiri dari berbagai generasi, perbedaan usia sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi para pekerja. Gen Z yang baru memasuki dunia kerja sering kali menghadapi situasi di mana cara berpikir dan bekerja berbeda dengan rekan-rekan yang lebih senior. Hal ini bisa memicu kesalahpahaman atau bahkan menimbulkan rasa canggung di lingkungan kerja.
Para pekerja dari generasi yang lebih tua mungkin lebih terbiasa dengan pendekatan kerja yang tradisional, sementara Gen Z dikenal dengan fleksibilitas serta punya adaptasi yang tinggi terhadap teknologi. Di sisi lain, para senior memiliki segudang pengalaman yang bisa menjadi pembelajaran berharga. Tantangan ini membuat Gen Z harus mencari cara agar tetap bisa berkontribusi tanpa mengganggu dinamika yang sudah ada.
Beradaptasi dengan perbedaan generasi di tempat kerja bukan hanya soal menyesuaikan diri, tapi juga tentang bagaimana Gen Z bisa memberikan kontribusi yang berarti. Untungnya, ada banyak cara efektif untuk menghadapi perbedaan ini dan tetap bisa berkontribusi dengan baik di tempat kerja. Apa saja?
Berikut 8 cara efektif bagi Gen Z berkontribusi di tempat kerja yang beragam usia. Brilio.net sadur dari berbagai sumber, Senin (21/10).
Cara efektif bagi Gen Z berkontribusi di tempat kerja yang beragam usia
1. Bangun komunikasi yang terbuka
Salah satu cara paling efektif bagi Gen Z untuk berkontribusi di tempat kerja yang beragam usia ialah dengan membangun komunikasi yang terbuka. Setiap generasi punya cara berkomunikasi yang berbeda, jadi penting untuk belajar memahami gaya komunikasi orang lain.
Gen Z bisa menunjukkan rasa hormat dengan mendengarkan pendapat rekan kerja yang lebih senior, sekaligus tetap berani menyampaikan ide-ide baru secara jelas dan sopan. Komunikasi yang baik membantu menghindari kesalahpahaman sekaligus menciptakan lingkungan kerja yang lebih kolaboratif.
2. Beradaptasi dengan teknologi tanpa menggurui
Generasi Z tumbuh dengan teknologi, dan keahliannya dalam hal ini bisa jadi aset besar di tempat kerja. Namun, penting untuk berbagi pengetahuan teknologi dengan cara yang nggak terkesan menggurui, terutama ketika bekerja dengan rekan-rekan yang lebih senior.
Gen Z bisa membantu memperkenalkan alat-alat baru yang dapat meningkatkan produktivitas tim, sambil tetap menghargai cara kerja tradisional yang mungkin lebih nyaman bagi generasi sebelumnya.
3. Menghargai pengalaman generasi senior
Di tempat kerja yang beragam usia, setiap orang punya keahlian dan pengalaman unik yang bisa ditawarkan. Gen Z bisa belajar banyak dari pengalaman rekan kerja yang lebih senior, seperti cara menghadapi situasi sulit atau memimpin proyek jangka panjang. Dengan menunjukkan rasa hormat pada pengalaman mereka, Gen Z bisa membangun hubungan yang lebih baik hingga memperkuat kerjasama tim.
4. Fleksibilitas dalam gaya kerja
Gen Z dikenal karena fleksibilitas dalam menyelesaikan tugas lalu mencari solusi. Meski ini jadi kekuatan, penting untuk tetap memahami bahwa nggak semua rekan kerja terbiasa dengan gaya kerja yang cepat berubah. Dengan menunjukkan fleksibilitas dalam beradaptasi dengan ritme kerja yang lebih tradisional, Gen Z bisa menciptakan harmoni serta kurangi adanya konflik di tempat kerja. Fleksibilitas ini juga bisa membuat mereka lebih dihargai oleh rekan-rekan senior.
5. Aktif meminta masukan dan umpan balik
Gen Z sering kali merasa nyaman menerima umpan balik secara instan, namun di tempat kerja, beberapa generasi mungkin lebih lambat dalam memberikan evaluasi. Minta masukan secara aktif lalu tunjukkan bahwa kamu terbuka terhadap kritik membangun, ini bisa membuat hubungan kerja jadi lebih positif. Dengan menunjukkan antusiasme untuk belajar dan berkembang, Gen Z akan dianggap sebagai anggota tim yang berharga.
6. Tunjukkan inisiatif, tapi jangan terburu-buru
Menunjukkan inisiatif jadi cara bagus untuk berkontribusi, tapi penting untuk tetap sabar dan nggak terburu-buru dalam mengambil alih tugas yang besar. Gen Z bisa menunjukkan semangat dengan menawarkan ide atau mengambil tanggung jawab tambahan, namun tetap berhati-hati agar nggak terkesan mengambil peran yang belum waktunya. Ini membantu kamu tampil sebagai anggota tim yang proaktif tanpa mengganggu keseimbangan kerja yang sudah ada.
7. Pelajari budaya perusahaan dan beradaptasi
Setiap perusahaan punya budaya kerja yang berbeda, jadi penting bagi Gen Z untuk memahaminya sebelum mencoba mengubah sesuatu. Ini bukan berarti kamu harus menghilangkan identitas diri, tapi lebih kepada memahami sekaligus menghormati cara kerja yang sudah ada. Dengan menyesuaikan diri pada budaya perusahaan, kamu bisa lebih mudah diterima di lingkungan kerja dan lebih efektif dalam memberikan kontribusi.
8. Bersikap positif dan terbuka terhadap kolaborasi
Sikap positif sangat penting, terutama ketika bekerja di lingkungan yang beragam usia. Gen Z yang menunjukkan sikap terbuka terhadap kolaborasi dan kemauan untuk bekerja sama dengan siapa saja akan lebih mudah diterima. Kolaborasi lintas generasi bisa membuka peluang untuk ide-ide baru yang segar serta inovatif, sekaligus memanfaatkan keahlian dari masing-masing generasi. Sikap positif membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis maupun produktif.
Recommended By Editor
- Awas mental health amblas! Ini 6 tanda kamu kerja di startup yang toxic
- 7 Cara sederhana menghadapi 'Monday Blues' , menyeruput kopi bisa jadi mood booster
- Cinlok dengan rekan kantor, begini 9 Tips agar hubungan tidak mudah retak gegara kerjaan
- 6 Trik jitu ngadepin bos yang hobi mendadak meeting
- 8 Kebiasaan nyeleneh tim HR yang bikin karyawan geregetan
- 8 Cara nolak kerjaan tambahan tanpa bikin baper tim lain