Brilio.net - Obat terbuat dari bahan kimia yang biasa dipakai untuk menyembuhkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan. Contohnya obat paracetamol yang tergolong dijual bebas, dipakai untuk penurun panas dan pereda nyeri buat orang dewasa dan anak-anak.

Namun, beberapa orang seringkali meminum obat untuk merasakan sensasi tenang, rekreasi, atau menghindari masalah emosional. Beberapa obat dengan kandungan yang cukup keras juga kerap disalahgunakan.

Penyalahgunaan obat tanpa resep dokter atau tujuan medis yang sah dapat membawa berbagai dampak negatif. Baik bagi diri sendiri maupun masyarakat.

Salah satu akibat yang paling jelas adalah dampak kesehatan fisik. Penggunaan obat secara tidak benar atau berlebihan, menyalahi aturan dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh, seperti hati dan ginjal, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan pernapasan.

Bahkan parahnya lagi jika overdosis obat, terutama narkotika dan psikotropika dapat berakibat fatal. Bisa pula menyebabkan kematian mendadak akibat gangguan fungsi organ vital seperti jantung dan otak.

Selain dampak fisik, penyalahgunaan obat juga membawa konsekuensi serius terhadap kesehatan mental. Penggunaan jangka panjang dari beberapa obat, terutama yang bersifat psikoaktif seperti stimulan dan depresan, dapat menyebabkan ketergantungan dan kecanduan. Ini seringkali disertai dengan gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan psikosis. Ketergantungan pada obat-obatan ini membuat individu sulit untuk berhenti menggunakannya tanpa bantuan profesional, yang pada akhirnya memperburuk kondisi mental.

Dampak sosial dari penyalahgunaan obat juga signifikan. Individu yang menyalahgunakan obat sering kali mengalami masalah dalam hubungan interpersonal, baik dengan keluarga, teman, maupun rekan kerja. Pengonsumsi obat tersebut cenderung mengalami penurunan kinerja di tempat kerja atau sekolah, yang dapat mengarah pada pengangguran atau putus sekolah. Selain itu, ketergantungan obat sering kali mendorong perilaku kriminal, seperti pencurian atau perdagangan narkoba.

Pada tingkat masyarakat, penyalahgunaan obat membebani sistem kesehatan dan ekonomi. Biaya perawatan medis untuk mengatasi masalah kesehatan akibat penyalahgunaan obat sangat tinggi, termasuk perawatan darurat, rehabilitasi, dan dukungan psikologis. Selain itu, produktivitas kerja yang menurun dan peningkatan angka kriminalitas juga berdampak negatif terhadap ekonomi serta stabilitas sosial. Oleh karena itu, penyalahgunaan obat bukan hanya masalah individu, tetapi juga menjadi tantangan besar bagi masyarakat secara keseluruhan.

Maka dari itu, penting sekali mengetahui obat-obatan yang seringkali disalahgunakan. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (22/5), berikut 10 obat-obatan yang seringkali disalahgunakan yang perlu kamu ketahui.

 

1. Amitriptilin.

obat-obatan freepik.com

foto: freepik.com

Amitriptilin adalah antidepresan yang berfungsi mengobati berbagai kondisi seperti depresi, nyeri kronis, dan beberapa jenis gangguan kecemasan. Amitriptilin bekerja untuk memengaruhi neurotransmiter di otak agar membantu mengatur suasana hati. Namun, jika diminum secara berlebihan, obat ini bisa menyebabkan gangguan irama jantung yang berbahaya.

2. Tramadol.

obat-obatan freepik.com

foto: freepik.com

Tramadol termasuk obat analgesik yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat. Obat sintetik ini mirip dengan opioid, bekerja mempengaruhi cara kerja otak dan sistem saraf ketika merespons rasa sakit. Tramadol sering diresepkan dokter untuk mengelola nyeri akut setelah operasi atau cedera, serta nyeri kronis yang sulit diobati dengan obat pereda nyeri biasa. Namun, tramadol jika digunakan secara berlebihan dapat berakibat fatal kepada sistem pernapasan dan jantung.

3. Triheksilfenidil.

obat-obatan freepik.com

foto: freepik.com

Triheksilfenidil untuk mengobati gejala penyakit parkinson dan gangguan ekstrapiramidal lainnya yang disebabkan oleh obat antipsikotik. Namun obat ini bisa berakibat fatal ketika diminum berlebihan. Triheksilfenidil memiliki efek samping seperti delirium dan dehidrasi ringan. Ketika disalahgunakan, obat triheksilfenidil bisa menyebabkan gangguan penglihatan, saluran pencernaan, dan kemih.

4. Haloperidol.

Haloperidol adalah obat yang berfungsi untuk kondisi mental dan emosional, seperti skizofrenia, gangguan psikotik, dan gangguan tics yang terkait dengan sindrom tourette. Obat ini juga bisa digunakan untuk mengatasi gejala akut dari mania atau suasa hati pada gangguan bipolar dan untuk mengontrol mual serta muntah yang parah. Jika obat haloperidol diminum tidak sesuai dosis yang dianjurkan dokter, bisa mengakibatkan gangguan pergerakan seperti penyakit parkinson.

5. Klorpromazin.

Klorpromazin digunakan untuk mengobati berbagai kondisi mental dan emosional, seperti skizofrenia, bipolar, dan masalah perilaku yang parah. Klorpromazin juga dapat digunakan untuk mengendalikan mual dan muntah, mengatasi masalah kecemasan, serta sebagai obat penenang sebelum operasi. Namun jika obat ini disalahgunakan, bisa menyebabkan sedasi akibat pengikatan dengan reseptor histamin. Dapat mengakibatkan tekanan darah rendah dan masalah irama jantung.

 

6. Amfetamin.

Amfetamin digunakan untuk mengobati gangguan perhatian, hiperaktivitas (ADHD), dan narkolepsi. Kondisi yang menyebabkan kantuk berlebihan serta serangan tidur mendadak. Amfetamin membantu meningkatkan fokus, perhatian, dan energi. Jika disalahgunakan, amfetamin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, gangguan tidur, dan gangguan mental.

7. Dekstrometorfan.

Dekstrometorfan (DXM) adalah obat yang biasa digunakan sebagai penekan atau meredakan batuk. Dekstrometorfan bekerja pada pusat batuk di otak untuk mengurangi dorongan batuk, sehingga membantu mengendalikan batuk yang tidak produktif. Penggunaan dekstrometorfan secara berlebihan bisa mengakibatkan tekanan dalam sistem saraf pusat, mengakibatkan depresi, dan risiko serius.

8. Opioid.

Opioid digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang parah atau kronis. Obat opioid berfungsi juga untuk mengurangi persepsi rasa sakit dan memberikan perasaan relaksasi atau euforia. Jika disalahgunakan, opioid dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis.

9. Antidepresan.

Antidepresan digunakan untuk mengobati gangguan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan makan, serta beberapa jenis nyeri kronis. Obat antidepresan berperan mengatur suasana hati, emosi, dan perilaku. Jika disalahgunakan, obat ini dapat menyebabkan gejala penarikan mencakup kecemasan, kegelisahan, kelelahan, dan lainnya yang serius.

10. Benzodiazepin.

Benzodiazepin dipakai untuk mengobati kecemasan, gangguan tidur, kejang, dan gejala penarikan alkohol. Obat benzodiazepin ini memberikan efek tenang, antikecemasan, dan antikonvulsan. Namun benzodiazepin dapat mengakibatkan kecanduan dan penurunan fungsi kognitif jika disalahgunakan.