Brilio.net - Fenomena langit biru di Jakarta belakangan ini menarik perhatian publik. Dalam dua pekan terakhir, kualitas udara di ibu kota menunjukkan peningkatan signifikan, tidak lagi masuk kategori 'tidak sehat'. Berdasarkan data dari aplikasi pemantau udara Nafas, Air Quality Index (AQI) di Jakarta dari 28 November hingga 3 Desember 2024 ini tercatat berada di bawah 50 poin. Angka ini menandakan kualitas udara yang baik, dengan polusi yang jauh lebih rendah dibandingkan sebelumnya.  

AQI dihitung berdasarkan tingkat konsentrasi partikel polutan berukuran sangat kecil, yaitu Particulate Matter (PM) 2.5. Nilai indeks antara 0-50 menandakan udara bersih yang aman untuk dihirup. Salah satu faktor utama perubahan ini yakni pergerakan angin yang cukup kencang di wilayah Jakarta. Angin yang bertiup membantu mengurangi konsentrasi partikel polutan PM2.5 di atmosfer, sehingga udara menjadi lebih bersih.  

Menurut laporan Nafas, angin kencang yang bertiup sejak 21 November dipengaruhi oleh pusat tekanan rendah di sekitar siklon tropis Robyn. Fenomena ini menghasilkan hembusan angin yang kuat hingga Selat Sunda dan berdampak pada wilayah Jakarta. Selain angin, curah hujan selama musim penghujan juga memiliki peran besar.

Fenomena langit biru di Jakarta © 2024 X

Fenomena langit biru di Jakarta
X/@KitaKawanKakak

Melansir dari laman resminya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan bahwa polutan yang biasanya banyak terjebak di atmosfer pada musim kemarau dapat tersapu oleh hujan. Setelah hujan turun, jarak pandang meningkat lalu udara menjadi lebih bersih karena polusi terendapkan.

Fenomena langit biru ini mengingatkan pentingnya memahami dampak cuaca terhadap kualitas udara. Kombinasi angin dan curah hujan tidak hanya membawa udara segar tetapi juga memperbaiki kondisi lingkungan secara keseluruhan. Lantas apa saja dampak hujan terhadap kualitas udara dan cuaca ini? Yuk simak ulasan lengkapnya yang disadur brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (3/12).

Dampak curah hujan terhadap kualitas udara dan cuaca

Fenomena langit biru di Jakarta © 2024 X

Fenomena langit biru di Jakarta
X/@trotoarku

1. Membersihkan udara dari polutan  

Hujan memiliki kemampuan alami untuk membersihkan udara dari partikel-partikel polutan seperti debu, asap, hingga partikel kimia lainnya. Ketika hujan turun, tetesan air menarik partikel-partikel ini ke tanah, proses ini dikenal sebagai wet deposition.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Atmospheric Research, hujan efektif dalam mengurangi konsentrasi Particulate Matter (PM) 2.5, yaitu partikel kecil yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Inilah sebabnya kualitas udara seringkali membaik setelah hujan.  

2. Menurunkan suhu udara
 
Hujan membantu menurunkan suhu udara melalui proses pendinginan evaporatif. Ketika air hujan menguap di permukaan tanah, dia menyerap panas dari lingkungan, sehingga suhu udara menurun. Penelitian dari Journal of Applied Meteorology and Climatology menunjukkan bahwa hujan dapat mengurangi efek urban heat island di kota-kota besar seperti Jakarta, membuat suhu terasa lebih nyaman setelah hujan.  

3. Meningkatkan kelembaban atmosfer  

Setelah hujan, kelembapan udara meningkat secara signifikan karena uap air yang dilepaskan dari tetesan hujan. Kelembapan yang lebih tinggi ini membuat udara lebih nyaman, terutama di daerah yang cenderung kering. Menurut Journal of Hydrology, peningkatan kelembapan juga membantu memperbaiki kesehatan saluran pernapasan manusia, yang seringkali terganggu di lingkungan dengan kelembapan rendah.  

Fenomena langit biru di Jakarta © 2024 X

Fenomena langit biru di Jakarta
X/@mdrdty13

4. Mengurangi gas pencemar  

Selain membersihkan udara dari partikel, hujan juga efektif dalam mengurangi gas-gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO), dan sulfur dioksida (SO). Gas-gas ini larut dalam air hujan, kemudian terbawa ke tanah. Penelitian yang diterbitkan dalam Environmental Science & Technology menyebutkan bahwa hujan berperan penting dalam mengurangi konsentrasi gas pencemar, khususnya selama musim hujan.  

5. Memperbaiki jarak pandang
 
Pada hari-hari yang penuh polusi, jarak pandang seringkali terganggu oleh partikel-partikel kecil yang melayang di udara. Hujan membantu menghilangkan partikel ini, membuat udara menjadi lebih jernih. Menurut laporan dari World Meteorological Organization (WMO), jarak pandang dapat meningkat hingga 70% setelah hujan deras, yang merupakan salah satu alasan mengapa langit terlihat lebih biru setelah hujan.  

6. Mendukung ekosistem tanah dan air  

Hujan yang membawa polutan dari udara ke tanah dapat memberikan manfaat bagi lingkungan, seperti memberikan nutrisi tambahan untuk tumbuhan. Namun, ini tergantung pada jenis polutan yang terbawa. Studi dari Nature Communications menunjukkan bahwa nutrisi tertentu, seperti nitrogen, dapat meningkatkan kesuburan tanah, meskipun keberadaan bahan kimia berbahaya tetap perlu diawasi.  

Fenomena langit biru di Jakarta © 2024 X

Fenomena langit biru di Jakarta
X/@__4Lf4th112ad7a

7. Menciptakan stabilitas atmosfer  

Ketika hujan turun, dia membantu menyeimbangkan suhu dan tekanan udara di atmosfer. Penelitian dari Geophysical Research Letters menunjukkan bahwa hujan sering kali diikuti oleh stabilitas atmosfer yang lebih besar, mengurangi kemungkinan badai atau cuaca ekstrem. Proses ini berperan penting dalam menjaga kestabilan cuaca di wilayah tropis seperti Indonesia.  

8. Mengurangi efek debu dan alergi
 
Hujan membantu menghilangkan alergen seperti serbuk sari lalu debu dari udara, yang dapat memicu alergi pada banyak orang. Menurut Journal of Allergy and Clinical Immunology, hujan mengurangi konsentrasi alergen di udara hingga 60%, sehingga memberikan kenyamanan bagi mereka yang memiliki sensitivitas terhadap debu maupun serbuk sari.  

9. Menciptakan efek pendinginan global  

Secara global, hujan berkontribusi pada pendinginan planet ini melalui siklus air. Ketika uap air naik ke atmosfer lalu membentuk awan, proses ini membantu mengurangi efek pemanasan global. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Climate Dynamics menunjukkan bahwa curah hujan tinggi di daerah tropis berperan penting dalam menurunkan suhu atmosfer di tingkat global.  

Hujan bukan hanya fenomena alam yang menyegarkan tetapi juga berkontribusi besar dalam menjaga kualitas udara dan cuaca. Dengan penelitian yang mendukung berbagai manfaat ini, hujan menjadi salah satu mekanisme alam yang sangat berharga untuk kehidupan manusia maupun ekosistem.