Brilio.net - Sudah ada sejak kurang lebih 27 tahun lalu, pasar sore Ramadan Kauman masih eksis hingga saat ini. Berawal dari masyarakat sekitar yang menjual lauk pauk untuk berbuka, pasar sore ini berkembang menjadi salah satu pasar sore Ramadan yang cukup terkenal di Yogyakarta.
Pasar sore menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat saat memasuki bulan Ramadan. Seperti namanya, pasar ini digelar pada sore hari, beberapa bahkan tetap buka hingga malam tiba. Di pasar sore, banyak pedagang yang menjajakan barang dagangannya. Karena diadakan pada bulan puasa, barang yang dijajakan umumnya merupakan menu untuk berbuka, baik minuman, makanan ringan, sampai makanan berat.
Di Yogyakarta, terdapat beberapa pasar sore yang cukup dikenal oleh masyarakat secara luas. Kampung Ramadhan Jogokariyan (KRJ) mungkin menjadi pasar sore yang akrab didengar oleh telinga masyarakat Yogyakarta. Kendati demikian, sebenarnya masih terdapat banyak pasar sore Ramadan yang tersebar di seluruh Yogyakarta. Salah satu dari pasar sore tersebut adalah Pasar Sore Ramadan Kauman.
foto: mg/Nabiel Mumtaz
Pasar Sore Ramadan Kauman awalnya hanya merupakan beberapa pedagang yang berjualan lauk berbuka di kampung Kauman Yogyakarta. Baru pada kurun waktu 1996-1998, pasar sore ini mulai ada inisiasi dari RW setempat untuk mengelolanya menjadi lebih terstruktur dan lebih rapi.
"Sekitar tahun antara 1995, 1996, 1997 itu kalau kita duduk-duduk situ pas pada bulan puasa, bulan Ramadan itu ada ibu-ibu itu yang pengin jualan di situ, yang memang sudah ada yang jualan, belum sebanyak itu. Dia kan masang tenda sendiri, wong kita kan kasihan melihat ibu-ibu pasang tenda. Kemudian, kita bantu pasang dan kemudian setelah itu tahun berikutnya baru kita berfikiran wah kalo ini dikelola akan menjadi lebih menarik," ucap Muhammad Chawari, Ketua RW 11 Kauman dan juga Ketua Panitia Pasar Sore Ramadan kauman.
Mulanya, pasar sore tersebut masih berbentuk sangat sederhana. Chawari mengatakan, awalnya tenda-tenda yang dibangun masih disangga menggunakan bambu dan menggunakan terpal sebagai atapnya.
Namun, seiring berjalan waktu dan berkembangnya pasar sore ini, panitia dapat mengusahakan mendirikan tenda sendiri. Hal ini termasuk usaha panitia pada tahun 2000 untuk meminta bantuan pada Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta karena adanya semacam tawaran untuk pariwisata provinsi. Kita mengajukan dana untuk membuat tenda sama membuat meja," ucap Chawari.
foto: mg/Nabiel Mumtaz
Sekarang ini ada sekitar 50 pedagang yang berjualan di pasar sore Ramadan Kauman. Dalam perkembangannya, pedagang pasar sore ini tidak hanya berasal dari masyarakat Kauman saja. Saat ini, sudah terdapat pedagang dari berbagai tempat di Yogyakarta. "Ada yang dari Ngampilan ada, ada yang dari Imogiri, ada yang dari Gamping, ada juga yang mahasiswa," jelas Chawari
Pasar Sore Ramadan Kauman mendapatkan penerimaan yang baik dari masyarakat sekitar Kauman dan masyarakat Yogyakarta pada umumnya. Hal ini karena, pasar sore ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada masyarakat sekitar.
Pasar sore Ramadan Kauman menjual bermacam makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang dijual bervariasi mulai dari makanan tradisional Indonesia sampai makanan khas negara lain seperti nasi Briyani. Selain itu, pasar sore ramadhan kauman juga menjual makanan khas Kauman seperti kicak.
Reporter: mg/Nabiel Mumtaz Zaydane
Recommended By Editor
- Identik perang sarung, 11 momen lucu cuma ada waktu Ramadan ini bikin nostalgia
- Buka puasa di 'Jalur Gaza' Jogja, spot cari takjil yang nggak pernah sepi pembeli
- 115 Kata-kata mutiara tentang Ramadhan yang menyejukkan hati
- 50 Kata-kata inspirasi menjalankan ibadah Ramadan 2023 yang penuh makna mendalam
- Sambut Ramadan, warga bondong-bondong padusan di Umbul Saren