Brilio.net - Hari Santri adalah hari yang diperingati setiap 22 Oktober di Indonesia. Tanggal ini ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015 melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Penetapan ini bukan tanpa alasan, melainkan sebagai bentuk penghormatan kepada perjuangan kaum santri, atau sering disebut "kaum sarungan," yang telah berjasa dalam membela kemerdekaan Indonesia. Mereka tidak hanya terlibat dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di masa revolusi.
Kaum santri memiliki peran penting dalam sejarah bangsa, terutama dalam gerakan melawan penjajahan. Sebagai bagian dari komunitas pesantren, mereka tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada generasi muda. Pesantren menjadi salah satu lembaga yang menyebarkan semangat perjuangan kemerdekaan kepada masyarakat luas, terutama di masa-masa sulit perjuangan fisik melawan penjajah. Semangat ini terus hidup dan menjadi inspirasi hingga ditetapkannya Hari Santri.
Peringatan Hari Santri bukan hanya sekadar seremoni tahunan. Lebih dari itu, hari ini mengingatkan akan pentingnya kontribusi semua elemen masyarakat dalam perjuangan meraih dan mempertahankan kemerdekaan, termasuk dari kalangan santri. Peringatan ini juga merupakan momentum untuk merenungkan nilai-nilai kebangsaan, semangat jihad fisabilillah, serta perjuangan kolektif yang tanpa pamrih demi kemerdekaan Indonesia.
Berikut sejarah lengkap tercetusnya Hari Santri, dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Senin (14/10).
Faktor penyebab tercetusnya Hari Santri.
foto: netflix.com
Salah satu faktor utama yang melatarbelakangi tercetusnya Hari Santri adalah fatwa Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi Jihad ini menyerukan kepada kaum muslimin, khususnya para santri dan ulama, untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman tentara Belanda yang berusaha kembali menjajah setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Seruan ini menjadi titik balik dalam sejarah perjuangan Indonesia, karena berhasil menggerakkan ribuan santri dan rakyat untuk ikut dalam pertempuran.
Seruan jihad tersebut memperkuat semangat patriotisme dan keberanian di kalangan rakyat. Di saat para pejuang merasa dilema antara mempertahankan negara yang baru merdeka atau membiarkan pasukan asing menduduki kembali tanah air, Resolusi Jihad datang sebagai panggilan suci yang tak bisa diabaikan. Kaum santri yang terbiasa dengan semangat keikhlasan dan pengorbanan dalam kehidupan sehari-hari menjadi garda terdepan dalam perjuangan ini.
Selain Resolusi Jihad, faktor lainnya adalah peran santri dalam mempertahankan kemerdekaan di berbagai daerah di Indonesia. Pertempuran heroik di Surabaya pada 10 November 1945 yang dipimpin oleh Bung Tomo adalah contoh nyata bagaimana seruan jihad menginspirasi perlawanan massal rakyat, khususnya dari kalangan santri. Sejak itulah, peran santri dalam perjuangan melawan penjajah semakin diakui dan dihargai oleh masyarakat luas.
Latar belakang kaum santri di era kemerdekaan.
foto: netflix.com
Di era kemerdekaan, kaum santri bukanlah kelompok yang pasif. Mereka memiliki peran strategis dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, baik melalui gerakan fisik maupun diplomasi. Pesantren sebagai basis pendidikan kaum santri telah lama menjadi tempat di mana ide-ide kebebasan, nasionalisme, dan perlawanan terhadap penjajahan dibentuk dan disebarkan. Pesantren juga menjadi wadah untuk mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya paham agama, tetapi juga siap membela tanah air.
Para santri dipandang sebagai pejuang yang memiliki moral dan integritas tinggi. Salah satu contoh santri yang sangat terkenal adalah KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, yang memimpin perjuangan kaum santri dalam melawan penjajah. Beliau mengajarkan bahwa mempertahankan negara dari ancaman penjajahan adalah bagian dari kewajiban agama. Pemikiran inilah yang menjadi dasar Resolusi Jihad yang sangat monumental.
Selain itu, kaum santri memiliki jaringan yang kuat di seluruh pelosok Nusantara. Dengan jaringan ini, mereka mampu menggerakkan massa dengan cepat dan efektif, terutama ketika negara dalam kondisi darurat. Kemampuan santri untuk mengkoordinasikan perlawanan di berbagai daerah, seperti di Surabaya, Jawa Barat, dan Sumatra, menjadikan mereka elemen penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Proses Resolusi Jihad.
foto: Instagram/@almunawwir_com
Resolusi Jihad lahir dari sebuah situasi darurat, di mana pasukan Sekutu (yang di dalamnya termasuk tentara Belanda) berusaha menduduki kembali Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan. Pada saat itu, masyarakat Indonesia masih dalam euforia kemerdekaan, tetapi ancaman dari pasukan asing segera mengguncang ketenangan tersebut. KH Hasyim Asy'ari, sebagai tokoh penting Nahdlatul Ulama dan pemimpin kaum santri, merasa perlu untuk mengeluarkan fatwa yang memberikan pedoman moral dan religius bagi umat Islam untuk mempertahankan tanah air.
Fatwa Resolusi Jihad dikeluarkan dalam sebuah pertemuan besar para ulama di Surabaya. Isi dari fatwa ini menegaskan bahwa membela negara dari penjajah adalah wajib bagi setiap umat Islam. Para ulama dan santri diminta untuk berjuang secara total demi mempertahankan kemerdekaan yang telah diperoleh dengan susah payah. Perlawanan ini dianggap sebagai bentuk jihad, yang berarti perjuangan suci dalam membela kebenaran.
Setelah fatwa dikeluarkan, ribuan santri dari berbagai pesantren di Jawa dan daerah lainnya berkumpul dan bersiap menghadapi pasukan Sekutu. Perlawanan puncak terjadi di Surabaya pada 10 November 1945, yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan. Pertempuran itu memperlihatkan semangat juang kaum santri yang rela berkorban demi kemerdekaan bangsa. Tidak sedikit dari mereka yang gugur dalam pertempuran, tetapi perjuangan mereka mengukir sejarah emas bagi bangsa Indonesia.
Sebagai wujud penghormatan atas perjuangan kaum santri, Hari Santri Nasional ditetapkan sebagai hari besar nasional. Peringatan ini adalah pengingat bahwa perjuangan kemerdekaan tidak hanya dilakukan oleh militer, tetapi juga oleh masyarakat sipil, termasuk kaum santri. Melalui Hari Santri, generasi muda diharapkan dapat terus mengingat dan meneladani semangat perjuangan para pendahulu dalam menjaga kedaulatan negara.
Hari Santri bukan hanya sekadar peringatan rutin, melainkan penghormatan kepada kaum santri yang telah memberikan kontribusi besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Dengan latar belakang sejarah yang panjang, mulai dari Resolusi Jihad hingga keterlibatan kaum santri dalam mempertahankan negara, peringatan ini menjadi bukti bahwa kaum santri memiliki andil besar dalam sejarah bangsa. Semangat perjuangan mereka harus terus diingat dan dihidupkan dalam upaya menjaga kedaulatan dan kemajuan Indonesia di masa kini dan mendatang.
Recommended By Editor
- Sandi disebut santri Post-Islamisme, apa artinya? Ini penjelasannya
- Dulu viral, santri sebut Prabowo menteri Jokowi jadi kenyataan
- Momen lucu dialog santri Luhut dan Jokowi, minta didoakan jadi menteri
- Cerita haru keinginan santri korban Lapindo, ungkap langsung ke Jokowi
- 11 Momen Rafathar belajar di pesantren, sempat nangis di kamar
- Kisah santri tak pernah dijenguk keluarga selama 1 tahun, bikin nyesek
- Wisuda tak didampingi ibu, jawaban santri cilik ini bikin pengin mewek