Brilio.net - Saat ini, Indonesia sedang berusaha memperkuat sistem pendidikan agar lebih kompetitif di tingkat global. Salah satu langkahnya adalah mengadopsi metode pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), sebuah pendekatan yang sudah terbukti efektif dalam menyiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja dan teknologi masa depan.

Presiden Prabowo Subianto, berpesan pada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti untuk mengembangkan pembelajaran STEM. Pemahaman mendalam tentang STEM sangat penting bagi generasi muda Indonesia, diharapkan mampu membantu perkembangan industri dan teknologi yang pesat di era digital. Dengan menekankan pentingnya pendidikan STEM, Prabowo berharap Indonesia bisa mencetak generasi yang tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya secara praktis.

Pembelajaran STEM Berbagai sumber

foto: Instagram/@prabowo

Penerapan STEM dalam kurikulum nasional bisa memberikan dampak signifikan bagi generasi mendatang. Pembelajaran STEM berfokus pada pendekatan interdisipliner, yang artinya berbagai disiplin ilmu ini tidak diajarkan secara terpisah, melainkan dalam satu kesatuan yang saling berkaitan. Ini membantu siswa untuk memahami bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi saling berhubungan dan bisa diterapkan dalam kehidupan nyata. Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional juga mendukung inisiatif ini dengan melakukan berbagai riset tentang efektivitas metode STEM dalam meningkatkan kualitas belajar siswa di Indonesia.

Lalu, apa sebenarnya STEM itu? Mengapa pembelajaran ini dinilai penting bagi generasi muda, dan bagaimana metode belajarnya? Brilio.net merangkum dari berbagai sumber, Jumat (25/10), berikut pengertiannya.

Pengertian STEM.

Pembelajaran STEM Berbagai sumber

foto: freepik.com

STEM merupakan singkatan dari Science, Technology, Engineering, dan Mathematics. Keempat bidang ini menjadi fondasi dari banyak inovasi teknologi dan ilmiah yang kita nikmati saat ini. Sederhananya, STEM adalah pendekatan pendidikan yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu dalam satu kurikulum terpadu. Jadi, kamu tidak hanya belajar sains, teknologi, teknik, dan matematika secara terpisah, tetapi juga memahami bagaimana mereka saling berinteraksi dalam berbagai proyek atau tantangan yang nyata.

Pendidikan STEM diperkenalkan sebagai jawaban atas meningkatnya kebutuhan tenaga kerja di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Laporan dari National Science Foundation (NSF) menunjukkan bahwa pekerja di bidang STEM memiliki peluang kerja yang lebih tinggi dan gaji yang lebih baik dibandingkan bidang lainnya. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak negara, termasuk Indonesia, mulai mengadopsi metode pembelajaran ini untuk menyiapkan generasi yang siap bersaing di masa depan.

Selain itu, STEM juga mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis. Dalam pembelajaran STEM, siswa diajak untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis data, dan mencari solusi melalui eksperimen dan inovasi. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high-order thinking skills) yang sangat dibutuhkan di era digital saat ini.

Metode belajar STEM.

Metode pembelajaran STEM dirancang agar siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan lebih aktif dalam mencari solusi dari permasalahan yang diberikan. Salah satu metode yang sering digunakan adalah project-based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis proyek. Dalam metode ini, siswa diberi proyek yang memerlukan pemahaman lintas bidang STEM. Misalnya, mereka bisa diminta merancang jembatan mini menggunakan prinsip fisika dan matematika, serta teknologi sederhana. Berdasarkan penelitian dari University of California pada 2021, metode PBL terbukti meningkatkan pemahaman konsep siswa lebih efektif dibandingkan pembelajaran tradisional.

Metode lain yang populer dalam pembelajaran STEM adalah inquiry-based learning atau pembelajaran berbasis penyelidikan. Di sini, siswa diajak untuk merumuskan pertanyaan, mengumpulkan data, dan menganalisis hasil untuk menemukan jawaban atau solusi. Metode ini dianggap efektif dalam melatih kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, karena siswa secara langsung terlibat dalam proses pengumpulan dan analisis informasi. Studi dari American Educational Research Association (AERA) menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui pendekatan penyelidikan cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik.

Pembelajaran STEM juga kerap menggunakan teknologi simulasi sebagai sarana untuk menguji konsep atau teori yang dipelajari. Misalnya, siswa dapat menggunakan aplikasi simulasi untuk mempelajari konsep-konsep fisika atau biologi yang kompleks. Ini tidak hanya membantu mereka memahami teori secara mendalam, tetapi juga memberikan pengalaman praktis tanpa memerlukan peralatan laboratorium yang mahal. Dengan cara ini, siswa dapat lebih merasakan langsung aplikasi dari apa yang mereka pelajari.

Manfaat pembelajaran STEM.

Pembelajaran STEM Berbagai sumber

foto: freepik.com

Pembelajaran STEM memberikan sejumlah manfaat yang besar bagi siswa. Salah satu manfaat utama dari pendidikan STEM adalah kemampuan untuk berpikir secara kritis dan kreatif. Karena STEM menekankan pendekatan interdisipliner, siswa belajar untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan mencari solusi yang inovatif. Menurut World Economic Forum (WEF), keterampilan ini adalah salah satu yang paling dicari oleh perusahaan di seluruh dunia, terutama dalam bidang teknologi dan sains.

Selain itu, STEM juga menumbuhkan rasa percaya diri dan kemauan untuk berinovasi. Ketika siswa mampu memecahkan suatu masalah atau menyelesaikan proyek STEM dengan sukses, mereka akan merasa lebih percaya diri terhadap kemampuan mereka. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Science Education and Technology menyebutkan bahwa siswa yang terbiasa belajar STEM memiliki kecenderungan untuk lebih berani dalam mengeksplorasi ide-ide baru dan menciptakan solusi inovatif.

Terakhir, STEM mempersiapkan siswa untuk dunia kerja yang kian berkembang di era teknologi ini. Bidang-bidang seperti kecerdasan buatan, teknologi informasi, dan teknik robotik semuanya membutuhkan tenaga kerja yang terampil dalam disiplin STEM. Dengan mempelajari STEM sejak dini, siswa akan lebih siap menghadapi dunia kerja yang penuh dengan persaingan dan tuntutan akan keterampilan tinggi. Menurut data dari Bureau of Labor Statistics, pekerjaan dalam bidang STEM diproyeksikan tumbuh 8% dari 2019 hingga 2029, jauh lebih cepat dibandingkan rata-rata pekerjaan lainnya.