Brilio.net - Sering kali, kita mengira bahwa hanya orang yang kurang menjaga kesehatan yang berisiko tinggi. Namun, kenyataannya menunjukkan bahwa individu yang terlihat bugar pun bisa mengalami hal semacam ini.

Peristiwa kematian mendadak ini mungkin pernah kamu saksikan dalam lingkaran keluarga, teman, atau kenalan. Tidak memandang usia, seseorang yang tampak sehat bisa saja meninggal dunia tanpa menunjukkan gejala sebelumnya. Kondisi ini jelas menimbulkan pertanyaan besar di benak banyak orang, mengapa hal ini bisa terjadi?

Berbagai faktor dapat berkontribusi pada kematian mendadak, termasuk kondisi medis yang tidak terdeteksi. Penyakit jantung, gangguan pernapasan, ataupun masalah kesehatan lainnya bisa saja berkembang tanpa terlihat.

Menyadur dari laman Channel NewsAsia, berdasarkan penjelasan dari Profesor Tan Huay Cheem seorang Konsultan Senior Departemen Kardiologi di National University Heart Centre Singapura (NUHCS), memaparkan bahwa kematian mendadak seringkali berkaitan dengan penyakit kardiovaskular.

Terlebih bagi orang-orang dengan rentang usia 30 tahun ke atas. Umumnya kematian mendadak padahal terlihat sehat yang terkait dengan kardiovaskular yakni serangan jantung, miokarditis (radang otot jantung), stroke, bahkan diseksi aorta yakni kondisi terjadi robekan pada lapisan dalam arteri utama tubuh.

penyebab meninggal mendadak padahal terlihat sehat © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Lebih jauh dijelaskan bahwa apabila kematian mendadak terjadi pada orang dengan rentang usia di bawah 30 tahun, kemungkinan besar penyebab utamanya mengalami kardiomiopati hipertrofik atau penebalan otot jantung yang tidak normal. Selain itu, kemungkinan besar ada anomali lain yang jadi penyebab utama kematian mendadak, seperti anomali koroner kongenital (arteri koroner berada di tempat yang tak seharusnya yang menjadi kelainan sejak lahir), miokarditis atau aritmia (gangguan irama jantung).

Nggak cuma itu, salah satu penyebab utama yang sering diabaikan yakni pecahnya aneurisma arteri. Sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Rajesh Dharmaraj, Kepala Divisi dan Konsultan Senior Bedah Vaskular di Departemen Bedah Jantung, Toraks, dan Vaskular di NUHCS, memaparkan bahwa kondisi ini dapat terjadi pada individu yang memiliki aneurisma besar yang tidak terdiagnosis.

Aneurisma merupakan pembengkakan abnormal pada arteri yang dapat melemahkan dinding arteri seiring waktu. Jika dinding arteri tersebut akhirnya pecah, hal ini dapat menyebabkan pendarahan internal yang fatal.

Kematian mendadak juga sering kali berhubungan dengan masalah jantung yang tersembunyi. Aktivitas fisik yang intens, terutama pada individu yang telah memiliki kondisi jantung yang tidak terdeteksi bisa menjadi pemicu. Tanpa adanya diagnosis yang tepat, seseorang dapat berisiko tinggi mengalami kejadian yang tidak diinginkan ini saat melakukan aktivitas yang membutuhkan stamina dan tenaga.

Penting untuk memahami bahwa meskipun seseorang terlihat sehat, ada kemungkinan adanya kondisi medis yang tidak terdeteksi. Untuk mengurangi risiko kematian mendadak, beberapa langkah pencegahan bisa diambil.

Rutin menjalani pemeriksaan kesehatan, terutama untuk deteksi dini penyakit jantung hingga aneurisma, hal ini menjadi langkah penting. Selain itu, menjaga pola hidup sehat, seperti mengatur pola makan yang baik serta rutin berolahraga, dapat berkontribusi pada kesehatan jantung yang optimal.

Hal ini pun ditegaskan oleh Profesor Tan bahwa kejadian kematian mendadak memang sulit diprediksi. Meski begitu, usaha untuk gaya hidup sehat menjadi langkah efektif untuk mengurangi risiko terjadinya kematian mendadak. Tak hanya itu, untuk mencegah risiko kematian mendadak maka sebisa mungkin hindari stres berlebihan hingga rutin skrining kesehatan.