Brilio.net - Narrative text adalah jenis teks yang memiliki tujuan untuk menceritakan sebuah peristiwa. Teks ini sering digunakan dalam konteks pendidikan untuk membantu siswa memahami struktur cerita, seperti tokoh, latar, dan alur. Memahami narrative text menjadi penting karena selain dapat menghibur, teks ini juga sering mengandung pesan moral yang berharga.

Banyak orang mungkin menganggap narrative text hanya sebagai cerita sederhana, namun sebenarnya teks ini memiliki struktur yang jelas dan terorganisir. Dalam mempelajari narrative text, kamu akan menemukan elemen-elemen seperti orientasi, komplikasi, resolusi, hingga reorientasi. Dengan memahami struktur ini, siswa tidak hanya bisa menikmati cerita, tetapi juga mengembangkan kemampuan analisis dalam membaca.

Tidak hanya di sekolah, narrative text juga banyak digunakan dalam berbagai bentuk media, mulai dari buku, film, hingga iklan. Pada prinsipnya narrative text adalah alat yang kuat untuk mengomunikasikan ide maupun emosi melalui alur cerita yang menarik.

Oleh karena itu, memahami pengertian dan strukturnya dapat membantumu lebih menghargai kekuatan narasi dalam kehidupan sehari-hari. Supaya makin paham, yuk simak ulasan lengkap narrative text, yang disadur brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (20/8)

Pengertian narrative text.

Narrative text adalah © 2024 freepik.com

Narrative text adalah
freepik.com

Narrative text merupakan salah satu jenis teks yang bertujuan untuk menceritakan suatu kejadian, peristiwa, atau pengalaman tertentu. Teks ini sering digunakan dalam bentuk cerita fiksi maupun non-fiksi, seperti dongeng, legenda, mitos, cerita rakyat, novel, film, biografi, hingga cerita sejarah.

Narrative text biasanya bertujuan untuk menghibur pembacanya atau bahkan menyampaikan nilai-nilai moral maupun pesan penting yang tersembunyi dalam cerita tersebut. Pada dasarnya, narrative text berfokus pada pengembangan alur cerita yang melibatkan karakter, setting (latar), dan konflik yang memuncak ke suatu resolusi.

Cerita-cerita dalam narrative text memiliki plot atau alur yang biasanya disusun secara kronologis, meskipun beberapa cerita mungkin menggunakan alur flashback atau maju mundur. Teks ini tidak hanya digunakan untuk bercerita secara sederhana, tetapi juga sering kali mengeksplorasi tema-tema universal yang relevan dengan kehidupan manusia, seperti cinta, keberanian, persahabatan, pengkhianatan, hingga pengorbanan.

Pada konteks pendidikan, narrative text diajarkan kepada siswa untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan membaca dan menulis, serta untuk memahami bagaimana sebuah cerita disusun. Selain itu, melalui narrative text siswa juga diajak untuk berpikir kritis maupun berempati terhadap karakter atau bahkan situasi yang diceritakan.

Struktur narrative text

Narrative text adalah © 2024 freepik.com

Narrative text adalah
freepik.com

Struktur narrative text biasanya terdiri dari beberapa bagian utama yang membantu pembaca untuk mengikuti alur cerita dengan jelas. Adapun struktur umum yang digunakan dalam narrative text:

1. Orientation (Orientasi)

Bagian ini berfungsi sebagai pengenalan cerita. Dalam orientasi, pembaca akan diperkenalkan pada tokoh-tokoh utama, latar tempat dan waktu, serta situasi awal dari cerita.

Orientasi bertujuan untuk memberikan gambaran awal kepada pembaca tentang dunia di mana cerita tersebut berlangsung, sehingga pembaca dapat lebih mudah terhubung dengan karakter dan situasi yang dihadapi.

Contohnya, dalam cerita dongeng, orientasi biasanya akan memperkenalkan tokoh seperti seorang pangeran, seorang penyihir, dan desa tempat mereka tinggal.

2. Complication (Komplikasi)

Setelah orientasi, cerita akan bergerak ke arah konflik atau masalah yang dihadapi oleh karakter utama. Complication merupakan inti dari narrative text, di mana tokoh-tokoh cerita dihadapkan pada masalah maupun tantangan yang harus mereka selesaikan.

Masalah ini bisa berupa peristiwa eksternal, seperti bencana alam, ancaman musuh, maupun peristiwa internal, seperti konflik batin. Bagian komplikasi ini bertujuan untuk menambah ketegangan dalam cerita sekaligus menarik minat pembaca untuk terus mengikuti perkembangan cerita.

3. Resolution (Resolusi)

Bagian resolusi merupakan saat konflik atau masalah yang dihadapi oleh tokoh utama akhirnya diselesaikan. Resolusi dapat berupa penyelesaian yang bahagia, tragis, atau bahkan menggantung, tergantung pada jenis cerita yang disampaikan.

Resolusi menandai akhir dari perjalanan karakter dalam menghadapi tantangan mereka. Dalam beberapa cerita, resolusi juga bisa menyampaikan pelajaran hidup yang ingin dibagikan oleh penulis kepada pembaca.

4. Reorientation/Coda (Reorientasi atau Koda)

Meskipun tidak selalu ada dalam setiap narrative text, reorientasi atau coda seringkali digunakan sebagai penutup cerita. Bagian ini memberikan refleksi maupun kesimpulan dari cerita, di mana penulis dapat memberikan komentar tentang bagaimana kehidupan karakter berubah setelah konflik diselesaikan, atau menyampaikan pesan moral yang lebih jelas kepada pembaca. Reorientasi membantu memperkuat dampak emosional dari cerita hingga memberikan penutup yang memuaskan bagi pembaca.

Bisa dibilang, narrative text yang baik akan mengalir dari satu bagian ke bagian lainnya dengan mulus, menciptakan pengalaman membaca yang memikat. Setiap elemen dalam struktur narrative text berperan penting dalam menyusun cerita yang utuh sekaligus memberikan makna lebih dalam kepada pembaca.

Dengan memahami pengertian maupun struktur narrative text, pembaca dapat lebih menghargai seni bercerita hingga mempelajari bagaimana sebuah cerita mampu menyampaikan ide-ide besar melalui cara yang menarik.

Contoh narrative text.

Narrative text adalah © 2024 freepik.com

Narrative text adalah
freepik.com

1. The Boy Who Cried Wolf

Narrative Text (English):
Once upon a time, there was a shepherd boy who was bored as he sat on the hillside watching the village sheep. To amuse himself, he shouted, "Wolf! Wolf! The wolf is chasing the sheep!" The villagers came running to help the boy, but when they arrived, they found no wolf. The boy laughed at the sight of their angry faces.

A few days later, the boy repeated the trick, and again the villagers rushed to his aid, only to find that they had been fooled once more. However, when a real wolf finally did come, the boy cried out for help. This time, the villagers did not believe him, and the wolf devoured all the sheep.

Terjemahan (Bahasa Indonesia):
Dahulu kala, ada seorang anak gembala yang merasa bosan saat duduk di bukit mengawasi domba-domba desa. Untuk menghibur dirinya, dia berteriak, "Serigala! Serigala! Serigala sedang mengejar domba!" Penduduk desa berlari untuk membantu anak itu, tetapi ketika mereka tiba, mereka tidak menemukan serigala. Anak itu tertawa melihat wajah marah mereka.

Beberapa hari kemudian, anak itu mengulangi trik yang sama, dan sekali lagi penduduk desa bergegas membantunya, hanya untuk menemukan bahwa mereka telah dibohongi lagi. Namun, ketika serigala sungguhan akhirnya datang, anak itu berteriak meminta bantuan. Kali ini, penduduk desa tidak mempercayainya, dan serigala memakan semua domba.

2. Cinderella

Narrative Text (English):
Once upon a time, there was a kind girl named Cinderella. She lived with her wicked stepmother and two stepsisters who treated her badly. Cinderella had to do all the housework and was never allowed to attend any parties or events. One day, a royal ball was announced, and everyone was invited. Cinderella’s stepmother and stepsisters went to the ball, leaving her behind.

As she cried in despair, her fairy godmother appeared. With a wave of her wand, she turned Cinderella’s rags into a beautiful gown and her shoes into glass slippers. Cinderella went to the ball, where she danced with the prince. At midnight, she had to leave, and in her haste, she left one of her glass slippers behind. The prince searched for the owner of the slipper across the kingdom, and when he found Cinderella, they married and lived happily ever after.

Terjemahan (Bahasa Indonesia):
Dahulu kala, ada seorang gadis baik hati bernama Cinderella. Dia tinggal bersama ibu tiri yang jahat dan dua saudara tirinya yang memperlakukannya dengan buruk. Cinderella harus melakukan semua pekerjaan rumah dan tidak pernah diizinkan menghadiri pesta atau acara apa pun. Suatu hari, diumumkan adanya pesta dansa kerajaan, dan semua orang diundang. Ibu tiri dan saudara tirinya pergi ke pesta, meninggalkan Cinderella di rumah.

Saat dia menangis dalam keputusasaan, ibu peri muncul. Dengan ayunan tongkat sihirnya, ibu peri mengubah pakaian compang-camping Cinderella menjadi gaun indah dan sepatunya menjadi sepatu kaca. Cinderella pergi ke pesta dansa dan berdansa dengan pangeran. Saat tengah malam, dia harus pergi, dan dalam kesibukannya, dia meninggalkan salah satu sepatu kacanya. Pangeran mencari pemilik sepatu itu di seluruh kerajaan, dan ketika dia menemukan Cinderella, mereka menikah dan hidup bahagia selamanya.

3. The Tortoise and The Hare

Narrative Text (English):
Once upon a time, there was a hare who was very proud of his speed. He would boast to all the animals that he could outrun anyone. Tired of his arrogance, the tortoise challenged the hare to a race. The hare laughed at the idea but accepted the challenge.

On the day of the race, the hare sprinted ahead and left the tortoise far behind. Confident of his victory, the hare decided to take a nap midway through the race. Meanwhile, the tortoise kept walking slowly but steadily. When the hare woke up, he saw that the tortoise was just about to cross the finish line. The hare ran as fast as he could, but it was too late. The tortoise had won the race. The lesson of the story is that slow and steady wins the race.

Terjemahan (Bahasa Indonesia):
Dahulu kala, ada seekor kelinci yang sangat bangga dengan kecepatannya. Dia sering membanggakan diri kepada semua binatang bahwa dia bisa berlari lebih cepat dari siapa pun. Bosan dengan kesombongan kelinci, kura-kura menantangnya untuk lomba lari. Kelinci tertawa mendengar tantangan itu tetapi menerima tantangan tersebut.

Pada hari perlombaan, kelinci langsung melesat ke depan dan meninggalkan kura-kura jauh di belakang. Yakin akan kemenangannya, kelinci memutuskan untuk tidur siang di tengah perjalanan. Sementara itu, kura-kura terus berjalan perlahan namun mantap. Ketika kelinci bangun, dia melihat bahwa kura-kura hampir mencapai garis finish. Kelinci berlari secepat yang dia bisa, tetapi sudah terlambat. Kura-kura telah memenangkan perlombaan. Pelajaran dari cerita ini adalah bahwa lambat tapi pasti dapat memenangkan perlombaan.