Brilio.net - Mempelajari banyak bahasa sejak usia dini bukan hanya bermanfaat untuk komunikasi. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan bilingual atau multilingual dapat mempengaruhi perkembangan kognitif secara positif. Semakin dini kamu mulai mempelajari bahasa, lebih besar pula dampak positif yang bisa kamu rasakan di masa depan.
Kecerdasan kognitif yang terus terasah melalui penggunaan banyak bahasa membantu otak tetap aktif. Aktivitas otak yang aktif ini bisa memperlambat munculnya gejala penyakit neurodegeneratif seperti demensia. Dengan kata lain, kemampuan berbahasa yang baik bukan hanya sekadar keterampilan komunikasi, tetapi juga investasi kesehatan jangka panjang.
Selain itu, belajar banyak bahasa bisa membuka pintu bagi pemahaman budaya yang lebih luas. Terlebih pengetahuan tentang budaya lain akan menambah kedalaman cara pandang sekaligus meningkatkan keterampilan sosial. Inilah yang membuat penguasaan banyak bahasa memiliki manfaat jauh lebih besar dibandingkan sekadar mampu berbicara dengan orang dari negara lain.
Berikut ulasan manfaat belajar banyak bahasa, seperti dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (22/10).
1. Meningkatkan kecerdasan kognitif.
foto: freepik.com
Belajar banyak bahasa sejak dini terbukti mampu meningkatkan kecerdasan kognitif. Penelitian dari National Institutes of Health menemukan bahwa anak-anak yang bilingual cenderung lebih baik dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis dibanding yang hanya menguasai satu bahasa. Kegiatan belajar bahasa baru melatih otak untuk lebih fleksibel, sehingga kemampuan multitasking dan daya ingat anak dapat terasah.
Anak-anak yang mempelajari bahasa asing juga memiliki kemampuan lebih baik dalam mengalihkan fokus antar tugas. Hal ini disebabkan oleh bagaimana otak dipaksa untuk bekerja lebih keras saat memproses dan memahami bahasa yang berbeda. Dalam jangka panjang, hal ini membantu memperlambat penurunan fungsi otak seiring bertambahnya usia, termasuk mengurangi risiko terkena penyakit Alzheimer dan demensia.
Selain itu, keterampilan pemecahan masalah yang lebih baik membuat anak-anak yang belajar banyak bahasa lebih cepat dalam membuat keputusan. Kebiasaan untuk berpikir cepat dan mengambil tindakan yang tepat dapat dilatih sejak usia dini melalui pemahaman bahasa yang berbeda. Proses belajar yang menantang ini akhirnya memperkaya kecerdasan kognitif.
2. Meningkatkan kemampuan memori.
Anak-anak yang belajar lebih dari satu bahasa memiliki kemampuan memori yang lebih kuat. Sebuah penelitian dari Harvard University menunjukkan bahwa otak bilingual memiliki kapasitas memori jangka pendek yang lebih baik daripada monolingual. Saat mempelajari bahasa baru, otak secara aktif menyimpan, mengingat, dan mengelola informasi yang berbeda, yang secara tidak langsung melatih daya ingat.
Memori yang terasah ini tidak hanya bermanfaat dalam pembelajaran bahasa, tetapi juga dalam bidang lain, seperti matematika dan sains. Anak yang memiliki memori yang lebih baik cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi. Manfaat ini tidak hanya terasa saat masa kanak-kanak, tetapi juga berlanjut hingga dewasa, terutama dalam menjaga fungsi kognitif tetap optimal.
Otak yang terus dilatih dengan memori berbahasa mampu menunda munculnya gejala penurunan memori, seperti yang terjadi pada penderita demensia. Oleh karena itu, belajar banyak bahasa sejak usia dini bisa menjadi salah satu cara efektif untuk menjaga kesehatan otak di masa tua.
3. Meningkatkan kemampuan sosial dan empati.
foto: freepik.com
Kemampuan berbahasa lebih dari satu membuka peluang untuk memahami budaya yang berbeda, yang kemudian meningkatkan empati dan kemampuan sosial. Anak-anak yang belajar banyak bahasa akan lebih peka terhadap perbedaan budaya dan lebih mudah memahami sudut pandang orang lain. Ini membuat mereka lebih mudah beradaptasi dalam lingkungan sosial yang beragam.
Anak-anak yang bilingual atau multilingual juga cenderung memiliki keterampilan komunikasi yang lebih baik. Mereka lebih terampil dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dengan cara yang lebih efektif. Hal ini meningkatkan kepercayaan diri mereka saat berinteraksi dengan orang lain.
4. Mengembangkan kreativitas.
Belajar banyak bahasa mendorong anak untuk berpikir lebih kreatif. Saat belajar bahasa, anak-anak dilatih untuk menemukan cara baru dalam menyampaikan ide-ide mereka. Proses ini meningkatkan kemampuan berpikir divergen, yaitu kemampuan untuk menghasilkan solusi yang kreatif untuk sebuah masalah.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak bilingual lebih unggul dalam tugas-tugas yang memerlukan pemikiran kreatif. Mereka cenderung lebih mampu menghasilkan ide-ide unik dan out-of-the-box. Kreativitas yang terasah ini juga membantu dalam menyelesaikan masalah di berbagai aspek kehidupan, baik di sekolah maupun dalam situasi sehari-hari.
Selain itu, kreativitas yang terasah dapat membuka pintu bagi peluang karier di masa depan. Anak-anak yang memiliki kemampuan berpikir kreatif dan menguasai banyak bahasa memiliki keunggulan kompetitif dalam dunia kerja yang semakin global.
5. Mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif.
foto: freepik.com
Salah satu manfaat paling signifikan dari belajar banyak bahasa adalah mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti demensia dan Alzheimer. Sebuah studi dari University of Edinburgh menemukan bahwa orang yang bilingual memiliki kemungkinan lebih kecil mengalami penurunan kognitif di usia lanjut. Kemampuan berbahasa yang terus diasah membantu menjaga fungsi otak tetap optimal.
Aktivitas otak yang lebih tinggi akibat belajar dan menggunakan banyak bahasa menciptakan cadangan kognitif. Cadangan ini bertindak sebagai perlindungan bagi otak, yang membantu melawan efek penuaan. Orang yang menguasai lebih dari satu bahasa cenderung menunjukkan gejala demensia beberapa tahun lebih lambat dibandingkan mereka yang hanya menguasai satu bahasa.
Selain itu, kemampuan otak yang terlatih untuk terus bekerja lebih keras dalam menggunakan bahasa yang berbeda dapat menjaga kesehatan mental. Proses ini membantu menghindari penurunan fungsi otak yang terjadi secara alami seiring bertambahnya usia.
6. Meningkatkan prestasi akademik.
Anak-anak yang belajar lebih dari satu bahasa cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih baik. Kemampuan kognitif yang lebih tajam membuat mereka lebih cepat memahami pelajaran di sekolah. Selain itu, kemampuan multitasking yang dimiliki anak bilingual membantu mereka mengelola berbagai mata pelajaran secara efisien.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak bilingual cenderung unggul dalam bidang matematika, sains, dan literasi. Mereka memiliki keterampilan yang lebih baik dalam memecahkan masalah dan menganalisis informasi. Hal ini memberi mereka keunggulan kompetitif dalam bidang akademik dan karier.
Selain itu, penguasaan bahasa asing bisa membuka peluang untuk belajar di luar negeri. Banyak universitas internasional menawarkan beasiswa untuk siswa yang memiliki keterampilan bahasa asing, sehingga anak-anak dengan kemampuan bilingual memiliki lebih banyak opsi untuk pendidikan lanjutan.
7. Meningkatkan kepercayaan diri.
foto: freepik.com
Menguasai banyak bahasa membuat anak merasa lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan orang lain. Mereka tidak hanya memiliki keterampilan komunikasi yang lebih baik, tetapi juga merasa lebih nyaman berbicara dengan orang dari berbagai latar belakang. Kepercayaan diri ini penting dalam membentuk karakter yang kuat. Pada akhirnya, belajar banyak bahasa sejak usia dini tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan otak, tetapi juga memperkaya pengalaman hidup. Kamu akan merasakan manfaat ini seumur hidup.
Recommended By Editor
- Waspada penyebaran penyakit filariasis, kenali penyebab, gejala, dan cara mencegahnya
- Tak hanya bantu kurangi risiko miopi, ini 8 manfaat habiskan waktu di lingkungan hijau
- Golongan darah A berisiko terkena stroke, kenali pemicunya sejak dini
- Mengenal Bordeline Personality Disorder, ini penyebab, gejala dan cara mengatasinya
- Bakteri salmonella ditemukan pada telur, kenali risiko kesehatan dan cara mencegahnya
- Mengenal infeksi ginjal kondisi kesehatan yang dialami Liam Payne, penyebab, ciri-ciri dan mencegahnya
- 3 Jenis pencemaran lingkungan dan penyebabnya yang merusak ekosistem